Ganjar Pranowo ingin Kebun Raya Baturraden seperti taman di Belanda
Ganjar mengaku terinspirasi dari (Festival Tulip) Keukenhouf, Belanda.
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo melakukan kunjungan singkat ke Kebun Raya Baturraden, Banyumas, Rabu (18/5) sore. Kunjungan tersebut diawali dengan melihat dari dekat pembangunan kantor utama.
Dalam kunjungan yang berlangsung sekitar satu jam tersebut, Ganjar juga melihat-lihat flower bed yang berada di bagian depan pintu gerbang Kebun Raya Baturraden.
"Saya mau memastikan bahwa (Kebun Raya Baturraden) ini berjalan bisa bagus. Karena ini, sebenarnya destinasi wisata yang sangat bagus," katanya.
Dalam kesempatan tersebut, Ganjar mengapresiasi usaha penataan flower bed oleh Kebun Raya Baturraden. Meski begitu, ia juga mengkritik penggunaan pagar yang belum layak untuk meminimalkan kerusakan pada flower bed.
"Begitu dibuka kan orang selfie semua dan langsung rusak. Nah sekarang sudah bagus ditata, dipagar. Meski pagarnya juga jelek, tapi nggak apa-apa karena ini baru pertama," ucapnya.
Penataan tersebut, jelas Ganjar, dilakukan agar pengunjung bisa beradaptasi untuk bisa menjaga flower bed dari kerusakan. Selain itu, ia mengemukakan saat ini pembangunan kantor utama Kebun Raya Baturraden juga dipastikan selesai akhir November 2016.
"Nanti direncanakan sampai akhir November (2016) akan selesai dibereskan. Nah, ini tinggal bunga untuk cover area ini (depan) kita harapkan lebih warna warni, lebih indah," ujarnya.
Kunjungan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo yang berlangsung sekitar satu jam di Kebun Raya Baturraden sempat melihat beberapa titik kawasan.
Dalam kesempatan tersebut, Ganjar sempat mengusulkan agar ada taman mawar dan melati di Kebun Raya Baturraden. Dengan taman mawar, jelasnya, akan terkesan corak warna-warni mawar.
"Saya usul mawar sebenarnya. Jadi, seluruh mawar ada di sini, mawar sama melati sehingga ini akan lebih cantik," ucapnya.
Diakuinya, usulan taman mawar dan melati tersebut akan menjadi ciri yang menarik, lantaran akan bisa tercium aroma yang wangi. Sehingga selain indah dilihat, wangi bunga akan terhirup.
"Pikiran saya, menjadi taman mawar melati semuanya indah. Orang masuk ke sini sreeng, wanginya. Mawarnya enak, melatinya enak dan berbagai mawar melati harapannya bisa di sini," jelasnya.
Lebih jauh, ia mengemukakan ide tersebut terbersit setelah melihat festival tulip di Belanda yang selalu dilakukan tiap tahun. Ganjar mengemukakan, ide tersebut bisa dilakukan dengan mawar.
"Saya terinspirasi (Festival Tulip) Keukenhouf saja. Dimana tulip hanya sampai bulan Mei saja, terus kemudian dia alum dan harus menunggu setahun lagi. Bayangkan di sini, (mawar dan melati) bisa (terus ada) tiap hari," jelasnya.