Gubernur Jabar: Please jangan mogok pedagang ayam
Untuk solusi jangka pendek, Aher mengaku akan mengoordinasikan dengan pihak Bulog Divre Jabar.
Aksi mogok jualan pedagang daging ayam di Bandung Raya dilakukan serentak hari ini. Gubernur Jabar Ahmad Heryawan meminta pedagang untuk urungkan aksi mogok tersebut.
Rencananya aksi mogok jualan daging ayam akan dilangsungkan hingga Minggu (23/8). Penyebabnya, ketersediaan daging ayam di pemasok sangat langka. Harganya pun sangat mahal.
"Harapannya tidak harus mogok. Please jangan mogok (pedagang ayam)," kata Aher, sapaan akrab, Ahmad Heryawan di Bandung, Kamis (20/8). Dia mengaku sudah menelusuri penyebab pedagang ayam tidak berjualan massal sebagai aksi protes.
Menurutnya, pasokan DOC dari para bandar memang diperkecil. Alasannya ada kekhawatiran permintaan yang turun. Dampak dari pengurangan itu sekarang terasa. "Khawatir konsumsi turun, sehingga turunkan produksi DOC," ungkapnya.
Untuk solusi jangka pendek, Aher mengaku akan mengoordinasikan dengan pihak Bulog Divre Jabar. Sebab ketersediaan ayam juga masih belum bisa dipastikan. "Kita koordinasi dulu ya (operasi pasar). Kalau ga ada persediaan gimana?," ungkapnya.
"Saya setuju OP kalau ada barang. Tapi kan kalau di Bulog ada barang impor. Kalau ayam ga adakan impor. Kalau sapi ada. Kitakan swasembada ayam. 50 persen aja dari kita. Pokoknya kalau ada barangnya kita OP," katanya.
Ketua Bidang Perunggasan Pesat Jawa Barat Yoyo Sutarya mengatakan, akan ada 5.000 pedagang daging ayam di Bandung Raya melakukan aksi mogok massal tersebut. "Aksi mogok dilakukan siang. Sedangkan ada yang masih jualan pagi tadi itu karena menghabiskan stok yang ada," katanya.
Dia meminta pemerintah tidak menggelar operasi pasar (OP) untuk menyediakan daging ayam selama para pedagang daging ayam mogok berjualan. Jika pemerintah melakukan OP artinya, tidak ada dukungan untuk menekan harga kembali normal. "Kami menolak dan meminta pemerintah tidak menggelar operasi pasar," tandasnya.