Gerindra PKS kompak ingin Ridwan Kamil insaf dan bertaubat
Emil dikabarkan mendapat tekanan sehingga memutuskan menerima pinangan NasDem. Namun saat dikonfirmasi, Emil enggan berkomentar.
Partai Gerindra dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) kecewa dengan gaya politik Ridwan Kamil yang menerima lamaran Partai NasDem maju di Pilgub Jabar. Keduanya sebagai partai yang berhasil membawa Ridwan Kamil duduk di kursi wali Kota Bandung, merasa dikhianati karena tanpa ada komunikasi terlebih dahulu.
Namun keduanya tidak serta merta menutup dukungan kepada Emil, sapaan Ridwan kamil. Wakil Ketua DPP Gerindra Ferry J Juliantono mengatakan akan bersedia mendukung jika Emil mau insaf.
"Kalau Ridwan Kamil bisa insaf dan kembali ke jalan benar, Partai Gerindra bisa terbuka," kata Ferry di Bandung, Selasa (6/6).
Ferry pun meminta klarifikasi Emil karena menerima pinangan NasDem. "Datanglah ke Gerindra (untuk mengklarifikasi), ke warga Kota Bandung juga. Jangan hanya peci dan gaya Soekarno saja (yang ditiru) tetapi tindakan bukan Sukarnois," jelasnya.
Dia kembali mengingatkan, alangkah baiknya sebelum melakukan deklarasi dengan NasDem, Emil memberi tahu Gerindra dan Prabowo Subianto sehingga tidak ada penafsiran. Tetapi, Emil malah tiba-tiba menyetujui dipinang Nasdem. Apalagi ada klausul ada dukung Jokowi 2019 padahal belum tentu ke pilih lagi.
"Ini sangat ganggu perasaan kami," ujar dia.
PKS juga bersedia membuka pintu maaf kembali bagi Emil. Cara Emil yang tiba-tiba menerima pinangan NasDem, membuat hubungan keduanya renggang.
"Emil yang dulu terlalu dekat dengan PKS tapi ternyata demikian. Kami tidak meminta Emil insyaf, tapi taubat saja. Soalnya dulu tiba-tiba tidak ada kabar atau apa. Kalau taubat kan barang kali kami bisa terima juga. Taubatan nasuha tapinya," kata Ketua Departemen Pembinaan Balegda DPP PKS sekaligus Tim Pemenangan Pilkada Wilayah DPW PKS Jawa Barat, Haris Yuliana di tempat terpisah.
Gerinda menyebut keputusan Emil bersedia dipinang NasDem lantaran adanya tekanan kasus di Kejaksaan Agung. Terlebih sempat beredarnya pernyataan pribadi Emil yang jadi viral, terkait NasDem.
"Ini sudah dikonfirmasi sama Emil bawah beliau ditekan. Mohon ditanya Emil tentang intimidasi itu agar terang benderang. Saya ingin mendorong itu kalau perlu tanya ke Kejagung. Ada kasus apa sih. Kalau tidak benar konfirmasi kalau benar seharusnya jujur," kata Ferry.
Video yang dimaksud adalah potongan rekaman yang menyebar di sosial media. Di dalam video Emil menyebutkan "..Tiba-tiba NasDem tidak banyak mikir, di posisi yang sama itu, langsung saja mendeklarasikan (sebagai calon Gubernur Jawa Barat). NasDem ini, dia punya media dan Kejaksaan. Kalau saya tolak, kemungkinan banyak mudaratnya kepada saya, kepada pembangunan Kota Bandung terganggu."
Emil sendiri sudah mengklarifikasi terkait video tersebut. Wali Kota Bandung itu menyatakan video tersebut dipotong-potong. Yang sebenarnya terjadi dalam video itu, bahwa dirinya sedang menjelaskan situasi dan posisi masing-masing partai besar saat ini kepada para ulama yang hadir.
"Itu tuh mengedukasi para ulama terkait politik. Jadi, para ulama itu bertanya, 'Masing-masing partai itu bagaimana? Lalu saya jelaskan'," kata Emil beberapa waktu lalu.
