Ibas Promosikan Wisata Trenggalek Lewat Festival Layang-Layang
Festival Layang-Layang yang digelar pria yang biasa disapa Ibas ini mengundang komunitas layangan di Trenggalek. Ibas bertatap muka secara virtual dengan pegiat layangan dikarenakan situasi Pandemi Covid-19.
Ketua Fraksi Partai Demokrat DPR, Edhie Baskoro Yudhoyono menggelar Festival Layang-Layang di Pantai Prigi, Desa Tasikmadu, Kecamatan Watulimo, Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur.
Festival yang bertema Hiasi Langit Indonesia, Dijadikan Daya Tarik Wisata ini digelar pada Sabtu 8 Agustus 2020.
-
Apa yang dimaksud dengan tradisi Ngitung Batih di Trenggalek? Ngitung batih adalah menjumlah anggota keluarga per rumah. Arti ini juga berkaitan dengan jumlah uba rampe takir plonthang yang akan disiapkan. Misalnya keluarga A berjumlah 7 orang, maka perlu dibuat takir plonthang sebanyak tujuh buah.
-
Apa yang istimewa dari wisata Trenggalek? Trenggalek yang berbatasan dengan Pacitan menawarkan pesona kekayaan serta keindahan alam yang sayang untuk dilewatkan.
-
Kenapa Ngitung Batih di Trenggalek dilakukan? Tujuannya untuk menyelamatkan batin dirisendiri agar jiwa dan raga tetap utuh, serta untuk memperoleh keselamatan, keberkahan, kebahagiaan dalam hidup di dunia dan di akhirat.
-
Di mana letak Kota Trenggalek? Kabupaten Trenggalek terletak di pesisir selatan provinsi Jawa Timur, dan merupakan daerah yang didominasi oleh pantai.
-
Apa saja wisata alam yang ditawarkan Trenggalek? Keindahan alamnya yang masih alami dan belum banyak terjamah membuatnya menjadi destinasi yang ideal bagi mereka yang mencari kedamaian dan ketenangan. Hutan-hutan tropis yang lebat, perbukitan yang hijau, serta air terjun yang jernih seperti Air Terjun Jurug Waru dan Air Terjun Ngadipuro, menambah daya tarik Trenggalek sebagai surga tersembunyi di Jawa Timur.
-
Apa julukan yang melekat pada IPB? Institut Pertanian Bogor (IPB) dikenal dengan sebutan "Kampus Rakyat" karena komitmennya yang mendalam terhadap pemberdayaan masyarakat dan pengembangan sektor pertanian yang langsung berdampak pada kehidupan sehari-hari rakyat.
Festival Layang-Layang yang digelar pria yang biasa disapa Ibas ini mengundang komunitas layangan di Trenggalek. Ibas bertatap muka secara virtual dengan pegiat layangan dikarenakan situasi Pandemi Covid-19.
"Saya meminta maaf belum bisa bergabung secara langsung di Trenggalek, karena situasi Covid-19 yang tidak menentu dan banyak saudara-saudara kita yang terkena dampaknya," kata Ibas, seperti dalam keterangan tertulisnya, Kamis (13/8).
Ibas menjelaskan, festival ini untuk mempromosikan budaya serta wisata Trenggalek. Festival Layangan dikatakannya dapat menjadi wadah untuk mengasah seni dan bakat para pegiat layangan di Trenggalek.
Dalam festival tersebut, berbagai model layang-layang yang diterbangkan. Di antaranya layangan yang dibuat dengan sketsa Ibas beserta Istri dan anak- anaknya.
Adapula layangan berbentuk tokoh perwayangan, hingga Layangan yang dikreasikan secara khusus berbentuk naga berkepala dua yang panjangnya mencapai 70 meter.
Mengenai hal tersebut, Ibas menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada pegiat layang-layang yang tidak hanya andal dalam membuat layang-layang, tetapi juga mampu menyalurkan bakat melukis ke dalam media seperti layang-layang.
"Apresiasi saya setinggi-tingginya kepada para pengrajin seni layang-layang." Ujarnya.
Menutup festival tersebut, Ibas menyatakan siap ke Trenggalek apabila Pandemi Covid-19 sudah berakhir. "Pasti saya akan segera ke Trenggalek main layang-layang bareng dengan kalian semua. Matur nuwun," kata Ibas kepada peserta festival.
(mdk/gil)