Hendra Kurniawan Blak-Blakan soal Video Ismail Bolong yang Seret Petinggi Polri
Mantan Karopaminal, Hendra Kurniawan melalui kuasa hukumnya, Henry Yosodiningrat membantah menekan Ismail Bolong (IB) untuk membuat video testimoni tentang uang setoran hasil tambang ilegal kepada petinggi Mabes Polri. Hendra mengaku tidak kenal dengan Ismail Bolong.
Mantan Karopaminal, Hendra Kurniawan melalui kuasa hukumnya, Henry Yosodiningrat membantah menekan Ismail Bolong (IB) untuk membuat video testimoni tentang uang setoran hasil tambang ilegal kepada petinggi Mabes Polri. Hendra mengaku tidak kenal dengan Ismail Bolong.
"Bahwa klien saya tidak pernah mengenal saudara IB. Tidak benar bahwa klien saya menekan IB untuk membuat video testimoni itu, IB berbohong dan memfitnah klien saya. Mengada-ada bila klien saya melakukan penekanan/intervensi atas video testimoni yang bersangkutan mengenai penambangan batubara ilegal," kata Henry kepada wartawan di PN Jaksel, Kamis (10/11).
-
Apa yang dirayakan Indah Permatasari dan Arie Kriting? Indah Permatasari dan Arie Kriting merayakan ulang tahun putra tunggal mereka yang lahir pada tanggal 1 September 2022.
-
Kapan Brigjen TNI (P) Bom Soerjanto meninggal dunia? Ayah Irjen Krishna Murti meninggal dunia. Ia adalah Brigjen TNI (P) Bom Soerjanto Bin Soejitno yang mengembuskan nafas terakhirnya pada Rabu (10/7) kemarin.
-
Acara apa yang dihadiri oleh Atta Halilintar, Aurel Hermansyah, dan Ameena? Aurel Hermansyah dan Atta Halilintar telah menjadi salah satu pasangan selebriti yang berpartisipasi dalam meramaikan acara Istana Berbatik pada hari Minggu (1/10) yang lalu.
-
Bagaimana Indra Kenz, Doni Salmanan, dan Wahyu Kenzo mempromosikan investasi bodong mereka? Indra Kenz kerap membuat konten yang memamerkan harta seperti rumah mewah, mobil sport hingga fashion branded.
-
Siapa saja yang menjadi korban dari skema investasi bodong yang dilakukan Indra Kenz, Doni Salmanan, dan Wahyu Kenzo? Hasilnya, ada sebanyak 144 orang yang menjadi korban penipuan dengan kerugian Rp 83 miliar. Doni Salmanan mulai dikenal ketika 'nyawer' Rp 1 miliar saat Reza Arap streaming. Rumah mewah, mobil dan motor sport selalu ditampilkan Doni dalam media sosialnya. Flexing Doni mengakibatkan 142 korban yang tertarik investasi bodongnya mengalami kerugian Rp 24 miliar. Korban Wahyu Kenzo mencapai 272 Orang dengan kerugian Rp 241 Miliar.
-
Kapan Anies dan Cak Imin menghadiri penetapan Prabowo-Gibran? Hari ini, Rabu (24/4), KPU akan menetapkan pasangan capres-cawapres nomor urut dua, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka sebagai presiden dan wakil presiden terpilih periode 2024-2029.
"Itu cerita ngarang, itu semua ucapan IB dalam kondisi mabuk dan akan berdampak hukum bagi saudara IB terhadap pencemaran nama baik klien saya," sambungnya.
Menurutnya, video Ismail tersebut dibuat setelah dirinya diperiksa oleh Divpropam. Ismail memberikan keterangan dalam Berita Acara Interogasi lalu untuk menguatkan bukti, dibikin video tersebut.
"Dilakukan secara sadar tanpa paksaan, yang kemudian dibuatkan video testimoni dimaksud untuk menguatkan karena melibatkan pejabat perwira tinggi dan beberapa perwira/anggota lainnya," jelasnya soal Ismail Bolong.
Bukan Cuma Ismail Bolong
Henry Yosodiningrat menyebut, bukan hanya Ismail Bolong (IB) saja yang membuat video testimoni yang sempat viral di media sosial. Melainkan terhadap beberapa orang yang diduga terlibat setelah memberikan keterangan.
