Haji Lulung minta pendukung Ahok tobat dan tak memobilisasi massa
Haji Lulung minta pendukung Ahok tobat dan tak mobilisasi massa. Haji Lulung melihat ada pihak-pihak yang memobilisasi massa pendukung Ahok. Dari pengalamannya, tidak ada massa yang dengan sukarela datang dengan sendirinya.
Berbagai aksi simpatik dan dukungan terhadap Gubernur DKI Jakarta non-aktif Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) atas vonis 2 tahun yang dijatuhkan majelis hakim kasus penodaan agama, masih terus mengalir melalui berbagai cara. Sejak hari pertama Ahok ditahan, gelombang massa pendukungnya bertambah besar. Hampir setiap hari mereka menggelar aksi.
Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Abraham Lunggana atau biasa disapa Haji Lulung melihat ada pihak-pihak yang memobilisasi massa pendukung Ahok. Dia kembali menyinggung soal aksi pengiriman ribuan karangan bunga ke Balai Kota.
-
Bagaimana Ahok terlihat dalam fotonya saat kuliah? Tampak pada foto, Ahok tengah bergaya bersama teman-temannya saat awal masa kuliah di Trisakti.
-
Apa yang dirayakan oleh Ahok dan Puput? Ahok dan Puput merayakan ulang tahun putri mereka dengan acara yang sederhana, namun dekorasi berwarna pink berhasil menciptakan atmosfer yang penuh semangat.
-
Kenapa Ahok menahan Yosafat saat meniup lilin? Ahok lalu menahan Yosafat agar tidak ikut meniup lilin pada ulang tahun adiknya.
-
Bagaimana Ken Arok membunuh Tunggul Ametung? Ken Arok membunuh Tunggul Ametung menggunakan keris buatan Mpu Gandring.
-
Kapan Lukman Hakim meninggal? Lukman Hakim meninggal di Bonn pada 20 Agustus 1966.
-
Bagaimana Ahok memulai karier politiknya? Ia memulai karier politiknya sebagai anggota DPRD DKI Jakarta setelah terpilih pada tahun 2004.
"Orang yang demo itu, orang yang dimobilisasi. Harapan saya dari persoalan Basuki Tjahaja Purnama pada 19 April di Pilkada itu jelas ada pengiriman bunga yang sangat besar. Kemudian ada juga sebelum putusan sidang ada pengirim bunga ke pada Mabes Polri itu juga mobilisasi," kata Lulung, di Hotel Grand Sahid, Jalan Jendral Sudirman, Jakarta Pusat, Kamis (11/5).
Lulung berharap mereka yang memobilisasi massa untuk mendukung mantan Bupati Belitung Timur ini segera Move On. Dari pengalamannya, tidak ada massa yang dengan sukarela datang dengan sendirinya.
"Harapan saya supaya semuanya move on siapa saja yang artinya ikut berperan serta dalam pengerahan masa mobilisasi masa sudahlah, tobat, ada yang lebih penting ke depan kita sama-sama tahu lah enggak mungkin orang jalan sendiri, pasti mobilisasi, karena itu sepengalaman saya," ungkapnya.
Diketahui sebelumnya, masyarakat banyak yang mengirimkan bunga kepada pasangan Ahok dan Djarot usai kalah dalam Pilkada DKI Jakarta putaran kedua. Siring bertambahnya hari, karangan bunga untuk Ahok-Djarot semakin banyak hingga mencapai ribuan.
Tidak hanya karangan bunga, Senin (8/5) kemarin tepat sehari sebelum sidang vonis Ahok untuk kasus penistaan agama, Balai Kota tempat Ahok-Djarot bekerja sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta. Di sidang putusan Ahok yang tengah tersandung kasus penistaan agama di vonis dua tahun penjara. Hal tersebut membuat semua pendukung Ahok merasa sedih dan melakukan aksi simpatik seperti 1000 lilin untuk Ahok.
Hingga pagi tadi (11/5) para pendukung Ahok juga masih berkumpul untuk mengumpulkan Kartu Tanda Penduduk (KTP) sebagai bentuk petisi meminta penangguhan penahanan untuk Ahok. Saat di konfirmasi oleh merdeka.com pada pagi hari tadi jumlah KTP tersebut sudah mencapai 6.000 KTP.
(mdk/noe)