Hotman Paris Bongkar Kejanggalan Hilangnya Duit Winda Earl Rp20 M di Maybank
Terkait kasus ini, satu orang Kacab inisial A sudah ditetapkan sebagai tersangka. Hotman menduga tersangka A melakukan praktik bank dalam bank. Uang nasabah diputar ke luar, sehingga ada dugaan keterlibatan pihak lain dalam kasus ini.
Kuasa Hukum Maybank, Hotman Paris, membongkar sejumlah keanehan dalam kasus dugaan hilangnya uang Rp20 miliar di rekening nasabah yang juga atlet e-Sport Winda Lunardi alias Winda Earl bersama Ibunya Floretta.
Saat konferensi pers bersama Head of National Anti Fraud Maybank, Andiko, Hotman mengungkap kejanggalan pada kasus ini.
-
Apa yang dilakukan Mayjen Kunto Arief Wibowo saat ngopi? Ada momen unik saat Kunto Arief justru meminum kopi bukan dengan gelas namun dengan potongan botol air mineral. "Kau mentingin gelasnya apa kopinya?" "Rasa kopi plastik kan ide baru katanya. Ori kopi bening. Ini enak banget cobain," kata Kunto Arief.
-
Bagaimana Mayang mendapatkan penampilan barunya? Hasil Operasi Hidung yang Ke dua Ternyata, Mayang masih kurang puas dengan hasil operasinya yang pertama. Dia pengen hidungnya lebih mancung nih sebelum operasi lagi.
-
Apa yang diresmikan oleh Mayjen Kunto di Baleendah, Bandung? Mayjen Kunto meresmikan acara bertajuk 'warung amal', sebuah bazar di mana masyarakat dapat memperoleh sembako seperlunya dengan pembayaran sesuai kemampuan mereka sendiri.
-
Kapan peningkatan kasus Covid-19 terjadi di Jakarta? Adapun kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Kapan suku Maya mulai memprediksi gerhana? Montero García memperkirakan bahwa suku Maya telah mampu memprediksi sekitar 55 persen gerhana, angka yang cukup fantastis mengingat ketidakadaan peralatan modern.
-
Apa yang diuji coba oleh Pemprov DKI Jakarta? Penjelasan Pemprov DKI Uji Coba TransJakarta Rute Kalideres-Bandara Soekarno Hatta Dikawal Patwal Selama uji coba dengan menggunakan Bus Metro TransJakarta dikawal dengan petugas Patwal hingga ada penutupan sementara di beberapa persimpangan Penjabat Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono bersama jajaran Pemprov DKI Jakarta menjajal langsung TransJakarta menuju Bandara Internasional Soekarno-Hatta yang dimulai dari Terminal Kalideres.
Pertama, nasabah tidak pernah sejak awal tidak memegang buku tabungan maupun kartu ATM sejak rekening dibuka pada tahun 2014. Pada awal membuka rekening tabungan oleh Winda dan Floretta, buku tabungan dan kartu diserahkan kepada Kepala Cabang Maybank Cipulir, A, yang kini menjadi tersangka. Pihak Maybank menjelaskan sudah ada bukti terima yang ditandatangani oleh nasabah.
"Kenapa sejak awal kartu ATM tidak diambil tetap dipegang oleh pimpinan cabang karena menurut pengakuan A pimpinan cabang, nasabah belum pernah ambil buku tabungan dan kartu ATM," ujar Hotman saat konferensi pers, Senin (9/11).
Kejanggalan kedua adalah mengenai bunga yang seharusnya didapat oleh Winda dan Floretta. Bunga itu seharusnya dibayarkan langsung oleh Maybank. Namun yang terjadi bunga dibayarkan oleh tersangka A melalui rekening pribadi di Maybank dan BCA kepada Herman Lunardi, ayah Winda dan istri Floretta. Dua nasabah itu pun tidak protes atas keanehan tersebut.
"Jadi bunga itu dibayarkan dari rekening pribadi pimpinan cabang yang ada di bank lain dari si A ke rekening pribadi orangtua dari uang asal tersebut tidak ada yang protes," kata Hotman.
Selanjutnya, bunga yang dijanjikan pun tidak sesuai. Bunga 7 persen jika dihitung seharusnya yang diterima nasabah adalah Rp1,2 miliar. Hanya saja tersangka A mentransfer secara pribadi jumlahnya hanya Rp573 juta.
"Jadi bunga tersebut bukan dibayarkan ke pemilik rekening, tidak sesuai dengan dijanjikan. Harusnya 1,2 M. Ada protes? Tidak ada. Kasus dari 2016 tidak ada protes," kata Hotman.
Kejanggalan berikutnya, dari rekening Winda ada aliran Rp6 miliar untuk pembayaran polis asuransi. Satu bulan berselang, uang tersebut kembali lagi, tetapi masuk ke rekening milik ayah Winda, Herman Lunardi sebesar Rp4,8 miliar.
"Rp6 miliar masuk ke rekening W dalam satu bulan uang kembali dari asuransi ke rekening ayahnya Herman Lunardi," kata Hotman.
Dengan keanehan tersebut, Hotman menduga tersangka A melakukan praktik bank dalam bank. Uang nasabah diputar ke luar. Menurutnya, ada dugaan keterlibatan pihak lain. Selain itu, ini juga menjadi alasan Maybank tidak mengembalikan uang nasabah dan menunggu proses hukum.
"Pertanyaannya siapa yang ikut terlibat serahkan ke penyidik," kata dia.
Bantah Rekening Koran
Hotman juga membantah pengakuan pengacara Winda bahwa tidak menerima rekening koran. Padahal, nasabah membuka rekening tabungan sehingga memang tidak menerima rekening koran. Sementara buku tabungan itu dipegang A.
"Jadi rekening buka dengan passbook dengan buku tabungan bukan account statement. Harusnya dia tahu kenapa dia terima rekening koran sedangkan yang dibuka buku tabungan," kata dia.
Selain itu, Hotman menjelaskan juga saat pembukaan rekening data nasabah tidak diisi nasabah. Melainkan oleh tersangka pimpinan cabang berinisial A atas persetujuan nasabah.
Hotman juga mempertanyakan mengapa kasus ini baru dilaporkan oleh Winda pada Mei 2020. Padahal kasus sudah terjadi sejak akhir 2016.
"Uang dikosongin akhir tahun 2016 itu pertanyaanya justru mengapa baru mereka lapor 2020," katanya.
Tersangka A Kenal Orang Tua Nasabah
Sementara, Head of National Anti Fraud Maybank, Andiko mengungkap, tersangka A sudah mengenal orangtua nasabah sejak lama. Ketika tersangka A bekerja di dua bank sebelumnya telah berhubungan dengan orangtua Winda yang menjadi nasabahnya. Itu berdasarkan pengakuan tersangka A.
"A sudah kenal dengan orangtua nasabah. Sudah sebelum nasabah menjadi nasabah maybank. Kenal ketika A bekerja di dua bank sebelum Maybank. Memang sudah kenal lama," ucapnya.
(mdk/lia)