Hanafi bicara soal lukisannya dicatut untuk '33 Tokoh Sastra'
Atas tindakan Tim 8 yang main comot itu, Hanafi mempertanyakan integritas artistik mereka.
Pelukis Hanafi angkat bicara soal karyanya yang diambil tanpa izin untuk dijadikan sampul buku '33 Tokoh Sastra Indonesia Paling Berpengaruh'. Sampai detik ini, kata Hanafi, belum ada keterangan dari Tim 8, penulis buku, tentang pengambilan tanpa izin lukisan berjudul 'Dalam Genangan' itu.
Kepada merdeka.com, Hanafi bercerita, Jamal D Rahman (Ketua Tim 8) dan Agus S Sarjono (anggota Tim 8), sebelumnya beberapa kali memakai lukisannya untuk sampul Majalah Horison. Di majalah sastra itu, Jamal adalah pemimpin redaksi dan Agus adalah salah satu redakturnya.
"Ini kita lihat dalam konteks perkawanan. Kalau majalah tidak menjadi persoalan, sering saya bantu covernya, terbitan-terbitan mereka Agus dan Jamal untuk Jurnal Sajak juga. Setelah dicetak, dia kirim ke saya, tidak pernah izin formal," kata Hanafi lewat sambungan telepon, Kamis (23/1).
Hanafi melanjutkan, kemudian Agus dan Jamal menelepon istrinya, Adinda Luthvianti, sekitar 20 Desember tahun lalu. Kepada Adinda, Agus dan Jamal mengatakan akan memakai lukisan Hanafi untuk cover.
"Tapi tidak detail untuk cover apa. Istri saya bilang 'saya sih boleh-boleh saja, tapi telepon Mas Hanafi yang punya karya'," kata Hanafi, yang saat itu sedang berada di Bali untuk pameran.
Namun, kata Hanafi, sampai buku diluncurkan pada awal Januari 2014, Agus dan Jamal juga tak kunjung menghubunginya. "Sampai detik ini juga tidak datang. Saya sebut ini agak mengabaikan ya," kata Hanafi.
Hanafi curiga, saat Agus dan Jamal menelepon istrinya untuk menanyakan soal cover sekitar 20 Desember 2013, buku tersebut sebenarnya sudah cetak. Sebab kurang lebih dua pekan setelahnya, atau pada awal Januari 2014 buku sudah diluncurkan. "Saya yakin betul sudah dicetak," katanya.
Hanafi menyebutkan, keanehan juga terdapat pada halaman kolofon buku setebal 734 halaman itu. Pasalnya, di halaman kolofon hanya tertulis 'Lukisan Sampul: ... Karya Hanafi'.
"Tidak ada judul, ukuran, tahun, harusnya itu sudah jelas dalam proses penerbitan. Artinya, dalam percetakan mereka bersikeras untuk tidak minta izin," ujarnya.
"Kan tidak layak titik-titik. Apalagi ada tokoh-tokoh yang dianggap mereka penting dalam buku itu," imbuhnya.
Pelukis abstrak ini mengatakan, seandainya Tim 8 meminta izin lebih dulu kepadanya, dia tidak akan memberikan lukisan 'Dalam Genangan'. Sebab, lukisan itu adalah ilustrasi dalam buku 'Mirah Mini', karya kolaborasi bersama Nukila Amal pada 2012.
"Karya yang itu soalnya dibuat untuk buku anak 'Mirah Mini'. Karya itu tidak bisa dipisah," kata Hanafi.
Atas tindakan Tim 8 yang main comot itu, Hanafi mempertanyakan integritas artistik mereka. Namun, dia belum mau membawa kasus ini ke proses hukum.
"Sebenarnya sampai detik ini saya masih menunggu, mendengarkan keterangan dari mereka," kata Hanafi.
Seperti diketahui, buku '33 Tokoh Sastra Indonesia Paling Berpengaruh' karya Tim 8 telah mengundang polemik. Bukan hanya isinya yang menobatkan konsultan politik Denny JA sebagai salah satu tokoh sastra paling berpengaruh, namun juga sampul buku yang belakangan diketahui diambil tanpa izin. Sejumlah pencinta sastra bahkan sudah membuat petisi untuk menghentikan sementara peredaran buku tersebut.
-
Kenapa Denny Chandra menjual aset-asetnya? "Itu mobil aku empat semua dijual-jualin tuh. Dari mulai SLK 2 pintu, ada Alphard, Caravelle, ada Teana. Itu satu-satu dijualin hanya untuk menyambung hidup," lanjut kang Denny.
-
Kapan Denny Caknan lahir? Denny Setiawan, yang lebih dikenal dengan nama panggung Denny Caknan, adalah seorang penyanyi dangdut terkemuka asal Ngawi. Ia lahir pada 10 Desember 1993.
-
Apa saja aset Denny Chandra yang dijualnya? "Itu mobil aku empat semua dijual-jualin tuh. Dari mulai SLK 2 pintu, ada Alphard, Caravelle, ada Teana. Itu satu-satu dijualin hanya untuk menyambung hidup," lanjut kang Denny.
-
Kapan survei LSI Denny JA dilakukan? Sebagai informasi, survei LSI Denny JA ini dilakukan mulai 26 Januari hingga 6 Februari 2024.
-
Bagaimana Dek Cunda terlihat mirip dengan Denny Caknan? Dengan wajahnya yang mulai diperlihatkan sedikit demi sedikit, netizen mengatakan bahwa Dek Cunda adalah versi mini dari Denny Caknan.
-
Kenapa Denny Sumargo berterima kasih kepada Tuhan? "Terima kasih Tuhan atas kesempatan ini, saya Denny Sumargo, menyerahkan anak dan istri saya ke dalam tangan-Mu," ungkap Denny Sumargo di Instagram pribadi. "Saya pernah ngomong sama Tuhan, kalau Tuhan berkehendak saya tidak punya keturunan, maka saya bersyukur saya diberikan wanita yang luar biasa," ucap Densu. Seperti yang diketahui, Oliv sempat mengalami keguguran sebanyak tiga kali."Tapi kalau Tuhan ingin memberikan saya keturunan, lihatlah istri saya, bukan untuk saya," ucap Denny Sumargo.