Gunung Iya di NTT Naik Status Jadi Siaga, Warga Diimbau Hindari Sekitar Puncak
Gunung api Iya merupakan gunung strato dengan sejarah letusan tercatat sejak tahun 1671.
Gunung api Iya di Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT) dengan ketinggian 637 MDPL berubah status dari Level II Waspada menjadi Level III Siaga sejak Selasa (5/11) kemarin.
Gunung api Iya merupakan gunung strato dengan sejarah letusan tercatat sejak tahun 1671 hingga erupsi terakhir tahun 1969, dengan selang waktu erupsi antara 1–60 tahun.
Berdasarkan rilis yang diterima merdeka.com menyebutkan, karakter erupsi gunung api Iya pada umumnya berlangsung di kawah utama berupa erupsi magmatik, yang menghasilkan abu vulkanik, lontaran batu pijar, dan aliran lava disertai dengan adanya runtuhan pada puncak.
Terdapat rekahan berkembang di sekeliling kawah aktif gunung Iya yang menunjukkan zona lemah di dalam gunung api. Rekahan ini yang kemungkinan akan mengakibatkan longsoran besar ke arah laut jika terjadi erupsi yang akan datang.
Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Muhammad Wafid A.N. menjelaskan, pada tanggal 1 Oktober 2024 – 4 November 2024, gunung api terlihat jelas hingga tertutup kabut.
Secara visual teramati asap kawah utama berwarna putih dan kelabu dengan intensitas tipis hingga sedang dan tinggi sekitar 10–300 meter dari puncak.
Cuaca cerah hingga hujan, angin lemah hingga kencang ke arah utara, timur laut, timur, tenggara, selatan, barat daya, barat dan barat laut. Suhu udara sekitar 23–39°C.
"Berdasarkan pengambilan data visual menggunakan drone kawah gunung api Iya pada tanggal 5 November 2024, teramati asap kawah tipis berwarna kelabu dengan tinggi kurang lebih 50 m diatas puncak," jelas Muhammad Wafid A.N.
Menurutnya, kegempaan yang terekam pada periode tanggal 1 Oktober 2024–4 November 2024, 28 kali Gempa Tremor Harmonik, 77 kali Gempa Tremor Non Harmonik, 2 kali Gempa Tornillo, 3 kali Gempa Low Frekuensi, 2 kali Gempa Vulkanik Dangkal, 173 kali Gempa Vulkanik Dalam, 63 kali Gempa Tektonik Lokal, 56 kali Gempa Tektonik Jauh, dan Gempa Tremor Menerus amplitudo 1–1,8 mm, dominan 1,5 mm.
Kegempaan G. Iya periode ini didominasi Gempa Tremor Harmonik, Gempa Tremor Non Harmonik, Gempa Tremor Menerus, dan Gempa Vulkanik Dalam.
Peningkatan kegempaan gunung Iya ditandai dengan meningkatnya Gempa Vulkanik Dalam sejak Agustus 2024, peningkatan signifikan kegempaan ini mengindikasikan adanya peningkatan tekanan dalam tubuh gunung Iya akibat meningkatnya aktivitas magmatik, atau adanya migrasi magma dari kedalaman dalam ke kedalaman dangkal.
"Gempa-gempa dangkal gunung Iya yaitu kegempaan tremor mulai terekam sejak tanggal 16 Oktober 2024 yang menandakan adanya pergerakan atau peningkatan tekanan magma menuju permukaan," ungkap Muhammad Wafid A.N.
Ia menambahkan, berdasarkan hasil pemantauan visual dan instrumental, gunung Iya menunjukkan adanya peningkatan aktivitas serta potensi ancaman bahayanya.
Oleh karena itu, tingkat aktivitas gunung Iya dinaikkan dari Level II (Waspada) menjadi Level III (SIAGA), terhitung mulai tanggal 5 November 2024 pukul 18.00 WITA dengan rekomendasi yang disesuaikan dengan potensi ancaman bahaya terkini.
"Masyarakat di sekitar gunung Iya dan pengunjung atau wisatawan direkomendasikan tidak mendekati kawasan dan tidak melakukan aktivitas, baik darat dan laut di dalam radius 3 Kilometer dari kawah aktif, serta tidak mendekati lubang tembusan gas yang berada di sekitar kawah untuk menghindari potensi bahaya gas beracun," tutupnya.