Green and Recycle Fashion Banyuwangi, ajang pesta busana daur ulang
Bukan sekedar busana pesta biasa, melainkan busana pesta berbahan daur ulang plastik dan kertas.
Tidak semua barang bekas menjadi tak berguna. Barang bekas, faktanya, masih bisa di-recycle atau didaur ulang untuk kembali digunakan. Bahkan, pameran-pameran yang memamerkan karya hasil daur ulang kian mengetren.
Salah satu ajang yang menampilkan hasil daur ulang yakni pergelaran Green dan Recycle Fashion di Gedung Seni Budaya (Gesibu) Banyuwangi, Jawa Timur, beberapa waktu lalu. Semacam pameran busana. Bedanya, semua busana yang ditampilkan adalah hasil daur ulang.
Deretan busana pesta tampil elegan di atas panggung Catwalk Fashion Green and Recyle. Bukan sekedar busana pesta biasa, melainkan busana pesta berbahan daur ulang plastik dan kertas. Sekilas tidak ada yang mengira kalau semua busana itu terbuat dari bahan bekas.
Namun kalau diperhatikan dengan lebih saksama nampak lipatan koran, potongan plastik, gelas air mineral, kertas bekas bungkus semen, hingga plastik bungkus kopi yang menjadi bahan pembuatan busana tersebut.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan, ratusan pakaian yang ditampilkan tak hanya sekadar ajang penampilan, namun juga menjadi kampanye menumbuhkan kepedulian pada lingkungan dengan mengurangi sampah.
"Event ini bukanlah sekedar pagelaran fesyen semata. Ini adalah cara kami untuk memberikan edukasi bagaimana memanfaatkan limbah yang tak bernilai menjadi sesuatu yang bermanfaat," kata Anas.
Peserta yang terlibat berlomba mendesain dengan apik. Keserasian warna dan material yang dikolaborasikan dalam desainnya melahirkan gaun malam yang cantik, ada yang seperti little mermaid, burung merak, hingga busana bergaya Eropa.
Salah satu peserta yang pernah mengikuti event ini Ayuni Dwi Yanti, siswi SMKN Darul Ulum, Muncar, mendesain busana dengan memanfaatkan berbagai bahan bekas yang ada di gudang sekolahnya.
"Saya pakai barang-barang yang ada di gudang sekolah seperti kalender tahun kemarin dan kertas bekas ujian. Saya juga pakai sedotan bekas yang dipakai buat penutup dada dan tas kresek untuk hiasan bunga bunga," kata Ayuni.
Dengan memanfaatkan semua bahan bekas itu, kata Ayuni, biaya yang dikeluarkannya untuk membuat satu busana bertema pesta tersebut hanya menghabiskan biaya sebesar Rp 100 ribu.
Di sisi lain, Banyuwangi sendiri sebenarnya tengah berupaya mengurangi jumlah sampah yang dikelola masyarakat. Saat ini setiap orang di Banyuwangi menghasilkan sampah 2,7 kg per rumah tangga, atau sekitar 400 ribu ton sampah per tahunnya. Salah satu cara untuk mengurangi jumlah sampah tersebut yakni mengkampanyekan daur ulang.