Gubernur Jawa Tengah hadiri diskusi Tan Malaka
"Saya baru saja dengan mahasiswa Purwokerto meluncur ke Semarang. Sepanjang perjalanan rusak," kata Harry Poeze.
Gubernur Ganjar Pranowo secara tiba-tiba menghadiri diskusi dan bedah buku tentang Tan Malaka yang akhirnya berlangsung malam ini sekitar pukul 21.00 WIB di Gedung Fakultas Ilmu Bahasa (FIB) Universitas Diponegoro (Undip) Jalan Peleburan Raya Semarang, Jawa Tengah.
Ganjar yang mengenakan kaos oblong berwarna merah bertuliskan 'Indonesia' bergambar burung garuda turun dari mobil. Tiba-tiba beberapa mahasiswa dan peserta diskusi yang ada di luar ruangan langsung meneriakan yel-yel; "Hidup Ganjar! Hidup Ganjar!".
Ratusan peserta diskusipun langsung memalingkan wajahnya keluar. Sehingga, Ganjar yang tadinya berniat untuk berbaur dengan peserta diskusi lain didaulat panitia untuk duduk didepan bersama pejabat yang lain yang hadir.
Selain Ganjar hadir beberapa pejabat lainya yaitu pimpinan DPRD Jateng Bambang Sadono, Rektor Undip Sudharto, Dekan FIB Agus Maladi, mantan Ketua FPI Jateng Zaenal Abidin Petir dan Ketua KPID Jateng Rahmulyo Adi Wibowo.
Ada beberapa jargon dan guyonan menarik sebelum diskusi diawali. Saat Ganjar diminta untuk memmberikan kata sambutan, hanya menjawab dengan singkat; "Lanjutkan diskusi!". Semua peserta diskusi pun terbahak-bahak dan bertepuk tangan.
Sama juga terjadi, ketika Harry Poeze membuka penjelasan terkait sosok Tan Malaka menyatakan keluhanya terkait kondisi jalan di Jawa Tengah.
"Saya baru saja dengan mahasiswa Purwokerto meluncur ke Semarang. Sepanjang perjalanan rusak. Pak Gubernur harusnya memperbaiki jalanya," tukas Harry Poeze.
Ganjar tiba-tiba setengah berdiri bertumpu mata kakai dan menjawab sontak; "Kalau Pak Poeze tahu kereta jalur Purwokerto-Semarang yang baru saya resmikan dan naik itu pasti tidak mengeluh," ungkap Ganjar ditepuk tangani ratusan peserta diskusi yang mayoritas dari mahasiswa tersebut.
Sampai kini, diskusi masih terus berjalan dan Harry Poeze masih menjelaskan sosok seorang Tan Malaka yang layak dan tepat dijadikan sebagai pahlawan nasional. Selain itu juga dilakukan pemutaran film yang berdurasi 10 menit tentang proses pemindahan jenasah Tan Malaka dari Jawa Timur ke Jakarta.
Selama berlangsung, diskusi dijaga ketat oleh aparat kepolisian dari Polrestabes Semarang. Bahkan, sebelum diskusi berlangsung 2 mobil yang ditumpangi oleh anggota ormas FPI mendatangi tempat diskusi. Namun, karena ada mantan Ketua FPI Jateng hadir mereka lalu balik kanan meninggalkan tempat diskusi.
"Ada mantan komandanya disini, tadi datang dua mobil tapi sekarang sudah balik kanan," pungkas moderator diskusi Yunantyo Adi S.