Tim Mitigasi IDI: 598 Dokter Gugur Selama Pandemi Covid-19
IDI meminta bantuan dari masyarakat untuk ikut serta menekan angka penularan Covid-19 termasuk pada para dokter melalui penerapan protokol kesehatan ketat dan vaksinasi.
Ketua Pelaksana Harian Tim Mitigasi Dokter IDI, Mahesa Paranadipa Maikel menyebutkan sebanyak 598 orang dokter meninggal dunia selama pandemi Covid-19 per 27 Juli 2021. Melihat angka itu, dia khawatir total kematian rekan sejawat dokter akan menembus 600 orang.
Berdasarkan data statistik Tim Mitigasi IDI, dokter umum berada di posisi tertinggi untuk jumlah terbanyak kematian yakni 319 orang (5 di antaranya Guru Besar), diikuti dokter spesialis sebanyak 270 orang (29 Guru Besar) dan residen sebanyak 9 orang. Sementara itu, berdasarkan gender sebanyak 84 persen atau 502 dokter merupakan laki-laki dan 16 persen sisanya perempuan.
-
Kapan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) resmi terbentuk? Tepat pada 24 Oktober 1950, IDI secara resmi mendapatkan legalitas hukum di depan notaris.
-
Dimana konsentrasi dokter spesialis di Indonesia? Dia mengatakan 59 persen dokter spesialis terkonsentrasi di Pulau Jawa. "Rata-rata semuanya dokter spesialis pada di Jawa dan di kota. 59 persen dokter spesialis itu terkonsentrasi di Pulau Jawa, 59 persen," ujarnya.
-
Apa tujuan utama dibentuknya Ikatan Dokter Indonesia (IDI)? Organisasi ini bertujuan untuk meningkatkan harkat dan martabat profesi dokter.
-
Kapan dokter Soebandi gugur? Mengutip situs Begandring, dokter tentara sekaligus wakil komandan Divisi Damarwulan ini gugur ditembak tentara Belanda dalam sebuah penyergapan di Desa Karang Kedawung, Jember pada 8 Februari 1949.
-
Di mana Dokter Lo dirawat? Ia membenarkan jika dokter Lo Siauw Ging MARS saat ini sedang mendapat perawatan di Rumah Sakit Kasih Ibu (RSKI) Solo.
-
Kondisi Dokter Lo saat ini seperti apa? "Keadaannya memang masih kurang baik," terangnya. Namun hari berikutnya Jumat, (22/12) Sumartono mendapat kabar dari drg. Haryani, Supervisor Marketing RS Kasih Ibu Solo, bahwa Dokter Lo di rawat di RSKI.
Berdasarkan wilayah, jumlah kematian dokter tertinggi berasal dari Jawa Timur yakni 127 orang, kemudian DKI Jakarta (92 orang), Jawa Tengah (89 orang), Jawa Barat (83 orang) dan Sumatera Utara (41 orang).
"Melihat angka ini, kami di kalangan dokter tersayat hati kami melihat banyaknya guru-guru kami yang harus gugur, saudara dan adik-adik kami," kata Mahesa Paranadipa Maikel dalam konferensi pers daring yang digelar Tim Mitigasi IDI, Rabu (28/7).
Berkaca dari angka ini, Mahesa Paranadipa Maikel meminta bantuan dari masyarakat untuk ikut serta menekan angka penularan Covid-19 termasuk pada para dokter melalui penerapan protokol kesehatan ketat dan vaksinasi. Kedua hal ini penting untuk juga melindungi kelompok-kelompok rentan terpapar penyakit akibat SARS-CoV-2 itu dan berisiko mengalami kondisi parah.
Dia juga meminta dukungan pemerintah dari sisi sumber daya agar tenaga kesehatan bisa tetap melayani kebutuhan masyarakat.
"Kami mohon semua dengan kemampuan yang Anda miliki tolong bantu agar bisa menekan angka penularan, agar beban kesehatan bisa berkurang hari demi hari," demikian tutur dr. Mahesa Paranadipa Maikel. Dikutip Antara.
Terkait vaksin Covid-19 ketiga bagi tenaga kesehatan, saat ini sudah diberikan kepada 3.800 tenaga kesehatan di 14 rumah sakit vertikal yang berada di bawah koordinasi Kementerian Kesehatan. Saat ini, vaksinasi dalam proses distribusi ke daerah-daerah.
