Gubernur Koster Tak Tergoda Buru-Buru Buka Pariwisata di Bali
Gubernur Bali Wayan Koster tidak akan tergoda untuk segera membuka objek pariwisata di Pulau Dewata di tengah situasi pandemi Covid-19.
Gubernur Bali Wayan Koster tidak akan tergoda untuk segera membuka objek pariwisata di Pulau Dewata di tengah situasi pandemi Covid-19.
"Kita jangan terburu-buru atau terpancing dengan sodokan-sodokan agar kita ini cepat membuka tempat pariwisata," kata Koster, saat memberikan sambutan di Rapat Paripurna, di Gedung DPRD, Provinsi Bali, Senin (15/6).
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Bagaimana virus Covid-19 pertama kali masuk ke Indonesia? Kasus ini terungkap setelah NT melakukan kontak dekat dengan warga negara Jepang yang juga positif Covid-19 saat diperiksa di Malaysia pada malam Valentine, 14 Februari 2020.
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Kapan virus menginfeksi sel inang? Virus dapat bertindak sebagai agen penyakit dan agen pewaris sifat. Dalam kehidupan sehari-hari, virus tidak lagi terdengar asing bagi kita. Bermacam-macam virus dapat menimbulkan berbagai penyakit pada tubuh manusia yang tidak diinginkan. Jika tubuh kita dalam kondisi menurun (lemah), maka kita dapat dengan mudah terserang penyakit atau virus. Virus dapat bertindak sebagai agen penyakit dan agen pewaris sifat. Sebagai agen penyakit, virus memasuki sel dan menyebabkan perubahan-perubahan yang membahayakan bagi sel, yang akhirnya dapat merusak atau bahkan menyebabkan kematian pada sel yang diinfeksinya. Sebagai agen pewaris sifat, virus memasuki sel dan tinggal di dalam sel tersebut secara permanen.
-
Kapan kasus Covid-19 pertama di Indonesia diumumkan? Presiden Jokowi mengumumkan hal ini pada 2 Maret 2020, sebagai kasus Covid-19 pertama di Indonesia.
-
Kapan peningkatan kasus Covid-19 terjadi di Jakarta? Adapun kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
Koster mengaku sudah mendapat arahan dari Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Doni Monardo agar tidak terburu-buru membuka pariwisata di Bali.
"Beliau mengingatkan kepada Saya. Bapak Gubernur jangan buru-buru membuka pariwisata harus betul-betul sangat hati-hati dan terlebih dahulu memastikan bagaimana dinamika perkembangan Covid-19 di Bali ini," ujar Koster.
Koster menegaskan sikapnya untuk tidak hanya mementingkan kepentingan ekonomi dan bisnis.
"Saya tidak dalam posisi mengikuti keluhan sejumlah pelaku pariwisata yang ingin cepat-cepat buka. Hati-hati, karena Bapak Presiden pun sudah memberikan arahan agar kita berhati-hati dan negara-negara lain juga belum memperbolehkan (warga) negaranya keluar dari negaranya (atau) masuk ke negaranya," imbuh Koster.
Dia lantas mencontohkan Negara Singapura yang sampai bulan Desember belum menerima warga asing masuk ke negaranya. Warga Singapura juga dilarang keluar dari negaranya.
Pelaku Bisnis Diminta Bersabar
Gubernur meminta semua pihak bersabar dan tidak mendesak agar lokasi wisata segera dibuka kembali. Dia memahami kondisi para pelaku bisnis pariwisata dan tenaga kerja di Bali yang kini sangat berat menghadapi situasi Covid-19. Apalagi Bali tergantung pada pariwisata.
"Oleh karena itu untuk Bali, meskipun ada keinginan dari sejumlah pihak untuk mempercepat membuka tempat pariwisata ini. Mohon kita semua bersabar lebih dulu, berikan waktu yang cukup agar kita bisa menangani covid-19 ini dengan baik," ungkap Koster.
Gubernur Koster tidak ingin muncul gelombang kedua penyebaran Covid-19. Sebab, kesalahan dalam pengambilan keputusan bisa berdampak buruk.
"Saya memahami betul bagaimana juga. Karena kita tergantung dari pariwisata ini. Maka pelaku pariwisata sangat berat keadaannya sekarang. Baik pelaku usahanya maupun juga tenaga kerjanya. Tapi, ini semua tidak boleh membuat kita tergoda untuk melakukan tindakan secara cepat-cepat apalagi itu tidak didasarkan dengan data yang memadai," tutupnya.