Mengenal Tari Kandangan Jawa Barat, Siap Tampil pada HUT RI ke-78 di Istana Merdeka
Pemerintah Provinsi Jawa Barat siap mengirimkan keikutsertaan Tari Kandangan pada 17 Agutus di Istana Merdeka
Pemerintah Provinsi Jawa Barat siap mengirimkan keikutsertaan Tari Kandangan pada 17 Agutus di Istana Merdeka
Mengenal Tari Kandangan Jawa Barat, Siap Tampil pada HUT RI ke-78 di Istana Merdeka
Para perempuan penari Kandangan tampil serasi dengan pakaian tradisional berbalut kain batik, selendang berwarna hijau dan kuning serta mahkota sebagai kostum utama.
Mereka kemudian menggerakkan tangan dan kaki, secara harmonis, mengikuti irama karawitan Sunda. Tari Kandangan merupakan hasil kreasi baru seni Sunda. Kesenian ini unik karena menampilkan perempuan yang maskulin. Pemerintah Provinsi Jawa Barat siap mengirimkan keikutsertaan Tari Kandangan pada 17 Agustus di Istana Merdeka, Jakarta. Berikut informasi tentang tari Kandangan.
Menggambarkan sosok perempuan yang gagah
Mengutip penelitian Ayu Vinlandari Wahyudi dari IAIN Syekh Nurjati, tari ini menggambarkan sosok perempuan yang gagah. Di sana, perempuan divisualkan bisa sejajar dengan laki-laki, melalui gerakan tari yang lincah dan atraktif dari beberapa pola seperti alung soder, sepak soder, jangkung ilo dan waliwis mandi. Gerakan ini menampilkan perempuan sebagai pihak yang memiliki karakter gigih, tangguh, berani, dan kuat jiwa raga.
Perempuan bisa maskulin
Terdapat gerakan menonjol yang dimaknai sebagai baton signal. Desmond Morris dalam Narawati (2003) mengartikannya sebagai penggambaran perempuan yang berani dalam aktivitas sehari-hari.
Salah satu contoh gerakannya adalah, penari seakan-akan tengah berkomunikasi dengan lawannya secara setara tanpa ada batasan bahwa dia perempuan. Hal ini mematahkan stigma bahwa perempuan harus selalu di bawah laki-laki dan tidak bisa marah atau tegas.
Menggambarkan perempuan yang mandiri
Selain itu, tarian ini juga menggambarkan sosok perempuan yang mandiri. Ini terlihat dari pakaian seperti baju kutung, yang tidak berlengan sebagai ekspresi perempuan yang lincah, dan bisa melakukan aktivitas apapun sendiri.
Lalu celana sontog atau pendek, yang akan mempermudah gerakan tari secara lincah dan enerjik. Namun di sana juga terdapat rawis yang berbentuk bola-bola bunga putih, sebagai daya tarik dari sosok perempuan itu sendiri.
Perkembangan dari Tari Topeng Wadon
Adapun, Tari Kandangan merupakan perkembangan dari Tari Topeng Wadon yang diciptakan oleh Raden Tjetje Soemantri pada 1959. Mulanya, tari ini diidentikan dengan tari topeng, yang ditarikan perempuan. Namun lambat laun diubah menjadi tari kandangan, karena kurang merepresentasikan Tari Topeng itu sendiri. Penamaan kandangan sendiri berangkat dari istilah kandang, atau tempat dengan banyak karakter tari, karena kesenian ini memiliki ragam unsur gerak dari mulai kepala sampai kaki.
Siap tampil di Istana Merdeka pada 17 Agustus mendatang
Mengutip laman Disparbud Jabar, Tari Kandangan siap ditarikan oleh seratusan penari pada Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-78, di Istana Merdeka Jakarta, 17 Agustus mendatang.
Para penari ini didatangkan dari berbagai sanggar mulai dari Kota dan Kabupaten Bandung, Kabupaten Sumedang, Kabupaten Purwakarta, Kota dan Kabupaten Bekasi.
Tampilnya Tari Kandangan di Istana Merdeka merupakan bukti kesenian Sunda ini memiliki daya tarik kuat sebagai identitas bangsa dan budaya Jawa Barat.