Harga Pangan Naik, Jokowi: Patut Kita Syukuri Tidak Drastis, Negara Lain 2 Kali Lipat
Jokowi menyampaikan sulitnya pemerintah menjaga keseimbangan harga beras. Sebab, masyarakat akan mengeluh apabila harga beras naik, sementara petani senang.
Jokowi menyebut harga pangan di Indonesia masih terkendali dibandingkan harga negara-negara lainnya. Tetapi Jokowi tak menyebut negara-negara mana saja yang dimaksud.
- Jokowi Ternyata Tak Ingin Harga Pangan Terus Turun, Ini Alasannya
- Curhat Jokowi: Harga Beras Turun Saya Dimarahi Petani, tapi Kalau Beras Naik Saya Dimarahi Ibu-Ibu
- Jokowi: Harga Beras Turun Saya Dimarahi Petani, Kalau Naik Dimarahi Ibu-ibu
- Jokowi Kucurkan Bantuan Pangan: Hampir Semua Negara Gagal Panen, Harga Beras Naik
Harga Pangan Naik, Jokowi: Patut Kita Syukuri Tidak Drastis, Negara Lain 2 Kali Lipat
Harga sejumlah harga pangan di Indonesia mengalami kenaikan. Namun menurut Presiden Joko Widodo alias Jokowi, kenaikan harga pangan di Indonesia masih terkendali dan tidak naik drastis jika dibandingkan dengan negara-negara lain yang mengalami kenaikan sampai dua kali lipat.
"Ada kenaikan harga beras, karena harga pangan internasional itu semuanya naik dan kita ini termasuk masih rendah, ada yang naik tinggi sekali," kata Jokowi saat mengunjungi Kompleks Perdugangan Bulog Laende di Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara, Senin (13/5).
"Ini patut kita syukuri. Bahwa (harga pangan) kita naiknya tidak drastis, (negara lain) ada yang (naik) 50 persen, ada yang dua kalinya. Jadi di Indonesia masih beras kita kendalikan," kata Jokowi menambahkan.
Mengatasi hal itu itu, sambung Jokowi, pemerintah akan memberikan bantuan cadangan pangan berupa beras 10 kilogram per keluarga. Jokowi menuturkan, bantuan ini akan dilanjutkan hingga Desember 2024 apabila anggaran negara mencukupi.
"Jadi yang 10 kilo ini akan diteruskan sampai Juni, akan kita lihat kalau nanti APBN itu ada ruang anggarannya akan diteruskan sampai Desember. Kita berdoa bersama-sama ya supaya bisa terus sampai Desember," jelasnya.
Di sisi lain, Jokowi menyampaikan sulitnya pemerintah menjaga keseimbangan harga beras. Sebab, masyarakat akan mengeluh apabila harga beras naik, sementara petani senang.
"Kita jaga harga beras itu enggak gampang. Kalau tinggi masyarakat pasti, ibu-ibu pasti (mengeluh), tapi petani seneng, karena harganya naik tinggi. Tapi kalau harga bisa saja kita tekan, impor banyak biar harga jadi murah, tapi petani ini rugi gitu," tutur dia.
Kendati begitu, Jokowi menuturkan pemerintah tetap berupaya menyeimbangkan harga beras agar tak merugikan masyarakat dan petani. Dia pun berharap bantuan beras 10 kilogram tersebut dapat membantu meringankan beban masyarakat.
"Itu ya kita harus ingat, itu tidak gampang. Pemerintah itu agar petani senang dan ibu- ibu juga seneng. Maka oleh sebab itu, 10 kilogram kita berikan ke masyarakat," ujar Jokowi.