Hebat, Anak Buruh Bangunan Raih IPK Tertinggi di UNS
Dia lulus dengan IPK 3,98 yang diselesaikan dalam waktu 3 tahun 6 bulan.
Dia lulus dengan IPK 3,98 yang diselesaikan dalam waktu 3 tahun 6 bulan.
- Jebolan UI, Sosok Wanita Paruh Baya Tinggal Sebatang Kara di Rumah Terbengkalai Tak Layak Huni
- Tujuh Perintah Tegas Jaksa Agung ke Anak Buah: Gunakan Hati Nurani dan Akal Sehat Dalam Bertugas
- Nyaris Tak Kuliah karena Keterbatasan Dana, Begini Perjuangan Anak Penjahit Jadi Lulusan Terbaik Unej dengan IPK 3,99
- Cerita Seorang Ibu Mengaku Tak Bisa Besarkan Anak & Harus Belajar dari Nol, Meski Lulus Kuliah IPK Nyaris Sempurna
Hebat, Anak Buruh Bangunan Raih IPK Tertinggi di UNS
Momen haru mewarnai wisuda Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta pada Sabtu (24/2) lalu. Pasalnya, dalam wisuda tersebut, salah satu lulusan bernama Magdalena Asmara, anak buruh bangunan asal Kota Solo meraih Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) tertinggi jenjang sarjana dan lulus dengan predikat ‘cumlaude’.
Wisudawan prodi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UNS ini lulus dengan IPK 3,98 yang diselesaikan dalam waktu 3 tahun 6 bulan. Bahkan saat prosesi wisuda, Magdalena sudah diterima bekerja di Bank Indonesia (BI), Jakarta.
Dari anak buruh bangunan hingga menjadi sarjana bungsu dari tiga bersaudara ini berhasil menjadi sarjana pertama dalam keluarganya. Sementara kedua kakaknya hanya lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA).
Keinginan untuk meraih pendidikan setinggi-tingginya tidak hanya menguap sebagai angan-angan saja. Namun Magda berhasil wujudkan melalui usaha dan kerja kerasnya.
"Ayah saya pernah bekerja sebagai kuli bangunan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UNS pada tahun 2019," ujar Magda, Rabu (28/2).
Pada saat itu, lanjut dia, ayahnya melihat sebuah bangunan di seberang FISIP UNS. Bangunan tersebut tak lain adalah Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB). Sejak saat itu, keinginan ayahnya pun semakin besar agar anaknya dapat mengenyam pendidikan hingga jenjang kuliah.
"Satu tahun kemudian, saya berhasil lulus SMA dan diterima di Prodi Ekonomi Pembangunan FEB UNS melalui jalur SNMPTN," ungkapnya.
“Mungkin, orang-orang di luar sana hanya mengenal saya sebagai Magdalena, mahasiswa FEB UNS. Namun, mungkin juga di luar sana belum banyak yang tahu bahwa saya adalah seorang anak buruh bangunan yang pernah bekerja di FISIP UNS. Ayah saya melihat ke seberang FISIP, ada FEB UNS, kemudian beliau bermimpi bahwa anaknya akan menjadi wisudawan dan lulus sebagai sarjana ekonomi di UNS,” tuturnya.
Mimpi ayah Magda akhirnya terwujud dalam Wisuda UNS Periode Februari 2024 ini. Bahkan, Ia berhasil menyelesaikan studi dengan waktu yang cepat, yaitu 3,5 tahun dengan IPK nyaris sempurna, 3,98. Tentu, hal ini menjadi prestasi yang sangat membanggakan bagi diri Magda, kedua orang tuanya, bahkan UNS.
“Akhirnya saya bisa membuktikan kepada orang tua. Ayah, ibu, saya berhasil menjadi wisudawan UNS seperti mimpi ayah dan ibu. Terima kasih juga untuk UNS yang telah memberikan kesempatan bagi saya untuk berkuliah di sini melalui beasiswa KIPK. Beasiswa ini membuat saya bisa berkuliah dengan nyaman dan baik tanpa harus mengkhawatirkan biaya pendidikan,” katanya.
Magda mengungkapkan, dukungan orang tua untuk menempuh pendidikan sangat besar dan luar biasa.
“Mungkin, kalau secara materi, orang tua ga bisa ngasih lebih, tapi kalau secara moral, orang tua selalu mendukung sepenuh hati. Sejak semester 1, saya juga mulai mencari uang sendiri. Semester 1—2 saya ngelesin anak-anak SD dan SMP dengan biaya seikhlasnya, kemudian semester 3—4 mulai aktif bantu penelitian dosen serta menjadi Helpdesk FEB UNS. Semester 5—6 saya ikut Magang Studi Independen Bersertifikat (MSIB),” jelasnya.
Berkat dukungannya tersebut, Magda pun berhasil meraih banyak prestasi, seperti Top 3 BRI Brilliant Youth Competition 2023, Top 10 Model United Nation di Universitas Indonesia tahun 2023, 10 Best Interns Kampus Merdeka Bank Indonesia Batch VI 2023, dan masih banyak prestasi lain yang Ia torehkan selama menjadi mahasiswa. Ia juga aktif dalam publikasi ilmiah, baik nasional maupun internasional.
Selain itu, orang tua juga membebaskan segala hal yang dipilih atau diikuti oleh Magda. Oleh karena itu, ia juga ingin bertanggung jawab dengan kebebasan yang diberikan orang tuanya. Orang tua Magda benar-benar menjadi pelita bagi dirinya. Mereka sangat berkontribusi dalam menjembatani kesuksesan Magda.
“Saya tidak akan menjadi seperti ini ketika saya tidak jadi anak bapak dan ibu. Saya selalu ingat pesan orang tua, bapak dan ibu tidak bisa memberikan harta untuk anak-anaknya, tapi setidaknya bisa memberikan bekal pendidikan. Jadi kalau ada kesempatan buat sekolah (lagi), saya akan sekolah setinggi mungkin,” tuturnya.
Magang diterima bekerja di Bank Indonesia pada 1 Maret 2024. Ia resmi menjadi pegawai di Bank Indonesia, Jakarta. Sebelumnya, pada Februari-Juni 2023, ia berhasil mengikuti Program Kampus Merdeka Bank Indonesia (KMBI).
Sebenarnya, cita-cita Magda untuk berkarier atau magang di Jakarta sudah ada sejak memasuki semester 5. Namun, karena belum ada modal untuk tinggal di Jakarta, ia harus menunda mimpinya dan mengikuti MSIB yang dapat dilakukan secara hybrid. Kemudian, uang MSIB yang Ia terima, ditabung untuk mewujudkan mimpinya pergi ke Jakarta.
“Setelah selesai MSIB pertama, saya mendaftar magang di BI Solo. Prosesnya ada seleksi CV dan proposal, Puji Tuhan saya lolos dan magang di situ selama sekitar satu bulan. Kemudian, saya dinyatakan lolos MSIB di BI Pusat periode Februari-Juni 2023. Akhirnya mimpi saya untuk ke Jakarta terwujud dan per 1 Maret 2024, saya berhasil menjadi pegawai BI,” ungkapnya.