Gubernur Lukas Enembe Sebut Korban Tewas Akibat di Papua Jadi 30 Orang
Gubernur Papua Lukas Enembe mengatakan, korban tewas akibat kericuhan yang mencuat dalam aksi demo anarkis di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua, pada 23 September 2019, bertambah menjadi 30 orang.
Gubernur Papua Lukas Enembe mengatakan, korban tewas akibat kericuhan yang mencuat dalam aksi demo anarkis di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua, pada 23 September 2019, bertambah menjadi 30 orang. Dari data sehari sebelumnya dilaporkan pihak polisi, korban tewas sebanyak 26 orang.
"Data terakhir ada 30 jenazah dan sebagian besar sudah dikirim ke Jayapura," kata Lukas di Wamena, ibu kota Kabupaten Jayawijaya, Rabu (25/9).
-
Kenapa situasi baku tembak di Papua semakin memanas? Anggota Brimob dan TNI pun kerap terlibat baku tembak dengan para teroris di Papua yang semakin lama mulai berani menyerang TNI dan Polri yang berjaga di sana.
-
Bagaimana cara menyelesaikan konflik Papua, menurut para akademisi dan ahli? Semua itu dilakukan melalui pendekatan pengakuan hak sipil politik, ekonomi sosial budaya, memperkuat pendidikan untuk kesadaran hak, dan memperkuat kualitas SDM anak muda dengan pendidikan adat dan pendidikan nasional.
-
Siapa yang mengemukakan perlunya masukan dari masyarakat dan ahli untuk menyelesaikan konflik Papua? “Kami sangat ingin mendengar masukan saran dan pandangan dalam mencari akar rumput permasalahan di tanah Papua serta memberikan solusi atas permasalahan yang terjadi,” kata Yayan dikutip dari Liputan6.com.
-
Kenapa konflik Papua semakin meningkat, meskipun pembangunan di wilayah tersebut digalakkan? Sekretaris Gugus Tugas Papua UGM Arie Ruhyanto mengatakan bahwa angka kekerasan di Papua meningkat di tengah gencarnya proses pembangunan oleh pemerintah.
-
Apa yang dilakukan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo di Papua? Pak Kapolri beliau jam 5 sudah berada di Papua, dengan Panglima TNI. Jadi beliau tidak bisa hadir, karena beliau tidak bisa hadir tentunya kita tidak mengikutsertakan para pejabat lainnya. Sehingga murni kita adalah PP Polri pada acara hari ini ya.
-
Bantuan apa yang disalurkan Kementan untuk masyarakat Papua? Kementan merespons cepat adanya cuaca ekstrem yang mengakibatkan 6 warga Puncak Papua meninggal dunia. "Kami sampaikan terimakasih karena kementan memberi bantuan terhadap masyarakat terdampak cuaca ektrem secara cepat. Saya kira ini sangat bermanfaat untuk masyarakat di tiga distrik yang terdampak yaitu Agandugume, Lambewi dan Oneri," ujar Darwin di Posko Tanggap Darurat Bencana Kabupaten Puncak, Jalan Haetubun Distrik Mimika Baru, Kabupaten Mimika, Senin (7/8).
Lukas mengatakan, aksi anarkis itu terjadi tiba-tiba tanpa diketahui pemerintah. Menurut dia, siswa-siswa pelaku anarkis dipaksa oleh kelompok tertentu.
"Kejadian tiba-tiba dan memaksa siswa-siswa, oleh kelompok yang kami tidak tahu dari mana tetapi mereka memaksa anak-anak sekolah yang masih ulangan untuk melakukan aksi kriminal," kata dia. Seperti diberitakan Antara.
Dia menjelaskan kelompok provokator membakar beberapa siswa yang menolak untuk bergabung dan melakukan aksi kriminal.
Kapolres Jayawijaya AKBP Tonny Ananda Swadaya mengatakan, tidak ada mayat pada penyisiran hari ke tiga. Dia mengatakan, ada beberapa orang yang diamankan untuk mendalami aksi kriminal kemarin.
"Sementara kita pendalaman jadi saya belum publikasi. Nanti setelah jelas arahnya, siapa aktornya baru kita publikasi. Yang diamankan sementara 7 orang," katanya.
Sebelumnya diberitakan, Kerusuhan terjadi di Wamena, Jayapura, Papua. Akibat peristiwa itu, sejumlah orang tewas.
"Sampai jam 12 Wib, informasi yang kita dapat, ada 26 orang meninggal dunia. 22 Orang itu adalah masyarakat pendatang Papua, profesinya ada tukang ojek, pekerja ruko, restoran," kata Kapolri Jenderal Tito Karnavian, saat konferensi pers di Kantor Kemenko Polhukam, Selasa (24/9).
Sedangkan empat orang yang menjadi korban adalah warga Papua asli. Selain korban meninggal dunia, 66 orang luka-luka.
"Yang warga Papua asli kita akan selidiki apa karena tindakan tegas petugas, karena perlawanan mau diserang, atau karena terkena panah temannya," sambungnya.
Ditambahkan Tito, akibat kerusuhan Wamena, sejumlah fasilitas publik dan gedung mengalami kerusakan.
"Kerugian ada Kejaksaan, Puskesmas, Bappeda, termasuk kantor bupati dibakar," jelas Tito.
Seperti diberitakan sebelumnya, Jenderal Tito menjelaskan awal mula isu beredar berbuntut situasi memanas.
"Di hari yang sama (dengan kerusuhan di Expo Waema), pagi harinya di SMA PGRI ada isu bahwa ada seorang guru yang sedang mengajar menyampaikan pada muridnya bahwa kalau bicara keras," kata Jenderal Tito, sebelumnya.
"Terdengar, oleh murid ini kera. Sehingga dikatakan ke temannya bahwa dikatakan monyet. Padahal yang dikatakan 'jangan bicara keras'. Hanya saja mungkin tonenya, dan s nya terdengar lemah," sambung Tito.
Berawal dari isu itulah, muncul informasi di masyarakat dan dikembangkan. Seolah-olah ada guru bersikap rasisme, mengatakan kata-kata tidak pantas yang melukai hati, padahal belum tentu benar.
"Dan kita yakin yang mengembangkannya adalah kelompok tadi, Komite Nasional Papua Barat (KNPB) yang menggunakan seragam SMA. Kita sedang cari orangnya," jelasnya.
Setelah itu, kata Tito, isu tersebut begitu cepat beredar. Sejumlah pelajar diprovokasi, hingga akhirnya mereka berkumpul dan bergabung.
"Saat itu ada petugas dengan cepat datang dari polres, kodim, tapi massa sudah terlanjur besar lebih kurang 2.000 orang," katanya.
Baca juga:
Selesaikan Masalah Papua, Moeldoko Ajak Benny Wenda Bertemu
Identitas Anggota TNI dan Polri Korban Penganiayaan di Waena
Menko Polhukam Berikan Keterangan Terkait Situasi Indonesia Terkini
Polisi Amankan 7 Orang Terkait Demo Rusuh di Wamena Papua
Orang-Orang Ini Disebut Pemerintah RI Jadi Dalang Kerusuhan di Papua
Kapolri Minta Masyarakat Tak Mudah Terpengaruh Hoaks Soal Papua dan Demo di DPR
Menengok Dampak Demo Mahasiswa dan Kerusuhan Papua ke Ekonomi Indonesia