Heboh Virus Nipah di India, Sudahkah Masuk Indonesia?
Virus Nipah menggegerkan warga negara bagian Kerala, India, dan menelan dua korban jiwa.
Virus zoonosis itu mengakibatkan dua orang meninggal dunia di India.
Heboh Virus Nipah di India, Sudahkah Masuk Indonesia?
Virus Nipah menggegerkan warga negara bagian Kerala, India. Virus zoonosis itu mengakibatkan dua orang meninggal dunia.
Kepala Biro Komunikasi dan Pelatanan Publik Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Siti Nadia Tarmizi memastikan, Indonesia belum mendeteksi adanya virus Nipah.
"Belum (ada virus Nipah di Indonesia)," kata Nadia kepada merdeka.com, Kamis (21/9).
Nadia mengatakan, pemerintah kembali meningkatkan kewaspadaan di pintu masuk RI usai merebaknya virus Nipah di India. Penjagaan ketat dilakukan di pelabuhan dan bandara.
"Kewaspdaan di pintu masuk negara melalui kantor kesehatan pelabuhan,"
ucap Nadia.
merdeka.com
Minta Masyarakat Waspada
Nadia meminta masyarakat Indonesia mewaspadai virus Nipah. Caranya, rutin membersihkan kandang hewan, menggunakan alat pelindung diri (APD) bila mengecek hewan, dan melaporkan jika ada hewan yang mati mendadak.
"Kemudian, waspada kalau melakukan perjalanan di daerah yang melaporkan kasus (Nipah),"
ujar Nadia.
merdeka.com
Nadia mengingatkan risiko terburuk bila terjangkit virus Nipah ialah meninggal dunia. Dia menyebut, fatalitas akibat virus Nipah mencapai 40 hingga 70 persen.
Negara bagian Kerala, India, diserang virus Nipah hingga muncul korban jiwa. Akibat wabah tersebut, pemerintah melakukan lockdown pada Rabu, 13 September 2023.
Penularan Virus Nipah
Virus Nipah adalah jenis virus zoonosis yang dapat ditularkan dari hewan ke manusia. Selain itu, penularan antar manusia juga bisa terjadi.
Gejalanya mirip dengan flu, termasuk sakit kepala, demam, batuk, dan gangguan pernapasan akut. Virus ini dapat berkembang menjadi kondisi yang lebih serius seperti ensefalitis, yang dapat berujung pada koma.
Kerala pernah mengalami wabah virus Nipah pada tahun 2018, yang menewaskan 17 orang. Tahun berikutnya, wabah kembali terjadi, dan pada tahun 2021, seorang anak berusia 12 tahun menjadi korban. Ini adalah bukti bahwa virus Nipah masih menjadi ancaman yang harus dihadapi oleh masyarakat di Kerala.
Virus Nipah pertama kali diidentifikasi di Malaysia pada tahun 1999. Kelelawar buah, yang sering dianggap sebagai inang alami virus ini, dapat menyebarkan virus ke manusia melalui makanan yang terkontaminasi, seperti buah-buahan.
Selain itu, hewan peliharaan seperti babi, kuda, kucing, dan anjing juga dapat tertular dan menyebarkan infeksi ini. Penularan dari manusia ke manusia juga telah dilaporkan.
Gejala Khusus Virus Nipah
Gejala virus Nipah sering dimulai dengan demam, sakit kepala, dan batuk. Namun, gejala ini bisa berkembang menjadi lebih serius, termasuk kesulitan bernapas, ensefalitis, kejang, dan koma.
Penderita yang bertahan juga dapat mengalami efek samping jangka panjang seperti kejang terus-menerus dan perubahan kepribadian.
Saat ini, belum ada vaksin khusus untuk virus Nipah, sehingga pencegahan menjadi kunci untuk menghindari wabah yang lebih besar.