Hasto Sindir Bobby: Jika Dia Bisa Tinggalkan Partai yang Membesarkan, Bagaimana dengan Rakyat Kecil?
Hasto menyebut Edy Rahmayadi sebagai sosok pemimpin yang digembleng dan memulai karier dari bawah. Tidak seperti yang lain, mau dari atas.
Calon Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi, dikenal sebagai sosok pemimpin yang telah melewati berbagai tantangan dan memulai kariernya dari bawah. Berbeda dengan pemimpin lainnya yang seringkali ingin langsung berada di posisi atas, hal ini diungkapkan oleh Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto, dalam Rapat Kerja Daerah Khusus (Rakerdasus) DPD PDIP Sumut yang berlangsung di Hotel Adimulia, Kota Medan, Minggu kemarin.
Hasto menjelaskan bahwa Edy Rahmayadi, yang juga merupakan mantan Pangkostrad, tidak sama dengan pemimpin lain yang biasanya lebih memilih untuk muncul dari lapisan atas.
- Edy Rahmayadi Respons Isu Cawe-Cawe di Pilkada Sumut: Itu Pengkhianat dan Perusak Demokrasi
- Edy Rahmayadi Jawab Sindiran Bobby 'Suka Takuti Wali Kota': Buktinya Kepala Daerah Tidak Takut
- Edy Rahmayadi Beberkan Kriteria Calon Wakilnya jika Maju di Pilkada Sumut
- Edy Rahmayadi Tegaskan Tak Ada Mahar Politik di PKB
Acara Rakerdasus tersebut dihadiri oleh pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi-Hasan Basri Sagala, serta para calon kepala daerah dari 33 DPC PDIP di seluruh Sumut. Hasto menekankan bahwa PDIP berkomitmen untuk menghadirkan wajah demokrasi yang sehat, yang dibangun atas dasar gagasan untuk kemajuan Sumut, meskipun terdapat intervensi dari kekuatan politik.
"PDIP menganggap pendidikan sebagai modal utama dalam memajukan Sumut, melalui kegiatan riset, inovasi, serta pengembangan karakter generasi muda di daerah ini," ujar Hasto.
Kerja Sama Antarwarga
Hasto menyampaikan bahwa PDIP telah memberikan instruksi kepada seluruh anggota legislatif dan jajaran partai yang berasal dari Sumut di seluruh Indonesia untuk bersatu dan berjuang demi kemenangan Pilgub Sumut 2024, yang diusung oleh Edy Rahmayadi-Hasan Basri Sagala.
"Dengan kepemimpinan Pak Edy Rahmayadi yang memiliki pengalaman luas sebagai prajurit Saptamarga sejati, serta dukungan dari Pk Hasan Basri Sagala, diharapkan dapat menciptakan harapan untuk kemajuan Sumut," ujarnya.
Hasto juga menekankan bahwa PDIP menganggap Pilgub Sumut 2024 sangat krusial. Hal ini tidak hanya disebabkan oleh posisi strategisnya secara geopolitik, tetapi juga karena terdapat potensi gerakan Terstruktur Sistematis dan Masif (TSM) di Sumut.
"Ibu Mega menyebut nama Pak Edy sebanyak lima kali dalam pertemuan di Istana Batu Tulis. Oleh karena itu, ketika ada laporan mengenai berbagai upaya kekuasaan, Pak Yasona Laoly diberi tugas untuk merancang sistem guna menghadapi kemungkinan tersebut secara terstruktur dan masif," tambahnya.
Hasto Memberikan Sindiran kepada Bobby
Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto, sempat memberikan sindiran kepada Bobby Nasution, yang kini telah bergabung dengan Partai Gerindra dan mencalonkan diri sebagai Gubernur Sumatera Utara. Hasto menyatakan bahwa jika Bobby meninggalkan partai yang telah membesarkannya, ia meragukan kesetiaannya terhadap masyarakat. Hal ini berbeda dengan kader PDIP, yang mengutamakan nilai-nilai moral, etika, serta budi pekerti.
"Jika dia saja bisa meninggalkan partai yang membesarkannya, bagaimana dengan rakyat kecil?" ungkap Hasto.
Pernyataan tersebut disampaikan saat ia menjawab pertanyaan wartawan mengenai kesiapan PDIP menghadapi Bobby dalam Pilgub Sumut 2024, setelah membuka Rapat Kerja Khusus DPD PDIP Sumut di Hotel Adimulia, Medan. Hasto, yang didampingi oleh Ketua DPD PDIP Sumut Rapidin Simbolon, Sekretaris Sutarto, dan Anggota DPR RI Bane Raja Manalu, meyakini bahwa masyarakat Sumut memiliki kecerdasan dalam menentukan pilihan mereka.
"Kami yakin, dengan tradisi diskusi yang kuat serta kemampuan berpikir yang tinggi, masyarakat dapat membedakan antara pemimpin yang mencari jalan pintas dan mereka yang berkomitmen untuk kemajuan rakyat, bangsa, dan negara di Sumut," kata Hasto.
Oleh karena itu, PDIP bersama pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sumut yang diusung bersama Partai Hanura, Ummat, Buruh, Gelora Indonesia, dan PKN, yaitu Edy Rahmayadi-Hasan Basri Sagala, optimis akan memenangkan kontestasi Pilgub Sumut 2024.
Edy Rahmayadi Senang Mendapat Dukungan dari PDIP
Calon Gubernur Sumatera Utara dengan nomor urut 2, Edy Rahmayadi, memberikan apresiasi kepada DPD PDIP yang menyelenggarakan Rakerdasus untuk Pemenangan Pilkada Serentak 2024 di Hotel Adimulia, Medan. Edy Rahmayadi menyatakan kebahagiaannya atas dukungan penuh dari PDIP dalam menghadapi Pilgub Sumut.
"Saya sangat bersyukur. Dukungan dari PDIP, baik secara finansial maupun moral, sangat kuat dalam upaya memenangkan gubernur dan wakil gubernur," ujar Edy Rahmayadi, yang menjabat sebagai Gubernur Sumut periode 2018-2023.
Ia juga menambahkan bahwa PDIP, mulai dari DPP, DPD, DPC, hingga PAC, menunjukkan komitmen yang tinggi untuk memenangkan pasangan calon Edy-Hasan.
"PDIP, dari tingkat atas hingga bawah, benar-benar berkomitmen untuk memenangkan pemilihan kepala daerah pada tanggal 27 nanti," jelasnya.
Pilgub Sumut 2024 akan diikuti oleh dua pasangan calon, yaitu nomor urut 1 Bobby Nasution-Surya yang didukung oleh berbagai partai besar seperti Golkar, Gerindra, NasDem, PKS, PAN, Demokrat, PKB, PPP, dan Perindo, serta nomor urut 2 Edy Rahmayadi-Hasan Basri Sagala.