Gawat, 6.000 Buruh di Pabrik Baja dan Minyak Terancam Kena PHK
Sekitar 6.000 pekerjaan pada sektor baja dan minyak di Inggris mulai terancam kena PHK.
Pada awal tahun 2024, Tata Steel mengumumkan rencananya untuk menutup tanur sembur pada pabrik baja terbesar di Inggris, yaitu Port Talbot. Tanur tersebut ditutup secara bertahap hingga akhir tahun 2024. Hal serupa juga diumumkan oleh British Steel pada tahun 2023 lalu.
Rencananya, British Steel akan mengganti dua tanur semburnya dengan tanur busur listrik merupakan salah satu upaya agar Inggris tidak bergantung pada impor bijih besi dan batu bara untuk memproduksi baja murni.
Dilansir dari BBC News, sebanyak 6.000 pekerjaan pada sektor baja dan minyak rencananya akan diberhentikan atau dipangkas. Penutupan tanur sembur di Port Talbot akan mengakibatkan 2.800 pekerjaan hilang.
Sementara di British Stell, Scunthorpe, diperkirakan 3.000 pekerjaan akan terancam. Begitu pula dengan kilang minyak Grangemouth di Skotlandia, wacananya sekitar 400 pekerjaan akan diberhentikan.
Oleh karena itu, serikat-serikat pekerja berharap agar investasi dari pemerintahan Partai Buruh yang baru, bisa membantu untuk mengurangi kehilangan pekerjaan meski sebagian besar harapan mereka telah sirna.
Upaya Pemerintah
Pemerintah tengah menyelasaikan hibah yang akan diberikan kepada Tata Steel sebesar 500 juta poundsterling atau sekitar Rp10 triliun, untuk membangun tanur busur listrik yang biayanya diperkirakan mencapai 1,25 miliar poundsterling atau Rp25 triliun.
Menurut pernyataan juru bicara British Steel, saat ini pemerintah masih berdikusi, baik dengan Jingye Group maupun Tata Steel. Mereka membahas rencana keberlangsungan atau operasi di masa mendatang.
Juru bicara pemerintah juga mengatakan, pemerintah akan terus menjalin kerja sama dengan serikat pekerja dan bisnis untuk mendukung kestabilan serta mendorong pertumbuhan ekonomi.
Alternatif Pengganti
Tanur busur listrik sebenarnya bisa menjadi alternatif yang paling efisien, selain hemat energi, tanur ini prosesnya lebih cepat, serta dapat mengurangi pencemaran dan limbah. Setiap 1 ton baja yang diproduksi menggunakan tanur busur listrik, karbon dioksida yang dilepaskan hanya sekitar 150-200 kilogram, artinya 85 persen lebih rendah dibandingkan penggunaan tanur sembur.
Adapun alternatif tanur busur tersebut dapat meningkatkan ketahanan Inggris terhadap geopolitik maupun risiko rantai pasokan karena swasembada Inggris akan meningkat dari 10 persen menjadi sekitar 75 persen.
Namun, ternyata penggunaan tanur itu tidak memerlukan tenaga kerja dengan jumlah yang besar. Sehingga tidak menjadi alternatif bagi para pekerja yang kehilangan pekerjaannya.
Dikutip dari Council on Geostrategy, visi jangka panjang industri baja Inggris akan berfokus pada penggunaan tanur busur listrik. Meskipun sementara waktu beberapa besi kasar dan besi yang direduksi langsung perlu diimpor, Inggris dapat memanfaatkan kesempatan ini untuk mempersiapkan pabrik besi yang direduksi langsung dan juga meningkatkan ketahanan terhadap risiko gangguan rantai pasokan.
Berita ini ditulis reporter magang Thalita Dewanty