Tak Hanya sebagai Hiasan di Kepala Pengantin Wanita, Ini Makna Siger pada Pernikahan Adat Sunda
Tak sekedar dipakai di kepala, siger sebagai hiasan pengantin perempuan punya banyak makna.
Tak sekedar dipakai di kepala, siger sebagai hiasan pengantin perempuan punya banyak makna.
Tak Hanya sebagai Hiasan di Kepala Pengantin Wanita, Ini Makna Siger pada Pernikahan Adat Sunda
Dalam pernikahan tradisional, pernak-pernik menjadi hal yang penting untuk memperindah kedua mempelai. Di adat Sunda terdapat pernak-pernik khusus yang digunakan pengantin wanita, namanya adalah siger.
(Gambar: Liputan6)
-
Kenapa sanggul dipakai di acara pernikahan? Sanggul ini sering digunakan oleh orang-orang Batak daerah Sumatera Utara di acara-acara besar, seperti pernikahan dan acara adat lainnya.
-
Apa makna sungkeman dalam pernikahan? Sungkeman memiliki makna sebagai tanda bakti dan hormat yang dilakukan oleh kedua pengantin ke hadapan orang tua serta keluarga yang lebih tua dari kedua belah pihak.
-
Bagaimana ungkapan sungkeman dalam pernikahan? Dalam kata-kata sungkeman pernikahan Islami, terdapat ungkapan terima kasih yang mendalam kepada orang tua, keluarga, dan juga kerabat yang telah hadir dalam acara pernikahan.
-
Kenapa sungkeman penting dalam pernikahan? Sungkeman dilakukan oleh mempelai pria dan mempelai wanita kepada orang tua. Sungkeman ini merupakan simbol pertanda bahwa mereka sebagai mempelai ingin menghormati dan mengucapkan terima kasih atas segala pengorbanan dan kasih sayang yang sudah diberikan selama ini.
-
Apa yang Sarah kenakan di pernikahan? Dress yang Anggun Sarah memukau dengan dress panjang biru tanpa lengan yang menonjolkan lekuk tubuhnya yang sempurna di kondangan kali ini.
-
Apa yang tertulis pada sisir gading itu? Pada sisir itu tertulis kalimat “semoga gading ini membasmi kutu dari rambut dan janggut“.
Siger menjadi benda yang wajib ada dalam pernikahan adat Sunda. Siger memiliki fungsi untuk merapikan rambut, karena digunakan seperti mahkota.
Namun masyarakat adat setempat tak semata menganggap siger sebagai pernak-pernik saja, melainkan siger memiliki makna yang mendalam.
Siger dipercaya memiliki status sosial dan bisa melindungi pengantin wanita dari hal yang bersifat nafsu duniawi.
Siger sebagai penghias pengantin perempuan
Mengutip artikel Nur Rizka Ramadhanty yang diterbitkan Unikom berjudul "Pakaian Pernikahan Sunda Priangan", siger biasanya digunakan di bagian kepala untuk menaruh untaian bunga sedap malam maupun melati yang ditata menjutai ke bawah sekitar 20 sampai 30 sentimeter.
Siger memiliki bentuk mirip mahkota dengan beragam motif mulai dari flora, fauna hingga berbentuk hati yang terbuat dari logam.
Siger dipakai setelah pengantin wanita mengenakan hijab dengan warna putih yang senada.
Siger sebagai status sosial
Mengutip Wibisana, Zakarsih & Sumarsono, 1986, siger diketahui tak hanya sebagai penghias pengantin wanita semata, melainkan menyirat simbol status sosial.
Dahulu hanya orang-orang terpandang yang bisa menggunakan siger sebagai atribut pernikahan.
Orang Sunda zaman dahulu kebanyakan menganggap Siger sebagai bentuk kemewahan, karena pernikahan hanya dilakukan sekali seumur hidup.
Sebagai simbol kesetiaan terhadap pasangannya
Siger kemudian juga diartikan sebagai simbol kesetiaan pengantin wanita terhadap pengantin pria. Ini terlihat dari bentuk hati yang ada di bagian depan siger.
Kemudian simbol lima kembang yang melingkar di siger menyimbolkan kecantikan yang bisa dilihat dari banyak sudut.
Lalu motif kupu-kupu atau kembang goyang di bagian atas siger melambangkan kemurahan rezeki yang akan didapatkan pengantin setelah melangsungkan pernikahan.
Punya arti melindungi dari nafsu duniawi
Adapun arti siger berasal dari kata sineger yang dalam bahasa Sunda Priangan dan Baduy adan kurungan.
Ini karena benda tersebut dimanifestasikan sebagai pengurung nafsu duniawi, sehingga penggunanya bisa terlindungi dari hal negatif tersebut.
Bagi warga setempat, siger bisa mencegah hawa nafsu di luar pernikahan sehingga hanya bisa dilakukan oleh suami sahnya saja.