Saat itu Emil menjelaskan pada ulama yang hadir di Subang itu satu per satu tentang partai yang ada saat ini. Dia menjelaskan pada semua ulama kalau PDI itu nasionalis, kadernya ada yang jadi menteri. Kalau Perindo, punya media. "Kalau PKS gini-gini. Jadi, posisinya itu sedang menerangkan semua partai," katanya. Begitu juga saat dirinya menjelaskan soal Partai NasDem.
Emil pun menyayangkan video yang di-upload di YouTube tersebut tidak berdurasi penuh. Sehingga video itu memiliki kesan buruk. "Cuma kan dipotong, jadi kesannya hanya urusan itu," katanya.
Terkait tudingan adanya intimidasi, Emil yang ditemui wartawan kemarin enggan berkomentar. "Enggak ah Saya enggak akan komen. Saya minta wartawan, udahlah kan dapat konten untuk survei. Yang gitu mah saya enggak mau (komentar)," ujar Emil kepada wartawan usai menjenguk Solihin GP di Rumah Sakit Advent, Bandung, Jumat (9/6).
Saat awak media kembali melontarkan pertanyaan, Emil pun kembali meminta untuk tidak menanyakan hal tersebut. "Punten pisan. Tolong memahami," katanya.
Baca juga:
Saan Mustopa: Ada kelompok yang ingin adu domba Emil dan NasDem
Unggul di survei cagub, Ridwan Kamil ngaku kurang terkenal di desa
Partai Demokrat belum tentukan kader di Pilgub Jabar & Jatim
Elektabilitas tinggi, Emil digoyang isu korupsi
PAN prediksi Pilkada Jabar sepanas Pilkada DKI
Poltracking: 53,75 Persen warga Jabar mempercayakan Ridwan Kamil
Nusron Wahid: Golkar akan bikin kejutan di Pilgub Jabar
-
Bagaimana PKB ingin membentuk poros yang berlawanan dengan Ridwan Kamil di Pilgub Jabar? "Kami belum ada obrolan sama sekali menyangkut soal sosok Kang Ridwan Kamil gitu, tapi yang sudah ada obrolan malah di Jabar. Kalau Kang RK maju di Jabar kami akan bikin poros di luar Kang RK kan gitu," tutur Huda.
-
Kenapa PKB ingin membentuk poros yang berbeda dari Ridwan Kamil di Pilgub Jabar? Ia mengatakan bahwa perbedaan poros sangat dibutuhkan di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) tahun ini agar publik memiliki banyak pilihan."Pokoknya prinsipnya PKB siap siapapun yang berkompetisi karena PKB akan menyuguhkan alternatif pilihan untuk publik, sebanyak-banyaknya," ujar Huda ketika ditemui di Gedung DPR RI, Kamis (13/6)
-
Apa komitmen PKB terkait Pilgub Jabar? PKB sudah lama berkomitmen mengambil poros yang berlawanan dengan Ridwan Kamil. Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) PKB Syaiful Huda membeberkan bahwa partainya berkomitmen untuk selalu memilih poros yang berlawanan dari Ridwan Kamil.
-
Siapa yang menyatakan bahwa PKB akan membentuk poros di luar Ridwan Kamil di Pilgub Jabar? Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) PKB Syaiful Huda membeberkan bahwa partainya berkomitmen untuk selalu memilih poros yang berlawanan dari Ridwan Kamil.
-
Apa harapan Ridwan Kamil terkait hasil Pilpres? Saya sebagai ketua TKD Jabar kalau ternyata bisa bagus suara 02 satu putaran, kalau tidak tentu masih ada proses sampai Juni
-
Apa yang dikatakan oleh Ridwan Kamil saat maju di Pilkada Jakarta? Calon pesaing Anies, Ridwan Kamil tak kalah kuat. Ridwan Kamil mendapatkan lampu hijau dari partai koalisi Prabowo-Gibran untuk maju Pilkada Jakarta. Partai-partai yang menyatakan kesiapan mengusung Ridwan Kamil itu adalah Gerindra, PAN dan Golkar. Bahkan, Gerindra sudah terang-terangan menginginkan kadernya menjadi calon wakil gubernur untuk mendampingi Ridwan Kamil di Pilkada Jakarta 2024."Secara alami secara manusiawi, kami ingin wakil kami ada di wakil gubernur," kata Habibburokhman kepada wartawan.