Heboh Water Tank Raksasa Berdaya Tampung 10 Juta Liter Bikin Takut Warga Depok Hingga Digugat ke PTUN
Direktur Operasional PT Tirta Asasta, Sudirman mengatakan, sudah ada mitigasi risiko dari pabrikan water tank dan konsultan perencana.
Keberadaan water tank 10 juta liter di Jalan Legong, Sukmajaya, Depok digugat warga Pesona Depok.
Heboh Water Tank Raksasa Berdaya Tampung 10 Juta Liter Bikin Takut Warga Depok Hingga Digugat ke PTUN
Duduk Perkara
Gugatan warga Sukmajaya, Depok di luar dari kebiasaan perkara pada umumnya. Mereka melayangkan gugatan ke Peradilan Negeri Tata Usaha Negara (PTUN) Bandung karena keberadaan sebuah water tank. Sidang terkait gugatan itu sudah berlangsung beberapa kali. Hari ini, majelis hakim PTUN Bandung melakukan sidang lapangan yaitu mendatangi langsung lokasi water tank yang dipermasalahkan warga.
- Masalah Sampah di Indonesia: TPA Terbatas, Minim Kesadaran Warga dan Sistem Manajemen Lemah
- FOTO: Musim Kemarau, PMI Kota Depok Salurkan Ribuan Liter Air Bersih untuk Warga
- Teror Harimau di Desa Batang Bikin Gemeteran, Ada yang 'Bertamu' ke Rumah hingga Nyebur Septic Tank
- Begini Upaya Pemerintah agar Kapal Niaga Indonesia Tak Ditolak Bersandar di Negara Lain
Usai meninjau, majelis hakim mengungkap fakta yang didapat di lapangan.
Warga mengungkapkan rasa khawatirnya kepada majelis mengenai potensi bencana dari keberadaan water tank terbesar di Indonesia itu.
"Agenda hari ini pemeriksaan setempat atas permintaan dari pihak penggugat jadi kita tinjau lokasi."
Ketua Majelis Hakim PTUN Bandung, Ardoyo Wardana, usai sidak, Jumat (18/8).
@merdeka.com
Namun, majelis hakim tidak bersedia memberikan keterangan detil mengenai fakta yang didapat di lapangan. Alasannya, proses hukum saat ini masih berjalan.
"Jadi majelis dalam kapasitas ini tidak dapat memberikan keterangan karena perjalanan masih berjalan. Nanti silakan dengan humas PTUN Bandung yang akan memberikan keterangan. Itu semua nanti akan dalam berita acara," ujar Ardoyo Wardana.
Kedatangan majelis hakim ke lokasi untuk melakukan pembuktian terhadap gugatan tersebut.
Sidang akan dilanjutkan pada Selasa (22/8) dengan agenda tambahan bukti dan saksi.
"Pemeriksaan di tempat ini sudah masuk ke pembutian. Agenda berikutnya adalah tambahan bukti dan saksi. Agenda selanjutnya tanggal 22 Agustus."
Hakim Ardoyo Wardana.
@merdeka.com
Warga Cemas Bawa Bahaya
Vida, salah satu warga mengatakan, rumahnya sangat dekat dengan water tank. Sejak ada water tank itu, dia selalu resah dan khawatir terjadi bencana. "Saya sebagai warga yang paling dekat sangat khawatir karena tiap buka pintu kelihatan besar (water tank), saya cemas karena paling dekat," kata Vida.
Kekhawatiran warga adalah jika terjadi bencana seperti gempa maka water tank bergerak dan bergeser. Warga khawatir jika water tank tersebut bocor dan air masuk ke permukiman.
"Takutnya gempa dan kejadian kayak di situ Gintung. Kita pikirin dampaknya. Kalau terjadinya malam, ya habisnya kita," ujar Vida.
Letak water tank berada di atas perumahan warga. Ketinggian water tank pun sangat dikhawatirkan.
"Ini dari sini kelihatan pendek tapi itu ada tiga level dibawanya. Kalau kita lihat itu atap rumah kami, jadi ini (water tank) tinggi dan rumah kami rendah. Kalau airnya jebol ya langsung ke bawah," ujar warga Vida.
Penjelasan PDAM
Sementara itu, Direktur Operasional PT Tirta Asasta, Sudirman mengatakan, sudah ada mitigasi risiko dari pabrikan water tank dan konsultan perencana. Menurutnya, beban air dan material sudah dihitung. "Setelah diuji, ini untuk spek water tank sendiri melebihi batas beban yang diijinkan. Artinya ini lebih aman," kata Sudirman. Soal struktur bangunan, Sudirman menuturkan, pihaknya sudah menjelaskan pada majelis hakim bahwa struktur yang dibuat sudah aman. Umur teknis water ini yang dibangun tersebut mencapai 30 tahun.
"Kita mendapat garansi 10 tahun untuk water tanknya sendiri. Untuk maintenance kita didampingi selama setahun kalau kita sudah mulai beroperasi. Dan saat ini memang untuk water tank saya sudah melakukan juga ke warga terkait penjelasan teknis kenapa kita belum operasionalkan."
Direktur Operasional PT Tirta Asasta, Sudirman.
Pihaknya tidak akan melakukan operasional water tank sebelum dinyatakan aman. PT Tirta Asasta akan melakukan pembangunan pagar sehingga jika terjadi kebocoran air tidak akan ke mana-mana.
"Kita akan membangun pagar sekeliling water tank kemudian juga nanti kita ada landscapingnya," ujarnya.