Hari Santri, RMI Putri Kediri gelar nikah dan sunatan massal gratis
Hari Santri, RMI Putri Kediri gelar nikah dan sunatan massal gratis. RMI adalah organisasi gabungan pondok-pondok pesantren di bawah bendera Nahdlatul Ulama (NU). Hadir di acara itu, Pengasuh Ponpes Lirboyo KH Abdullah Kafabih Mahrus, KH Anwar Mansur, Habib Jamal Ba'agil dari Malang serta para pejabat kota setempat.
Peringati Hantri Nasional, Robithoh Ma'ahidil Islamiyah (RMI) Putri Kabupaten-Kota Kediri, Jawa Timur gelar nikah dan sunatan massal gratis di Aula Pondok Pesantren (Ponpes) Ar Risalah, Lirboyo, Sabtu (22/10). RMI adalah organisasi gabungan pondok-pondok pesantren di bawah bendera Nahdlatul Ulama (NU).
Hadir di acara itu, Pengasuh Ponpes Lirboyo KH Abdullah Kafabih Mahrus, KH Anwar Mansur, Habib Jamal Ba'agil dari Malang serta para pejabat kota setempat dan Menteri Sosial (Mensos) Khofifah Indar Parawansa.
Selain ikut menyaksikan proses nikah dan khitan massal tersebut, Mensos juga berkesempatan memberi santunan kepada sekitar 100 anak yatim dan 100 duafah.
-
Kapan acara nikah massal ini dilakukan? Keduanya diketahui mengikuti program nikah massal gratis yang digelar oleh Pemerintah Kota Bandung pada Sabtu (21/9) lalu.
-
Kenapa program nikah massal ini diadakan di Kota Bandung? Adapun nikah massal gratis ini merupakan rangkaian acara dalam memperingati hari jadi Kota Bandung yang ke-214.
-
Kapan Krisjiana Baharudin dan Siti Badriah menikah? Lima tahun telah berlalu sejak Krisjiana dan Siti Badriah menikah.
-
Kapan Azzahra Nabila Sudiro mengadakan pengajian menjelang pernikahannya? Pada Rabu, 21 Agustus 2024, Azzahra Nabila Sudiro mengadakan pengajian sebelum pernikahan.
-
Kenapa Putri Isnari melakukan pengajian pra nikah? Menjelang pernikahannya dengan Abdul Azis, Putri Isnari mengadakan acara pengajian pra nikah bersama keluarga besar.
-
Kenapa ucapan selamat lamaran nikah penting? Ucapan selamat lamaran nikah akan menjadi ungkapan kebahagiaan dan harapan kita kepada pasangan yang berbahagia.
Di acara itu, wajah-wajah sekitar 48 pasangan tanpak semringah. Para pengantin baru ini, ada yang tua dan muda. Bahkan ada yang sudah punya cucu.
Dalam sambutannya, Kiai Kafabih mengatakan, nikah itu penting. Karena menurutnya, saat menggelar pernikahan di depan penghulu, mereka mendapat do'a dari orang lain.
"Nikah masal ini ada yang sudah punya cucu. Ini bukan masalah apa-apa, karena waktu mau nikah dulu, ngurus surat, biayanya pas-pasan," kata Kiai Kafabih.
Tanpa menikah, ungkap sang kiai, jarang ada orang sukses. "Nikah itu penting. Minimal bisa didoakan orang lain. Jarang sekali orang sukses tanpa nikah."
"Ada cerita, ada perempuan cari suami yang sudah mapan. Kemudian dijawab sama kiai, jarang sekali ada lelaki sudah mapan tapi belum menikah. Makanya, dengan pernikahan oleh Allah akan dimapankan," paparnya.
Selain menggelar nikah masal, RMI Putri NU Kediri ini juga mengkhitankan 57 anak yatim dan duafah. "Umat muslim itu harus dikhitan. Disunatkan (dikhitan) itu juga banyak faktor, terutama faktor kesehatan. Orang tidak sehat itu belum disunat. Itu (khitan) juga menghilangkan najis. Bagi perempuan, untuk mengendalikan syahwat," ucapnya.
Kiai Kafabih juga menjelaskan makna Hari Santri, yang diperingati hari ini, 22 Oktober. Menurutnya, Hari Santri sebagai ungkapan syukur kepada Allah SWT atas jasa KH Hasyim Asy'ari, yang telah mengobarkan semangat Resolusi Jihad untuk mempertahankan kemerdekaan RI.
Pun begitu dengan para kiai-kiai NU yang lain, serta peran serta para santri yang terut berjuang di Kota Pahlawan untuk mempertahankan NKRI di Tahun 1945.
"Kalau tidak ada Hari Santri, 22 Oktober, maka Hari Pahlawan 10 November tidak ada. Karena 10 November itu embrionya ya 22 Oktober itu," ceritanya.
Maka, kata dia, penetapan 22 Oktober sebagai Hari Santri oleh pemerintah adalah tepat. "Ini untuk menghidupkan pesantren, agar bisa berkembang dan bermanfaat bagi negara yang diridhoi Allah SWT," tandasnya.
Sementara Mensos Khofifah yang turut memberi sambutan, mengaku sangat setuju dengan Kiai Kafabih, baik soal penetapan tanggal 22 Oktober sebagai Hari Santri maupun soal pernikahan, yang dianggap penting.
Sebab, kata Ketua Umum PP Muslimat NU ini, pernikahan itu berkaitan dengan dokumen identitas warga dan keberlangsungan hidup generasi-generasi sesudahnya.
"Kalau pernikahan tidak dicatatkan di negara, tidak bisa buat KK (kartu keluarga), anaknya nanti tidak akan mendapatkan akta lahir. Kalau tidak ada akta lahir, bagaimana bisa mendaftar sekolah. Makanya pernikahan itu sangat penting," katanya Khofifah.