Hasto sebut ancaman kelompok antipartai & antidemokrasi makin nyata
Dalam sambutannya, Hasto bersama PDIP mengajak sejumlah komponen bangsa agar kokoh membela Pancasila, NKRI, Konstitusi dan Kebhinekaan Indonesia.
Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Provinsi Kalimantan Tengah menggelar rapat koordinasi daerah (rakorda) di Palangka Raya. Rakorda yang membahas persiapan untuk menghadapi pilkada serentak tahun 2018 serta pileg dan pilpres 2019 ini dihadiri oleh Sekjen DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto bersama Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat, Wakil Bendahara Umum DPP PDIP Rudianto Tjen.
Dalam sambutannya, Hasto bersama PDIP mengajak sejumlah komponen bangsa agar kokoh membela Pancasila, NKRI, Konstitusi dan Kebhinekaan Indonesia.
"Ancaman mereka yang antipartai dan antidemokrasi semakin nyata. PDI Perjuangan mendorong kerjasama dengan Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah untuk menjaga Pancasila, NKRI dan demokrasi Indonesia. Saatnya seluruh kader bertekad bulat menjadi garda pembela Pancasila," ujar Hasto, Minggu, (7/5).
Hasto mengatakan komitmen kebangsaan sejak Budi Utomo 1908, pendirian Muhammadiyah tahun 1913, NU tahun 1926 dan PNI sebagai cikal bakal PDI Perjuangan pada tahun 1927, Sumpah Pemuda hingga Proklamasi 17 Agustus 1945 sebagai mata rantai sejarah yang menegaskan komitmen Indonesia atas dasar Pancasila bukan ideologi lain.
"Terhadap gerakan yang antidemokrasi dan antiPancasila tersebut, maka PDI Perjuangan menegaskan sikapnya untuk bersama komponen bangsa lain seperti Banser dan Ansor untuk mengawal Pancasila," kata Hasto.
"Marilah kita hikmati Pancasila dalam seluruh kehidupan kita sebagai kepribadian bangsa," tambah dia.
Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat, saat pengarahannya menggarisibawahi pentingnya kader dan struktur partai untuk perkuat konsolidasi.
Ditambahkannya konsolidasi yang kokoh selain untuk menghadapi pilkada serentak di Kalteng juga bisa menjadi persiapan menuju verifikasi partai menjelang pemilu mendatang.