Gerindra sarankan Jokowi juga undang FPI ke Istana
Gerindra sarankan Jokowi juga undang FPI ke Istana. Jokowi mengundang Majelis Ulama Indonesia, PBNU dan PP Muhammadiyah membahas polemik dugaan penistaan agama yang dialamatkan ke Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Namun, dalam pertemuan itu, Jokowi tidak mengundang perwakilan dari FPI.
Presiden Jokowi mengundang Majelis Ulama Indonesia, PBNU dan PP Muhammadiyah membahas polemik dugaan penistaan agama yang dialamatkan ke Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Namun, dalam pertemuan itu, Jokowi tidak mengundang perwakilan dari FPI, pihak yang paling keras terhadap Ahok.
Jokowi pun diimbau untuk turut mengundang FPI demi kepentingan bersama. Ketua DPP Partai Gerindra Sodik Mudjahid menilai, mungkin langkah Jokowi mengundang MUI, PBNU dan PP Muhammadiyah sebagai silaturahmi awal sebelum bertemu dengan ormas islam lainnya.
"Saya berharap undangan terbatas presiden kepada MUI, Muhamadiyah dan NU sebagai silaturahmi awal sebelum nanti presiden silaturahmi dengan FPI dan kelompok lainnnya," kata Sodik kepada merdeka.com, Rabu (2/11).
Selain itu, Wakil Ketua Komisi VIII ini menilai pertemuan Jokowi dengan 3 ormas Islam kemarin untuk menggali informasi dan pandangan awal terkait dugaan penistaan agama yang Ahok lakukan sebelum ke ormas lain seperti FPI.
"Saya berpikir presiden menggali dulu informasi pandangan dan lain-lain dari MUI, NU, dan Muhammadiyah sebelum bertemu dengan FPI dan lain-lain. Tapi kelompok yang bersuudzon menganggap itu upaya memecah belah umat. Tapi saya pikir tidak begitu," jelasnya.
Sodik menyarankan, Jokowi untuk tetap mengundang FPI dan kelompok lainnya membahas kasus Ahok. Tujuannya untuk menghindari perpecahan di antara ormas-ormas Islam.
"Kalau mereka (FPI) tidak diundang maka akan ada kesan memecah belah umat Islam sesuatu yang pasti tidak pernah ada niat dan pikiran dari Presiden Jokowi untuk itu," tegasnya.