Habibie: Pemimpin sukses dilihat dari generasi yang dipimpinnya
Menurut Habibie, ada tiga tantangan yang dihadapi bangsa Indonesia pasca-reformasi.
Mantan Presiden RI, Baharuddin Jusuf Habibie, menyatakan pemimpin yang sukses bisa dilihat dari generasi yang dipimpinnya. Menurutnya, generasi mendatang harus lebih baik dari sebelumnya.
"Jika lebih buruk, berarti generasi saya gagal. Meskipun saya yakin, Anda memiliki bakat pemimpin, karena Anda adalah bagian dari masyarakat pejuang," kata Habibie saat memaparkan makalah, di Gedung Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Jakarta, Jumat (8/3).
Habibie yang berbicara di depan Sarasehan Pembangunan Nasional Bidang Politik, Hukum, Pertahanan, dan Keamanan memaparkan beberapa permasalahan mesti dihadapi Indonesia, dalam masa pembangunan 2015 sampai 2019. Menurut dia, permasalahan itu berakar dari berbagai faktor melekat di masyarakat.
Habibie memaparkan, faktor budaya, agama, jati diri, karakter, alam, dan masyarakat merupakan unsur utama reformasi. Dari semua itu, menurut dia, semua bisa dipakai dalam beberapa model perubahan.
"Ada tiga proses perubahan. Evolusi, Revolusi, dan Evolusi yang dipercepat. Kita saat ini melakukan Evolusi yang dipercepat," ujar Habibie.
Dalam sarasehan kali ini, Habibie menyatakan Indonesia adalah Benua Maritim. Menurut dia, Indonesia adalah Benua Maritim satu-satunya di dunia.
Menurut Habibie, tantangan dihadapi bangsa Indonesia pasca-reformasi cukup banyak. Tetapi dia menyederhanakannya menjadi tiga pokok perkara, yakni soal mengembangkan sumber daya alam dan sumber daya manusia, supaya dapat menjadi andalan pembangunan.
Kemudian bagaimana mengembangkan dan memelihara persatuan bangsa Indonesia yang beragam, di atas satu-satunya Benua Maritim di dunia, kemudian bagaimana bangsa Indonesia merealisasikan cita-cita Pancasila secara murni, dengan pengorbanan serendah mungkin.
Namun, Habibie tetap menekankan soal penerapan teknologi digunakan sebagai nilai tambah, dan tepat guna. Dia melanjutkan, penggunaan teknologi itu bukan sekadar menguasai, tapi bagaimana memanfaatkannya buat mensejahterakan rakyat.