Guru SMPN 10 Yogyakarta Mengaku Emosi dan Spontan Tendang Siswanya
Usai menendang AA, Tusidi pun kemudian memberikan nasehat. Namun saat diberi nasehat, Tusidi menganggap AA justru menunjukkan respons yang tidak baik. Akhirnya Tusidi menskors AA selama sehari dan memberinya surat izin agar tidak belajar.
Seorang siswa SMP Negeri 10 Kota Yogyakarta berinisial AA ditendang gurunya lantaran terlambat masuk ke sekolah, Rabu (20/3). AA ditendang oleh Wakaur Kesiswaan, Tusidi Karyono (50).
Tusidi mengaku menendang AA karena merasa diejek saat muridnya diberi hukuman squat jump justru menolak dan mengeluarkan gestur mengejek.
-
Apa yang dilakukan siswa kepada guru? Seorang siswa Madrasah Aliyah (MA) YASUA, Desa Pilangwetan, RT 02 RW 03, Kecamatan Kebonagung, tega membacok gurunya sendiri.
-
Apa perbuatan bejat yang dilakukan guru tersebut? Perbuatan pelecehan itu dilakukan pelaku pada saat jam pelajaran di lingkungan sekolah. Dia mengimingi-imingi korban dengan uang"Korban dicabuli pada saat jam pelajaran dengan diiming-iming uang. Aksi itu ada yang dilakukan pelaku di pustaka, dan ada juga di kelas. Kejadian sudah berulang-ulang," jelasnya.
-
Bagaimana siswa membacok guru? Peristiwa itu terjadi pada Senin (25/9) pukul 09.30 WIB. Saat itu sang guru sedang mengawasi PTS (Penilaian tengah semester). Akibat insiden itu, guru mengalami luka serius dan mendapat perawatan di RS Wongsonegoro, Semarang.
-
Kapan Hari Guru Nasional diperingati? 25 November diperingati sebagai Hari Guru Nasional.
Tusidi menceritakan, sebagai Wakaur kesiswaan dirinya membuat program ketertiban untuk siswa yang terlambat. Bagi siswa yang terlambat mendapatkan sanksi untuk membersihkan lingkungan sekolah. Hukuman itu diberikan agar tidak ada lagi siswa yang terlambat.
Rabu (20/3) pagi, kata Tusidi tercatat ada 25 orang siswa yang terlambat. Kemudian para siswa yang terlambat ini diberi sanksi membersihkan lingkungan sekolah. Sebelum memberikan sanksi, Tusidi bertanya tentang kondisi siswanya. Jika ada yang sakit atau tidak fit maka sanksi tidak diberikan.
"Kemudian AA mengaku sakit. Dia bilang pusing sambil jogat-joget seperti mengejek," urai Tusidi saat ditemui di SMP Negeri 10 Yogyakarta.
Tusidi menyebut AA memiliki catatan kedisiplinan yang buruk dan kerap membuat guru-guru lain kewalahan dengan tingkahnya. Tusidi juga menyebut AA sering berbohong, pernah merusak fasilitas sekolah, sering membuat gaduh di kelas dan kerap terlambat. Dari rekam jejak AA itu, Tusidi bertanya kembali tentang kondisi kesehatan AA. Pertanyaan ini justru dijawab AA sambil tertawa.
"Saya pernah jadi guru beladiri jadi tahu mana yang sakit pucat atau tidak. Saya suruh squat jump, dia tidak tahu. Saya suruh jongkok terpaksa karena saya emosi reflek saya memang menendang pantatnya. Bukan pakai bagian yang menyakitkan saya tahu karate jadi saya tahu betul bagaimana. Dalam Islam pun ada konsep memukul boleh tapi di bagian tidak fatal. Saya pakai punggung kaki," ungkap Tusidi.
Usai menendang AA, Tusidi pun kemudian memberikan nasehat. Namun saat diberi nasehat, Tusidi menganggap AA justru menunjukkan respons yang tidak baik. Akhirnya Tusidi menskors AA selama sehari dan memberinya surat izin agar tidak belajar.
"Saya beri izin pulang saja. Saya sudah tidak tahu mau kasih sanksi apa. Kemudian AA datang ke sekolah dengan ibunya. Saya sudah minta maaf ke ibunya tapi tidak diterima. Saya sebenarnya ingin berkomunikasi dengan ibunya tentang kondisi AA di sekolah. Tapi ibunya bilang biar sama bapaknya saja yang akan datang ke sekolah. Saya tunggu ternyata tidak datang. Kemudian jadi viral seperti ini," keluh Tusidi.
Baca juga:
Telat Masuk Sekolah, Seorang Siswa SMP di Yogya Ditendang Guru
Kasus Siswa SMA Aniaya Kepala Sekolah di Riau Berakhir Damai
Rekonstruksi Kasus Kematian Taruna ATKP Makassar, Polisi Temukan Fakta Baru
Aniaya Kepala Sekolah, Siswa SMA di Riau Jadi Tersangka
Tak Patut Dicontoh, Siswa SMA di Riau Cekik, Tendang & Tinju Bibir Kepala Sekolah
Hasil Autopsi Polisi Taruna ATKP Makassar Tewas karena Pukulan Benda Tumpul