Gubernur Sumsel Salahkan Warga yang Tewas Diterkam Harimau
"Karena tempat itu memang tempat habitatnya harimau, tak sejengkal tanah pun harimau keluar dari habitatnya," ujarnya.
Gubernur Sumsel Herman Deru meminta tewasnya manusia usai diterkam harimau tak perlu dibesar-besarkan. Padahal sudah ada empat warganya tewas karena diterkam hewan liar itu.
"Saya melihat ini sebenarnya sesuatu yang gak layak dibesar-besarkan," ungkap Deru, Kamis (26/12).
-
Apa yang terjadi pada kucing liar di Semarang? Banyak kucing liar yang hilang dan tersisa hanya satu ekor dalam keadaan mengenaskan.
-
Hewan apa yang meniru ular berbisa? Gurita peniru mampu menyerupai ular laut berbisa atau ikan singa berbisa, memberikan perlindungan lebih lanjut dari ancaman predator.
-
Apa yang mengancam kelestarian Harimau Sumatera di habitat aslinya? Kerusakan ini karena pembalakan liar serta pembukaan hutan untuk lahan perkebunan, " kata Kepala Seksi Konservasi Wilayah I BKSDA Aceh Kamarudzaman di Banda Aceh, Senin (27/3).
-
Kapan Hari Tapir Sedunia diperingati? Tahukah Anda, tanggal 27 April diperingati sebagai Hari Tapir Sedunia? Ya, sejak tahun 2008 lalu, setiap tanggal 27 April menjadi momentum peringatan tersebut.
-
Kapan hewan purba seperti Semut Martialis Heureka berevolusi? Semut Martialis heureka ditemukan di Amazon Brasil dan diyakini telah berevolusi sekitar 120 juta tahun lalu.
-
Kenapa manusia melewati batas Bumi? Fenomena ini menandakan bahwa jejak ekologis manusia semakin besar, dan biokapasitas planet bumi tidak dapat mengimbanginya.
Menurut Deru, penilaian itu karena lokasi penyerangan berada di habitat harimau. Informasi yang diterimanya, hingga saat ini belum satu ekor pun harimau keluar dari habitatnya.
"Karena tempat itu memang tempat habitatnya harimau, tak sejengkal tanah pun harimau keluar dari habitatnya," ujarnya.
Selain itu, kata dia, harimau memilih daya ingat yang tinggi. Hewan buas dilindungi itu tak sembarang menyerang jika tidak ada manusia yang mengganggunya.
"Di kejadian pertama, penebang kayu yang pakai chainsaw itu adalah orang pertama yang diterkam harimau, ada saksinya," kata dia.
Persoalan saat ini, sambung Deru, tidak ada tanda pembatas hutan lindung sebagai habitat harimau dengan perkebunan warga. Alhasil, masyarakat tidak mengetahui areal hutan yang dilarang dimasuki atau digarap menjadi lahan perkebunan.
"Mungkin warga tidak tahu mana batasnya, karena gak ada batas alam, batas kawasan (hutan lindung). Saya sudah bicara dengan Kementerian Kehutanan, agar tulisan-tulisan terkait batas kawasan diperbanyak," pungkasnya.
Diketahui, selama dua bulan terakhir ada enam kali penyerangan harimau Sumatera terhadap manusia di sekitar Gunung Dempo Pagaralam dan Lahat, Sumsel. Dari kejadian itu, empat petani tewas.
(mdk/rnd)