Gus Solah nilai Rizal Ramli cocok pimpin DKI sebab Ahok tak beretika
Kepemimpinan Rizal Ramli menganut sistem kepemimpinan gaya timur dengan lebih banyak menggunakan cara diskusi langsung.
Tokoh Nahdlatul Ulama Salahuddin Wahid atau dikenal dengan Gus Solah hari ini melakukan pertemuan dengan mantan Menteri Koordinator bidang Kemaritiman Rizal Ramli. Pertemuan tersebut juga dihadiri oleh perwakilan masyarakat dan federasi organisasi pedagang pasar Indonesia.
Gus Solah menilai Rizal Ramli cocok untuk maju sebagai orang nomor 1 di DKI Jakarta lantaran gaya kepemimpinan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) saat ini sudah tidak beretika lagi.
"Kepemimpinan Ahok caranya bicara tidak menyenangkan banyak orang saya lihat di televisi seorang ibu-ibu diteriaki maling," ujar Gus Solah di Kantor ECONIT, Tebet, Jakarta Selatan, Senin (15/8).
Kendati menolak bakal calon gubernur petahana DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, dia menegaskan penolakannya tidak berbau rasisme. "Kita menolak Ahok jangan karena etnis agama atau ras. Kita menolak karena kebijakan," tutur dia.
Terlebih lagi, cara kepemimpinan Rizal Ramli menganut sistem kepemimpinan gaya timur dengan lebih banyak menggunakan cara diskusi secara langsung menurutnya dinilai layak untuk maju sebagai Cagub DKI Jakarta 2017. Menurut adik kandung mantan Presiden Indonesia ke-4 itu, kepemimpinan dengan memaksa kehendak merupakan hal yang tidak baik untuk masa depan Jakarta.
Apalagi, lanjutnya, banyak pihak pihak yang merasa dirugikan dengan beberapa kebijakan yang dipakai Ahok. "Kita ingin gubernur yang betul betul memahami masalah di dalam tubuh Jakarta," tutur dia.
Namun dia menolak jika kedatangannya hari ini sebagai bentuk dukungan untuk Rizal Ramli dalam maju Pilgub DKI Jakarta 2017 mendatang. Senada dengan Gus Solah, Rizal Ramli juga enggan menegaskan pertemuannya kali ini guna membahas strategi Pilgub DKI Jakarta. "Saya sudah lama aja enggak ketemu," ujarnya.
Dia pun sempat menyinggung kisruh reklamasi Jakarta yang sempat membuat tegang hubungan Ahok dan Rizal Ramli. Gus Solah pun menyetujui pemikiran Rizal Ramli yang menghentikan sementara proyek reklamasi yang dinilai merugikan warga sekitar.
"Reklamasi kalau itu merugikan rakyat harus betul betul diperhatikan dan juga pemerintah pusat," tukasnya.
-
Kapan Pilkada DKI 2017 dilaksanakan? Pemilihan umum Gubernur DKI Jakarta 2017 (disingkat Pilgub DKI 2017) dilaksanakan pada dua tahap, yaitu tahap pertama di tanggal 15 Februari 2017 dan tahap kedua tanggal 19 April 2017 dengan tujuan untuk menentukan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta periode 2017–2022.
-
Apa saja isu yang muncul selama Pilkada DKI 2017? Apalagi pemilihan tersebut juga diwarnai dengan isu-isu seperti agama, etnis, dan kebijakan publik.
-
Kapan Pilkada DKI 2017 putaran kedua dilaksanakan? Pemungutan Suara Putaran Kedua (19 April 2017):Putaran kedua mempertemukan pasangan Ahok-Djarot dan Anies-Sandiaga.
-
Siapa saja kandidat yang bertarung di Pilkada DKI 2017? Saat itu, pemilihan diisi oleh calon-calon kuat seperti Basuki Tjahaja Purnama, Anies Baswedan, dan Agus Harimurti Yudhoyono.
-
Apa itu Pil KB? Pil KB menjadi satu di antara beberapa jenis alat kontrasepsi yang umumnya digunakan oleh banyak orang untuk mencegah kehamilan. Pil KB sendiri bekerja dengan cara mencegah tubuh untuk memproduksi sel telur. Sehingga nantinya sperma tidak bisa membuahi sel telur. Alhasil, kehamilan pun tidak akan terjadi.
-
Apa saja jenis pelanggaran yang dibahas dalam UU Pemilu 2017? Jenis-jenis pelanggaran pemilu, sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum (UU Pemilu), mencakup tiga kategori utama, yaitu pelanggaran kode etik pemilu, pelanggaran administratif pemilu, dan pelanggaran tindak pidana pemilu.
Baca juga:
Ahok dukung Sekda DKI jadi bakal cawagub Sandiaga Uno
Ahok yakin PDIP tak deklarasi cagub-cawagub DKI dalam waktu dekat
Berebut restu Megawati di Pilgub DKI Jakarta 2017
Sambangi DPW PKS, Sjafrie Sjamsoeddin ingin jalin komunikasi
Risma: Kalaupun saya harus ke Jakarta itu memang kehendak di atas
Prijanto sebut Ahok oportunis dan politikus yang buruk