Gerakan #2019GantiPresiden bisa berpotensi dimanfaatkan ISIS
Gerakan #2019GantiPresiden bisa berpotensi dimanfaatkan ISIS. Dalam kondisi seperti ini yakni tahun politik, kata dia, tagline ganti presiden harus berhati-hati dalam mengusungnya karena kuatir dimanfaatkan oleh ISIS sehingga merugikan PKS sendiri.
Direktur Masyarakat Anti Kekerasan Indonesia (MAKI) Muhammad Baihaqi mengatakan kekalahan ISIS di wilayahnya di beberapa tempat di Suriah yang dikuasainya membuat kelompok ini mengubah arah strategi dan taktiknya. Selanjutnya, memanfaatkan potensi kekacauan di negara-negara dimana ada sebaran para pendukung ISIS, salah satunya adalah Indonesia.
"ISIS mengalami kekalahan terus menerus sehingga jalan teror yang dilakukan difokuskan ke negara-negaranya masing-masing. Jalan teror yang paling mudah dilakukan adalah memanfaatkan pergantian kekuasaan melalui sistem pemilihan umum," kata Baihaqi, Selasa (11/9).
-
Siapa yang menjadi Presiden dan Wakil Presiden di Pilpres 2019? Berdasarkan rekapitulasi KPU, hasil Pilpres 2019 menunjukkan bahwa pasangan calon 01, Joko Widodo-Ma'ruf Amin, meraih 85.607.362 suara atau 55,50%, sementara pasangan calon 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, meraih 68.650.239 suara atau 44,50%.
-
Siapa saja yang ikut dalam Pilpres 2019? Peserta Pilpres 2019 adalah Joko Widodo dan Prabowo Subianto.
-
Apa yang diraih Partai Gerindra di Pemilu 2019? Pada Pemilu 2019, perolehan suara Partai Gerindra kembali naik, walau tidak signifikan. Partai Gerindra meraih 12,57 persen suara dengan jumlah pemilih 17.594.839 dan berhasil meraih 78 kursi DPR RI.
-
Siapa yang menjadi presiden setelah PDIP menang di pemilu 2019? Seiring dengan kemenangan PDIP, Joko Widodo juga kembali terpilih sebagai presiden Indonesia untuk masa jabatan kedua.
-
Dimana Prabowo Subianto kalah dalam Pilpres 2019? Namun sayang, Ia kalah dari pasangan Jokowi-Ma'aruf Amin.
-
Partai apa yang menang di pemilu 2019? Partai pemenang pemilu 2019 adalah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dengan persentase 19.33% dari total suara sah yang diperoleh.
Dia mengatakan, gerakan yang berpotensi jadi pemicu menjadi gesekan adalah tagline #2019GantiPresiden.
"Gerakan ini memang dipelopori oleh kader PKS bernama Mardani Ali Sera. Tetapi problemnya adalah gerakan ini belum secara legal diakui oleh tim dari calon presiden Prabowo. Karena itu gerakannya menjadi sangat liar dan berpotensi dimanfaatkan," tuturnya.
Dalam kondisi seperti ini yakni tahun politik, kata dia, tagline ganti presiden harus berhati-hati dalam mengusungnya karena kuatir dimanfaatkan oleh ISIS sehingga merugikan PKS sendiri.
Baca juga:
Bahayanya jika pro khilafah dan ISIS tunggangi gerakan #2019GantiPresiden
Gerindra pastikan pendaftaran #2019PrabowoPresiden tak langgar hukum
Gerakan #2019GantiPresiden dinilai tidak surutkan elektabilitas Jokowi-Ma'ruf
Mewaspadai pola radikalisme seperti Suriah yang diimpor ke Indonesia
Fadli Zon: Jangan mentang mentang Yasonna dari partai penguasa bisa seenaknya