Ganjar Gila, dari Ndorong Mobil Hingga Ditabrak VW Bule
Ganjar Gila, dari Ndorong Mobil Hingga Ditabrak VW Bule. Kisah kedua ada tentang bagaimana Ganjar mau menumpang di bagian belakang truk. Peristiwa itu terjadi ketika dia akan mengunjungi pengungsi korban bencana banjir. Cerita itu diberi judul 'Pethakilan Nggandul Truk'.
Rapi, sempurna dan harus sesuai dengan aturan. Mungkin itulah yang terpikir di sebagian besar orang tentang seorang pejabat.
Bahkan, pejabat dianggap wajar jika marah tanpa sebab, hingga semua harus berjalan serba serius. Namun penilaian itu saat ini jelas berbeda setelah ada beberapa pemimpin yang dinilai menggebrak dan menempatkan diri sewajarnya.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, merupakan salah satu sosok yang dianggap menarik untuk dikisahkan. Sejumlah kisah yang dianggap istimewa itu tersaji dalam buku berjudul 'Gubernur Jelata' karya Agus Becak yang diluncurkan di Candi Gunung Wukir Magelang, Sabtu (17/12).
Pada buku itu tersaji sebanyak enam bab atau disebutnya lakon, dan setiap lakonnya terdapat banyak cerita tentang Ganjar dalam keseharian. Ganjar Gila, menjadi lakon pertama yang dikisahkan.
Pada lakon pertama itu terdapat enam cerita yang kesemuanya mungkin akan membuat orang melongo. Sebagian besar cerita itu juga tak tersaji besar di media mainstream, namun sangat lekat dikenang orang-orang yang menyaksikan.
Pada empat lembar awal di lakon pertama, pembaca disuguhi cerita berjudul 'Ngos-ngosan Ndorong Mobil'. Cerita itu mengisahkan seorang gubernur yang mau ikut dorong mobil rombongannya yang terperosok.
Mobil itu ditumpangi rombongan wartawan yang biasa meliputnya, namun dengan sigap, ketika itu Ganjar ikut mendorong mobil dan meminta truk molen yang lewat untuk menarik mobil.
Kisah kedua ada tentang bagaimana Ganjar mau menumpang di bagian belakang truk. Peristiwa itu terjadi ketika dia akan mengunjungi pengungsi korban bencana banjir. Cerita itu diberi judul 'Pethakilan Nggandul Truk'.
Bukan hanya cerita tentang hal-hal yang dianggap sepele,namun ada juga cerita yang cukup menegangkan, sebab ketika itu sang gubernur berada di tengah kerumunan orang yang terus meneriakinya "Gubernur arogan, tidak prorakyat," itulah kata-kata yang terlontar saat demonstrasi sopir kernet dan pengusaha penambang pasir pada 23 Oktober 2016. Ketika itu, demonstran memprotes kebijakan Ganjar yang melarang penambangan pasir ilegal.
Selain itu, para demonstran juga memprotes penerapan Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2012 tentang Jembatan Timbang. Dimana kelebihan muatan truk hanya ditoleransi antara 0-25 persen, sedangkan para demonstran meminta toleransi hingga 75 persen.
Kondisi ketika itu tampak tak terkendali, para demonstran terus merangsek masuk. Teriakan para demonstran saat orasi terus membakar semangat peserta lainnya.
Ganjar berinisiatif mengajak dialog beberapa perwakilan, namun para demonstran menolak dan keukeuh memaksa gubernur keluar dan berdialog langsung dengan seluruh demonstran.
"Kalau kamu jantan, keluar dari kantor dan temui kami," kalimat itu terus diteriakkan para demonstran.
Awalnya, ada perwakilan yang diajaknya berdialog namun tidak berlangsung lama. Dengan kekhawatiran ajudan dan pihak keamanan, Ganjar justru kemudian menembus barikade dan menemui para demonstran. Dengan tenang, Ganjar naik ke atas truk, mengambil mikrofon dan berbicara membeberkan alasannya melakukan kebijakan tersebut.
Ya, dia mengungkap data, dan bagi semua yang tidak setuju juga diminta Ganjar untuk berdialog dengan data. Menurut Ganjar, dalam banyak hal, penyampaian data itu penting untuk memberikan pengetahuan pada semua pihak.
"Rakyat harus diedukasi. Mereka marah karena tidak tahu bahwa ada saluran- saluran untuk menampung persoalan. Tugas pemerintah menjelaskan itu," kata Ganjar.
Kisah dengan judul 'Hadapi Demonstran' itu menjadi kisah terakhir pada lakon pertama. Sedang tiga kisah sebelumnya yakni tentang 'Nyelonong Nebeng Patwal', 'Braaak...! Ditabrak VW Bule' dan 'Senopati Tembakau'.
Salah satu dari sejumlah cerita tersebut yang muncul di media yakni ketika mobil dinas sang gubernur ditabrak VW yang dinaiki bule Prancis. Kisah itu dianggap cukup menarik untuk diangkat ke publik melalui media mainstream karena orang nomor satu di Jateng itu mengalami kecelakaan dan berakibat macet yang cukup panjang. Bersyukur tidak ada korban luka pada peristiwa itu.
-
Bagaimana Alam Ganjar mendukung Ganjar Pranowo? Kini semakin dewasa, Alam memberikan dukungan penuh kepada sang ayah yang akan mencalonkan diri sebagai presiden pada tahun 2024. Ia bahkan hadir di berbagai momen penting mendukung Ganjar Pranowo.
-
Apa alasan Ganjar Pranowo pamit kepada warga? “Bapak ibu nuwun sewu nggih, kulo niku ajeng pamitan, soal e tanggal 5 September kulo pensiun, (bapak ibu permisi ya, saya mau pamitan. Soalnya tanggal 5 September sudah pensiun,” ucap Ganjar, seperti dikutip dari kanal YouTube pribadinya pada Selasa (8/8).
-
Bagaimana penampilan rumah Ganjar Pranowo? Rumah itu terlihat memiliki halaman yang cukup hijau dan memiliki taman kecil di bagian depan. Menariknya, tak ada pagar tinggi di halaman depan rumahnya. Walaupun taman itu hanya berukuran kecil, namun rumah itu tetap tampak cantik.
-
Kapan Ganjar Pranowo mulai beruban? Ganjar sendiri mengaku mulai tumbuh uban ketika masih duduk di bangku SMA, pada usia yang belum mencapai 20 tahun.
-
Di mana Ganjar Pranowo mengisi kuliah kebangsaan? Calon presiden dari PDIP Ganjar Pranowo mengisi kuliah kebangsaan di FISIP UI, Senin (18/9)
-
Apa yang Ganjar Pranowo lakukan saat berkunjung ke Desa Tegallega? Sementara itu, dalam kunjungannya, Ganjar Pranowo melakukan sejumlah kegiatan, mulai dari berolahraga pagi, mengunjungi kebun teh, menyapa masyarakat dan menyantap kuliner khas Sunda secara botram atau beramai-ramai.
Baca juga:
Hadiri peluncuran buku, Ganjar malah jatuh terpeleset
Gubernur Jelata diluncurkan di tengah hujan, Ganjar jatuh belepotan
Ketika Ganjar pakai ikat pinggang rafia & diusir Satgas PDIP
Aksi Ganjar berani & kontroversial, integritas atau pencitraan?
Gus Dur dan Ganjar, sama-sama lucu dan kontroversial