Ganjar ajak dialog ibu-ibu penolak pembangunan pabrik semen
Ganjar ingin menengahi masalah pembangunan pabrik yang mendapat penolakan keras dari warga.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, akhirnya menemui puluhan warga yang bertahan di bawah tenda di dekat lokasi tapak pabrik semen milik PT Semen Indonesia, di kawasan antara Desa Kadiwono Kecamatan Bulu dengan Desa Kajar Kecamatan Gunem, Jumat (27/6) sore.
Ganjar mengajak warga yang masih kontra dengan rencana pendirian pabrik semen untuk berdialog dengan pihak-pihak yang terkait, baik dari mereka yang pro, pihak Pemerintah, dan pihak PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. Namun lebih dahulu Ganjar meminta mereka yang kontra untuk menunjuk wakilnya.
"Tentukan dulu siapa yang akan mewakili (warga). Apakah Bu Sutinah atau siapa. Wakil ini penting agar jelas siapa yang bertanggung jawab. Warga juga bisa menunjuk ahli yang paling bisa percaya. Intinya tentukan dulu wakil, agar kita bisa 'rembugan'," ujar Ganjar kepada warga.
Setelah wakil mereka ditunjuk yakni Joko Supriyanto warga Desa Tegaldowo Kecamatan Gunem, Ganjar memberikan waktu satu minggu kepada warga untuk menyusun segala sesuatunya, termasuk hal apa saja yang harus didialogkan dengan semua pihak.
"Semua harus diperlakukan secara adil. Silakan susun agendanya. Kita (Gubernur) yang akan menjadwalkan. Tak berikan waktu seminggu ya untuk menyusun dan mencari orang yang paling ahli yang dipercaya warga," kata Gubernur.
Dalam kesempatan itu, warga sempat mengotot untuk meminta penarikan alat berat dari lokasi tapak pabrik, sebelum warga dipertemukan dengan para pihak terkait pabrik semen. Namun Ganjar menyatakan, soal alat berat nanti akan turut dibicarakan dalam dialog yang diikuti oleh orang-orang terpercaya dari semua pihak.
"Kita mau semua selesai dan tuntas secara cepat. Lebih cepat ada keputusan dari warga, kita juga bisa cepat agendakan (dialog). Karena saya peduli, maka saya turun ke warga untuk menyelesaikan persoalan," imbuhnya.
Ganjar tidak mengomentari alasan warga yang masih memilih bertahan di tenda, meski segera memasuki bulan Ramadan. Baginya, pilihan itu sah-sah saja, namun pihaknya menginginkan segera ada dialog, agar segera ada titik temu solusi atas persoalan pabrik semen.
Sebelum meninggalkan warga, Ganjar sempat mendapat rengekan tangis yang meminta mereka diperhatikan. Gubernur pun menyatakan, akan menyelesaikan persoalan secara adil. Warga juga sempat menulis dan menyerahkan surat tentang keberatan pendirian pabrik semen kepada Ganjar.
"Kami sudah ketemu dengan (kelompok) yang pro dan yang kontra. Tuntutan mereka berbeda, maka perlu ada rembugan. Data dari dua pihak akan kita lihat. Saya akan pertemukan mereka semua (setelah seminggu)," pungkasnya kepada wartawan sebelum meninggalkan areal sekitar tapak pabrik.
Selama pertemuan Ganjar bersama warga yang mayoritas kaum ibu-ibu itu berlangsung, pihak kepolisian berjaga di sekitar lokasi.