Cerita Ridwan Kamil Punya 17 Penasihat saat jadi Gubernur Jabar
Ridwan Kamil mengatakan pemimpin adalah pengambil keputusan sehingga penting memiliki penasihat.
Calon Gubernur Daerah Khusus Jakarta Ridwan Kamil menilai seorang pemimpin tak bisa memuaskan semua orang. Menurut dia, pemimpin adalah pengambil keputusan sehingga penting memiliki penasihat.
"Seorang Ridwan Kamil punya penasihat 17 orang saat jadi Gubernur; penasihat agama dari Muhammadiyah dan NU, pakar politik, penasihat investasi," kata Ridwan di Golkar Institute, Jumat (30/8).
"Jadi setiap saya ambil keputusan waktu jadi gubernur tanya ke forum. Setelah oke aman saya putusin," kata dia menambahkan.
Ridwan Kamil tak menepis setiap kebijakan yang diambil berpotensi menimbulkan polemik. Namun, kata Ridwan Kamil, hal itu biasa karena menjadi risiko sebagai seorang pemimpin.
"Setelah ngambil putusan ketuk palu mau badai menghantam bullyan dilalui saja. Karena pada dasarnya demokrasi ini memberikan hak orang untuk setuju atau tidak setuju terhadap sebuah keputusan," ucap dia.
Ridwan Kamil kemudian menceritakan, pengalamannya sewaktu menjadi Gubernur Jawa Barat. Tiap tahun, dia berhadapan dengan tuntutan kenaikan upah buruh.
"Tiap November saya memutuskan upah, saya tanya prof ekonomi 'berapa upah tahun ini ada indeks kemahalan, inflasi, tambah diskresi keberpihakan ke buruh. Tetap di demo, jadi kata buruh selalu kekecilan, kata pengusaha kegedean," ucap dia.
"Tahun lalu saya didemo buruh, digugat pengusaha pula," ujar Ridwan Kamil.
Oleh karena itu, Ridwan Kamil mengingatkan memuaskan semua orang ketika menjadi pemimpin amatlah susah.
"Makanya jadi pemimpin jangan pernah jatuh kepada teori saya harus bikin happy 100 orang semua orang itu mustahil. Kami ikuti nurani saja bahwa keputusan kami sudah paling-paling benar," ucap dia.
Dalam kesempatan itu, Ridwan Kamil juga membeberkan satu program yang dibuat saat jadi Gubernur Jawa Barat. Namanya Jabar Quick Respon. Program itu, kata dia, sangat membantu persoalan warga Jawa Barat.
"Saya bikin Jabar Quick Respon karena saya tahu, masyarakat punya masalah kemanusiaan dalam keseharian; ngutang, bully, rumahnya longsor, rusak," ucap dia.
Dia mencatat, selama masa kepimpinan di Jawa Barat setidaknya 159 ribu persoalan warga Jabar diselesaikan dari urusan hutang-piutang sampai KDRT.
"Bayangin 159 ribu rakyat saya tolong quick respon urusan utang, diurus ijazah, rumah dibenerin, KDRT diselesaikan," tandas dia.