Harga jual lebih tinggi, 8.000 tapal kuda diselundupkan ke Malaysia
Harga jual lebih tinggi, 8.000 tapal kuda diselundupkan ke Malaysia. "Modus pengirimannya, dikumpulkan di Palembang, lalu dibawa lagi pakai kapal. Saat di laut, barang dioper ke kapal lebih besar dan dikirim ke Malaysia," kata Kapolda.
Direktorat Polisi Air Polda Sumsel menggagalkan penyelundupan 8.000 ekor tapal kuda ke Malaysia. Dua pelaku berikut kapal motor diamankan petugas.
Kedua pelaku adalah berinisial SF (46), warga Dusun V, Sungai Sembilang, Desa sungsang IV, Kecamatan Banyuasin II, Kabupaten Banyuasin, dan FS (46) warga Tanjung Jabung Barat, Jambi. Dua unit kapal motor milik pelaku dijadikan barang bukti.
Tersangka SF mengaku tidak mengetahui jika tapal kuda dilarang diperjualbelikan karena dilindungi undang-undang. Selama ini dia telah beberapa kali disuruh mengangkut hasil laut itu ke Palembang dengan upah Rp 1,5 juta.
"Tidak tahu dilindungi, saya cuma disuruh bawa saja," ungkap SF di Mapolair Polda Sumsel, Rabu (8/3).
Dikatakannya, tapal kuda itu rencananya akan dikirim ke Malaysia. Sebab, harganya lebih mahal ketimbang dijual di dalam negeri.
Kapolda Sumsel Irjen Pol Agung Budi Maryoto mengungkapkan, penangkapan berawal dari kecurigaan terhadap kapal motor yang dinahkodai tersangka SF saat melintas di Tanjung Kampe Sungsang, Minggu (5/3). Digeledah, ditemukan lima ribu ekor tapal kuda.
Lalu, petugas kembali menangkap tersangka FS di perairan Sembilang yang membawa tiga ribu ekor. FS merupakan salah satu jaringan penjualan tapal kuda ke Malaysia.
"Total yang diamankan delapan ribu ekor. Mau dibawa ke Palembang dulu baru setelah itu dikirim ke Malaysia," ungkap Agung.
Menurutnya, tapal kuda itu dibeli dari nelayan Sembilang dengan harga Rp 5.000 per ekor dengan ukuran dibawah lima ons. Sedangkan ukuran lebih besar dibeli seharga Rp 15.000 per ekor.
"Modus pengirimannya, dikumpulkan di Palembang, lalu dibawa lagi pakai kapal. Saat di laut, barang dioper ke kapal lebih besar dan dikirim ke Malaysia," kata dia.
Sementara itu, Koordinator Penyidikan dan Pengamanan Hutan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumsel, Andre menggatakan, dari total tangkapan polisi hanya tersisa 57 ekor tapal kuda yang masih hidup dan telah dilepasliarkan di perairan Sembilang.
"Habibat tapal kuda sudah menurun karena selalu diburu, tidak cuma dijual tapi juga dikonsumsi nelayan," terangnya.