Kondisi di Sumatera
Jumlah kematian dokter di wilayah Sumatera mencatatkan angka yang bahkan menembus angka 10. Ketua IDI wilayah Aceh, Safrizal Rahman menuturkan sebanyak 10 orang dokter meninggal dunia hingga Rabu (28/7) ini.
Dari jumlah ini, sebanyak 41 orang dokter di antaranya masih melakukan isolasi mandiri dan lima orang menjalani perawatan. Sementara itu, untuk total kasus, tercatat 22.104 kasus terkonfirmasi hingga 27 Juli 2021.
"Sampai saat ini, Alhamdulillah IDI Aceh terus melakukan upaya advokasi kepada anggota untuk terus menjaga kesehatan. Untuk Aceh sendiri, tenaga kesehatan, upaya yang dilakukan pemerintah mendukung supaya mereka terjaga kesehatannya luar biasa," kata Safrizal.
"Kami masih dalam kondisi siap berhadapan dengan Covid-19, walaupun yang paling dibutuhkan patisipasi masyarakat," kata Safrizal.
Angka kematian dokter yang juga relatif tinggi tercatat di Kepulauan Riau. dr. Rusdani dari IDI Kepulauan Riau mengonfirmasi kasus kematian dokter mencapai 7 orang hingga saat ini. Dari jumlah itu, salah satu dokter berada dalam kondisi hamil 8 bulan. Sementara itu, total kasus dokter yang terkonfirmasi positif mencapai 167 orang.
Di Jambi, Ketua satgas Covid-19 IDI wilayah jambi, dr. Nirwan satria mencatat sudah sebanyak tiga orang dokter spesialis (bedah, saraf dan ortopedi) yang meninggal dunia dari total 90 orang dokter yang terkonfirmasi positif Covid-19 hingga Rabu ini.
Dia juga mencatat jumlah kasus yang naik yang terus tembus pada angka 200 sejak 18 Juli hingga beberapa hari setelahnya. Menurut Nirwan, angka kasus bahkan pernah mencapai 442 dari yang sebelumnya bahkan tak sampai 100 kasus.
Tak hanya dari jumlah kasus, Nirwan juga mengonfirmasi masuknya varian Delta Plus di wilayah kerjanya, yang diketahui cepat menular ketimbang virus aslinya.
Sebagai salah satu langkah mendeteksi dini kasus sekaligus membantu melindungi tenaga kesehatan di sana, pihak IDI setempat bekerja sama dengan laboratorium pusat diagnostik di Universitas Andalas, Padang rutin melakukan swab.
"Persiapan kami, mengedukasi kami semua bagaimana melindungi diri masing-masing dengan mengenakan masker yang benar, menjaga jarak, menjaga mata, hidung dan mata dari paparan," tutur Nirwan.
Di Sumatera Selatan, perwakilan IDI setempat, Dr. Trisnawarman menyebut sebanyak 3 orang dokter meninggal dunia dari 154 orang yang terkonfirmasi positif hingga hari ini. Sementara angka keterisian ICU, sudah mencapai angka 88 persen khusus di wilayah Palembang.
"Kemarin 1020 kasusnya. Memang fluktuatif, kadang meningkat kadang turun, mungkin karena terkait pemeriksaan sampel-nya. Sampel kadang-kadang menumpuk belum diperiksa sehingga hasilnya di hari berikutnya lebih tinggi," kata dia.
Trisnawan mengatakan, demi mengantisipasi pasien yang tertolak di rumah sakit, maka sejumlah tempat seperti wisma atlet dan asrama haji disiapkan sebagai tempat isolasi pasien bergejala ringan.
Baca juga:
IDI Ingatkan Bahaya Hoaks Bisa Lebih Mematikan dari Covid-19
IDI: Permintaan Oksigen Meningkat Indikator Kasus Covid-19 Naik
IDI: Kasus Covid-19 Mulai Meningkat di Luar Pulau Jawa
IDI: Jangan Longgarkan PPKM di Jakarta
IDI Ingatkan Masyarakat Unjuk Rasa Berpotensi Menimbulkan Klaster Covid-19
IDI Harap Telemedisin Bisa untuk Daftar Vaksin di Semua Faskes