Nyaris Tak Kuliah karena Keterbatasan Dana, Begini Perjuangan Anak Penjahit Jadi Lulusan Terbaik Unej dengan IPK 3,99
Saat ia meminta izin pada orang tuanya, mereka mengaku tidak punya uang untuk membiayai kuliah
Saat ia meminta izin pada orang tuanya, mereka mengaku tidak punya uang untuk membiayai kuliah
Nyaris Tak Bisa Kuliah, Begini Perjuangan Anak Penjahit Jadi Lulusan Terbaik Unej dengan IPK 3,99
Keterbatasan ekonomi bukan halangan seseorang untuk meraih cita-cita. Hal ini dibuktikan oleh Dhea Arviana Wijayanti, anak penjahit yang jadi lulusan terbaik Universitas Negeri Jember (Unej) Periode VII Tahun Akademik 2023/2024 dengan IPK nyaris sempurna.
Nyaris Tak Bisa Kuliah
Mengutip ANTARA, Dhea berasal dari keluarga kurang mampu. Orang tuanya, Wiharjo dan Eni Lestari sehari-hari bekerja sebagai penjahit.
Dhea ingat betul saat meminta izin ingin kuliah kepada orang tuanya untuk melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi. Kedua orang tuanya tidak punya uang membiayai Dhea kuliah.
Saat itu, yang terlintas dalam benaknya adalah bagaimana cara memperoleh beasiswa pendidikan untuk mewujudkan cita-citanya tersebut. Beruntung ada program KIP-K bagi siswa berprestasi dari keluarga kurang mampu.
Akhirnya, lulusan SMKN 1 Slawi Kabupaten Tegal itu mendaftarkan diri dan bertekad lebih tekun belajar agar bisa meraih mimpinya melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi negeri (PTN).
Orang Tua Khawatir
Kabar bahagia datang saat pengumuman Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) 2019. Ia diterima pada jurusan yang dipilihnya yakni Program Studi Pendidikan Luar Sekolah (PLS) FKIP Universitas Jember.
Namun, orang tua Dhea sempat khawatir karena Jember berjarak cukup jauh dengan tempat tinggal mereka. Apalagi mereka tidak punya sanak saudara di kota yang terletak di timur Pulau Jawa tersebut.
Perjuangan
Berbekal restu orang tua, Dhea akhirnya nekat pergi ke Jember untuk daftar ulang. Padahal saat itu, ia hanya punya uang Rp400 ribu pemberian dari kedua orang tuanya untuk biaya perjalanan menuju kampus Unej.
Beruntung, Dhea terpilih sebagai salah satu penerima beasiswa Kartu Indonesia Pintar-Kuliah (KIP-K).
Namun, beasiswa KIP-K yang diterimanya hanya sebesar Rp700 ribu per semester. Dhea pun harus mencari biaya tambahan untuk membayar UKT dan biaya hidupnya selama kuliah.
Dhea mengatur keuangannya dan bekerja paruh waktu agar bisa hidup di perantauan.
Selain sibuk dengan kegiatan kuliah, Dhea menjadi pengajar di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Lintas Menuju Cerdas di Glenmore Kabupaten Banyuwangi.
Bahkan, ia membuka jasa sebagai desainer grafis dan konten kreator untuk menambah uang saku selama kuliah sehingga tak lagi membebani orang tuanya di Slawi, ratusan kilometer dari Jember.
Pantang Menyerah
Dhea berpesan kepada semua pelajar dari kalangan tak mampu yang ingin kuliah di perguruan tinggi agar tidak putus asa. Ia sendiri sudah membuktikan di mana ada niat dan usaha maka akan ada jalan.