"Bahwa dalam proses penyelidikan Biropaminal Divpropan Polri, video testimoni tidak hanya dilakukan terhadap saudara IB saja. Tetapi diperlakukan sama juga terhadap beberapa perwira/anggota lainnya di Polda Kaltim yang terlibat setelah memberikan keterangan dalam Berita Acara Interogasi yang telah ditanda tangani," kata Henry.
"Dengan tujuan untuk saling menguatkan keterangan satu sama lainnya dalam memenuhi bukti permulaan yang cukup," sambungnya.
Selain itu, kliennya mengaku sangat menyayangkan atas beredarnya video tersebut yang dibuat oleh mantan anggota Korps Bhayangkara.
"Klien saya sangat menyayangkan atas beredarnya video tersebut, yang kemudian dibalas dengan sanggahan yang tidak beretika, di luar kepatutan dan kepantasan sebagai anggota pensiunan dini," ujarnya.
"Padahal institusi ini telah membesarkan saudara IB beserta keluarga berikut juga kemakmuran penghasilannya yang diraup dengan cara-cara yang tidak baik semasa masih aktif memjadi anggota," sambungnya.
Dirinya menegaskan, saat ini eks Karopaminal Div Propam Polri tersebut hanya fokus terhadap kasus yang saat ini menjeratnya yakni atas kasus tewasnya Brigadir J alias Nofrianysah Yosua Hutabarat.
"Klien saya selaku mantan pejabat Karopaminal Divpropam Polri, saat ini hanya fokus terhadap proses persidangan pidana OOJ yang sedang berlangsung dan silahkan rekan-rekan media bertanya kepada pihak/pejabat sekarang yang berwenang," tutupnya.
Diketahui, Polda Kalimantan Timur (Kaltim) masih menyelidiki beredarnya video di media sosial soal Ismail Bolong meminta maaf dan mengklarifikasi video sebelumnya soal isu uang setoran hasil tambang ilegal kepada petinggi Polri.
Dalam video sebelumnya, Ismail Bolong mengaku menyetorkan uang miliaran rupiah dari hasil pengepulan ilegal penambangan batu bara kepada Kabareskrim Polri, Komjen Agus Andrianto.
"Tahu (sudah mengetahui video permintaan maaf). Masih didalami," kata Kabid Humas Polda Kaltim Kombes Yusuf Sutedjo saat dikonfirmasi merdeka.com, pada Minggu (6/11).
Yusuf enggan berkomentar lebih lanjut terkait viralnya video kedua yang mengklarifikasi pengakuan Ismail Bolong soal uang setoran tambang ilegal kepada Kabareskrim Polri tersebut.
"Kan masih didalami, video itu pun beredar baru kemarin. Masih proses pendalaman," ujarnya.
Diketahui, beredar video pengakuan dari Ismail Bolong yang meminta maaf dan mencabut pernyataannya soal isu setoran uang miliaran rupiah dari hasil pengepulan ilegal penambangan batu bara kepada Kabareskrim Polri Komjen Agus Andrianto.
Pernyataan maaf itu disampaikan Ismail dalam sebuah video yang turut membantah pengakuan sebelumnya. Di video terbarunya, Ismail Bolong menegaskan tidak mengenal Kabareskrim dan tidak pernah memberikan uang kepada jenderal bintang tiga Polri itu.
Ismail menyatakan, ada sosok mantan Karopaminal Divisi Propam Polri, Brigjen Pol Hendra Kurniawan di balik pembuatan video pertama berisi pengakuan soal setoran uang tambang ilegal kepada Kabareskrim Komjen Agus Andrianto. Hendra sendiri kini tengah diadili terkait kasus kematian Brigadir J.
"Untuk memberikan testimoni kepada Kabareskrim dengan penuh tekanan dari Pak Hendra, Brigjen Hendra, pada saat itu saya berkomunikasi melalui HP anggota Paminal dengan mengancam akan dibawa ke Jakarta kalau enggak melakukan testimoni," kata Ismail dalam video tersebut.
(mdk/rnd)