Pemerintah Diingatkan Harus Lebih Tegas Tangani Kelompok Anti-Pancasila
Ada tantangan besar dalam membangun bangsa khususnya dari rongrongan ideologi-ideologi anti-Pancasila.
Ada tantangan besar dalam membangun bangsa khususnya dari rongrongan ideologi-ideologi anti-Pancasila.
Proses Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 sudah selesai dilaksanakan. Ada tantangan besar dalam membangun bangsa khususnya dari rongrongan ideologi-ideologi anti-Pancasila.
Di era Presiden Joko Widodo, penanganan masalah ini sudah sangat tegas dengan dibubarkan organisasi-organisasi yang menantang Pancasila seperti Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) yang mengusung ideologi khilafah.
Dosen Magister Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) Sri Yunanto mengungkapkan, meski organisasi kelompok tersebut sudah dibubarkan, tapi sel-sel mereka masih terus bergerak di bawah tanah.
"Mereka akan terus bergerak mempromosikan ideologi dengan berbagai gerakan. Seperti beberapa waktu kemarin ada video viral kegiatan anak muda, di mana pembicaranya mengangkat ide lama seperti anti-demokrasi, anti-pajak yang dibenturkan dengan zakat. Kemudian ujung-ujungnya anti-NKRI," ungkap Yunanto, Jumat (10/5).
Ia menilai, kegiatan itu menjadi tanda mereka berusaha untuk kembali ke permukaan sejak HTI dibubarkan pada 2017. Itu juga menjadi bukti, meski organisasinya telah dibubaran tetapi kelompok itu masih eksis.
"Mereka mungkin bisa berganti nama atau rumah baru, tapi isinya tetap ideologi khilafah yang ingin mempreteli kebijakan negara," tutur mantan Kelompok Ahli Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) ini.
Yunanto menyarankan, selain kontra narasi yang harus terus dilakukan untuk memerangi propaganda kelompok tersebut, juga harus ada langkah preemtif dan preventif untuk menangani kelompok tersebut. Ini penting agar kelompok ini tidak makin besar.
Apalagi setelah pemilu, akhir tahun 2024 ini akan ada Pilkada serentak. Bukan tidak mungkin kelompok ini akan bermetamorfosis mendukung calon-calon di Pilkada serentak.
"Ini harus diwaspadai. Tapi saya tidak tahu apakah pemerintah seperti sudah punya pemetakaan kira-kira pemain-pemain di provinsi dan kabupaten yang berpotensi menggunakan kelompok ini untuk mencari kemenangan," ujarnya.
Ia menilai pentingnya penguatan sinergi dan sinkronisasi antar-lembaga pemerintah untuk menangani masalah ini. Contohnya, kalau kegiatan di luar kampus, menjadi domain intelijen sehingga sinkronisasi antar lembaga intelijen harus jelas benar.
Bila menyangkut ideologi yang membahayakan Pancasila dan kebijakan negara, kata Yunanto, kalau berangkatnya dari pemikiran agama tentu domain Kementerian Agama, sementara kalau Pancasila menjadi tugas BPIP.
"Even politik sudah selesai, kita kembali ke even kebangsaan, pemerintahan, kenegaraan," tandasnya.
Sebuah organisasi besar yang berhaluan Syafii Asy'ari ini berubah menjadi partai politik golongan kaum tua untuk menandingi gencarnya gerakan kaum muda.
Baca SelengkapnyaDeklarasi diikuti oleh perwakilan seluruh partai politik peserta Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaJenderal Bintang Empat tersebut pun mewanti-wanti pentingnya menjaga kerukunan dan perdamaian selama proses pemilu.
Baca SelengkapnyaPerlu ada pertemuan antara perwakilan partai politik, termasuk tokoh-tokoh nasionalis dan agamis.
Baca SelengkapnyaKoalisi Masyarakat Sipil Kawal Pemilu Demokratis mempertanyakan penyebab suara PSI yang dalam enam hari terakhir mengalami lonjakan drastis
Baca SelengkapnyaPenangkapan teroris itu berjalan linier dengan menurunnya aksi terorisme di Indonesia.
Baca SelengkapnyaJelang hari pencoblosan Pemilu 2024, TNI AD menyiapkan sejumlah rangkaian antisipasi pengamanan
Baca SelengkapnyaMenurut Panglima TNI, aksi teror pihak separatis di Papua harus segera diberantas.
Baca SelengkapnyaOPM terus melakukan teror dan propaganda. Teranyar, mereka membakar honai di belakang Koramil 1705-4/Moanemani dan menuduh TNI sebagai pelakunya.
Baca Selengkapnya