5 Cara Membaca Kitab Kuning Lengkap Beserta Pengertiannya
Simak cara membaca kitab kuning dan ketahui pengertian lengkapnya.
Simak cara membaca kitab kuning dan ketahui pengertian lengkapnya.
5 Cara Membaca Kitab Kuning Lengkap Beserta Pengertiannya
Umat muslim pasti tidak asing dengan istilah kitab kuning.
Kitab ini merupakan kitab warisan para ulama-ulama terdahulu yang menjadi transformasi pengetahuan dalam agama Islam.
Karena waktu penulisannya, kitab kuning ditulis dengan huruf Arab dan tanpa harokat, atau lazim disebut dengan gundul.
-
Bagaimana Ponpes Darul Amanah mengajarkan kitab kuning? Mengutip dari rilis yang diterima merdeka.com, tidak semua pondok pesantren berani menerapkan kurikulum kitab kuning. Penyebabnya adalah level kesulitan dari membaca dan memahami kitab kuning itu sendiri. Diperlukan pemahaman khusus terhadap bahasa Arab agar dapat lancar membaca kitab kuning. Ustadz Fatwa, Pimpinan Pondok Pesantren Darul Amanah, mengatakan bahwa Ponpes Darul Amanah punya metode sendiri dalam mengajarkan kitab kuning. Ia mengatakan, hal pertama yang penting dikuasai sebelum belajar kitab kuning adalah kemampuan dalam berbahasa Arab. Setidaknya, santri harus tahu cara menulis, membaca, dan mengartikan bahasa Arab.
-
Kenapa Ponpes Darul Amanah menggunakan kitab kuning? Bagi pria yang akrab disapa Gus Fatwa itu, belajar kitab kuning merupakan hal yang wajib karena menjadi sumber penting dalam pembelajaran agama Islam.
-
Bagaimana membacanya? Cara membacanya harus sepanjang dua harakat atau disebut satu alif, contohnya:كتَا بٌ - يَقُوْلُ - سمِيْعٌ
-
Apa kitab penting itu? Sebuah manuskrip terkenal dari naskah Kitab Kells berusia 1.200 tahun yang memiliki iluminasi luar biasa dari koleksi museum Trinity College Dublin ternyata memiliki sejarah yang panjang sebelum berada di museum tersebut.
-
Bagaimana cara membaca Ayat Kursi? Ayat Kursi merupakan penggalan ayat yang cukup panjang, jadi bagi yang belum hapal, bacaan latin ini bisa membantu agar mudah mengamalkannya.
-
Bagaimana cara membaca doa khitan? Dalam Kitab Hilyatun Nufus lil ‘Aris wal ‘Arus, tertulis sebuah doa ketika seseorang akan dikhitan yakni sebagai berikut. Allahumma hadzihi sunnatuka wa sunnatu nabiyyika, shalawatuka ‘alayhi wa alihi, wat tiba‘un minna li nabiyyika, bi masyi’atika, wa iradatika, wa qadha’ika li amrin aradtahu, wa qadha’in hatamtahu, wa amrin anfadztahu, wa adzaqtahu harral hadidi fi khitanihi wa hijamihi bi amrin anta a’rafu bihi minni.
Tentu saja menjadi sebuah hal yang sulit bagi pemula yang belum paham kaidah dan cara membacanya.
Lantas bagaimana cara membaca kitab kuning yang benar? Dirangkum dari NU Online, Senin (20/5) berikut informasi selengkapnya.
Apa Itu Kitab Kuning?
Merujuk pada Undang-undang No. 18 Tahun 2019 tentang Pesantren, kitab kuning adalah kitab keislaman berbahasa Arab atau kitab keislaman berbahasa lainnya yang menjadi rujukan tradisi keilmuan Islam di pesantren.
Penggunaan kitab kuning sudah ada sejak abad 1 hingga 2 Hijriyah yang kemudian masih digunakan sampai sekarang. Kitab kuning juga sangat akrab bagi kehidupan pesantren.
Adapun pesantren merupakan tempat pendidikan Islam yang menggunakan sumber berupa Al-Quran dan hadis. Kemudian sumber-sumber tersebut dielaborasi lebih luas lagi dan lebih dalam serta spesifik.
Sehingga muncul kitab kuning yang merupakan hasil karya dari para ulama dengan berbagai macam bidang keilmuan.
Disebut kitab kuning tak lain karena sejak dulu sudah banyak kitab yang dicetak dengan menggunakan kertas-kertas yang berwarna kuning dan berbentuk khurasan.
Dalam satu khurasan terdapat empat halaman dengan ukuran seperti kertas folio.
Seiring berjalannya waktu maka kitab kuning juga bisa disebutkan untuk kitab-kitab yang dicetak dengan menggunakan kertas putih.
Cara Membaca Kitab Kuning
Kitab kuning memiliki kesulitan dibanding kitab lainnya.
Namun kita bisa memahami bila menerapkan beberapa metode agar niat kita memahami isinya bisa cepat tercapai.
Beberapa cara membaca kitab kuning berikut bisa diteladani di rumah.
1. Penuh Niat
Memulai ilmu apapun pasti memerlukan niatan agar bisa paham. Sama halnya dengan memperlajari kitab kuning yang harus ada sejak awal.
Karena semua hal yang dibarengi dengan niat yang kuat akan mempermudah dalam memahami keilmuan yang sedang kita pelajari.
2. Mengusai Ilmu Nahwu dan Sharaf
Memahami kitab kuning harus dengan menguasai ilmu nahwu dan sharaf.
Sebab, keduanya menjadi pedoman dasar dalam kaidah bahasa Arab. Jika dalam bahasa Inggris dinamakan dengan "grammar".
Adapun kitab rujukan yang sering dipakai para santri untuk menguasai ilmu nahwu dan sharaf adalah kitab Al-Jurumiyah, Matan Matnul Al Bina dan Amtsilati Tasrifiyyah.
3. Banyak Baca dan Menghafal Kosa Kata Bahasa Arab
Untuk mempelajari kitab kuning, kita hendaknya mulai banyak membaca dan menghapal kosa kata bahasa Arab.
Banyak menghapal kosa kata bahasa Arab memudahkan untuk segera bisa membaca kitab kuning.
Bagian ini bisa dilakukan dengan banyak membaca dan mengartikannya.
Metode menghapal yang biasa digunakan antara lain membaca makna Arab sebanyak tujuh kali berulang-ulang, maka bacaan tersebut otomatis akan nempel sendiri di kepala.
Contohnya lafadz abun yang berarti bapak. Jika lafadz abun dibaca tujuh kali, maka akan hapal dengan sendirinya.
4.Menjaga Sanad Keilmuan dengan Bertawasul
Selanjutnya adalah dengan menjaga sanad keilmuan dengan cara bertawasul kepada sang pengarang kitab merupakan adabnya sorang santri ketika akan membaca atau menghafal kitab tersebut.
Salah satunya dengan memberikan fatihah kepada pengarang kitab Taqrib, Syekh Abu Suja. Dalam tradisi santri NU menjaga sanad keilmuan dengan tawassul merupakan bentuk penghormatan kepada ulama.
5. Lingkungan yang Baik
Mempelajari sesuatu harus dimulai dengan lingkungan yang mendukung. Bila lingkungannya baik maka akan menciptakan kepribadian yang baik.
Lingkungan yang baik bisa memotivasi untuk bisa membaca kitab kuning, seperti lingkungan pondok pesantren.
Dengan tinggal di pesantren yang setiap harinya bertemu kitab kuning, maka akan menjadi habitat yang baik.