Harimau melahirkan di perkebunan sawit, warga Bengkulu ketakutan
"Kami akan terus memantaunya. Dan mengevakuasinya jika menemukan harimau tersebut," tegas Rasidin.
Seekor harimau Sumatera (Phantera tigris Sumatrae) betina melahirkan tiga ekor anak di perkebunan sawit, Desa Tunggang, Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu. Akibatnya warga sekitar takut untuk pergi ke perkebunan kelapa sawit.
"Kami masih takut ke kebun sawit. Kami takut induk harimau dan anaknya masih berada di lokasi," kata Ardiansyah, warga Desa Tunggang, Kecamatan Pondok Suguh, di Mukomuko, Selasa (22/3).
Menurutnya, sebagaimana layaknya binatang yang baru melahirkan, harimau itu pasti sangat ganas karena tidak ingin anaknya diganggu.
Apalagi, sambung Ardiansyah, warga yang melihat tiga ekor anak harimau itu masih sangat kecil, sebesar anak anjing.
"Dalam kondisi seperti itu, tidak mungkin anak harimau itu bisa pergi jauh. Kemungkinan harimau itu masih berada di kebun sawit," bebernya.
Untuk itu, Ardiansyah berharap, pihak Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) mengevakuasi harimau tersebut agar warga setempat bisa pergi ke kebun kelapa sawit.
Kepala Resor BKSDA Kabupaten Mukomuko, Rasidin mengatakan pihak terus memantau keberadaan dua ekor induk harimau Sumatera melahirkan tiga ekor anak di lahan perkebunan kelapa sawit milik warga setempat.
"Kami akan terus memantaunya. Dan mengevakuasinya jika menemukan harimau tersebut," tegas Rasidin.
Rasidin menambahkan, dua orang petugas BKSDA Bengkulu dan tiga petugas Balai Besar Taman Nasional Kerinci Sebelat (BP TNKS), Sabtu (19/3) pagi, melakukan pengecekan untuk memastikan laporan warga Desa Tunggang menemukan lima ekor harimau Sumatera di perkebunan kelapa sawit.
Namun, masih kata Rasidin, pihaknya belum menemukan harimau Sumatera itu berkeliaran di lahan perkebunan kelapa sawit, hanya jejak harimau saja.
"Kami cek lokasi. Tidak ditemukan harimau di lokasi tersebut, hanya ada bekas harimau di perkebunan kelapa sawit," pungkasnya seperti dilansir dari Antara.