Imbas Wajib PCR dan Karantina, Wisatawan Disebut Banyak Membatalkan Menginap di Bali
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Karangasem, Bali, I Wayan Kariasa menyampaikan adanya kewajiban tes PCR untuk pelaku perjalanan dalam negeri atau PPDN ke Bali banyak pembatalan bookingan hotel di kawasan Kabupaten Karangasem, Bali.
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Karangasem, Bali, I Wayan Kariasa menyampaikan adanya kewajiban tes PCR untuk pelaku perjalanan dalam negeri atau PPDN ke Bali banyak pembatalan bookingan hotel di kawasan Kabupaten Karangasem, Bali.
Dia mengatakan, dengan adanya pemberlakuan tersebut banyak Wisatawan Nusantara (Wisnu) yang ingin datang ke Bali dilakukan penundaan hal itu menurutnya karena bertambahnya beban biaya mereka.
-
Apa yang diresmikan oleh Etihad Airways di Bali? Pendaratan ini menandai peluncuran layanan reguler antara Abu Dhabi dengan Bali.
-
Bagaimana Presiden Jokowi terbang menuju Bali? Jokowi dan rombongan lepas landas menggunakan Pesawat Kepresidenan Indonesia-1 sekitar pukul 13.15 WIB.
-
Apa yang diharapkan dari pungutan wisatawan asing di Bali? Rektor Unud: Pungutan Wisman Harus Tingkatkan Kualitas Pariwisata Bali Babak baru pariwisata Bali akan dimulai pada 14 Februari 2024 nanti dengan penerapan pungutan bagi wisatawan asing yang masuk Bali. Terkait hal itu, Rektor Universitas Udayana Ngakan Putu Gede Suardana berharap, pungutan akan dibarengi dengan peningkatan kualitas pariwisata Bali.
-
Apa yang istimewa dari Taman Nasional Bali Barat? Kawasan konservasi meliputi Semenanjung Prapat Agung yang bergunung-gunung dan perairan pesisir di sekitarnya. Hutan, bakau, dan savana melindungi hewan langka seperti jalak Bali dan banteng. Di lepas pantai timur laut semenanjung, Pulau Menjangan dikelilingi oleh terumbu karang dan rumah bagi kijang asli dan candi Hindu kuno.
-
Bagaimana cara Gahawisri Bali untuk meningkatkan kualitas dan kenyamanan pariwisata Bali? Upaya yang bisa dilakukan diantaranya, pengaturan dan pengawasan, pelatihan dan sertifikasi, pengembangan infrastruktur, promosi yang tepat, konservasi dan keberlanjutan, kolaborasi antara pemerintah, industri dan masyarakat.
-
Apa yang bisa dilakukan di Taman Nasional Bali Barat? Jika Anda mencari petualangan alam yang lebih intens, Taman Nasional Bali Barat adalah tempat yang tepat. Taman nasional ini merupakan kawasan yang melindungi ekosistem pantai, hutan, dan terumbu karang yang sangat kaya biodiversitas. Anda dapat melakukan trekking, menyelam, atau snorkeling untuk menikmati keindahan alam bawah laut yang menakjubkan.
"Rencana-rencana dari orang melakukan liburan ke Bali atau pun juga ada kerjaan itu juga menjadi beban biaya yang bertambah. Ternyata, dulunya dengan rapid antigen sekarang harus dengan PCR swab. Jadi, biayanya hampir lima kali lipat naik dari dari harga antigen. Ini cukup beban buat para wisatawan dan juga mengaputasi kita dalam pergerakan ekonomi kita di Bali," kata Kariasa, saat dihubungi Selasa (26/10).
Ia juga menyatakan, dengan diberlakukan kewajiban swab PCR untuk ke Bali banyak wisatawan yang membooking hotelnya di reschedul atau dijadwalkan ulang oleh wisatawan dan hal itu membuat kerugian bagi pihaknya.
"Saya juga ada booking di tempat saya dan juga ada di beberapa tempat di lingkungan saya. Rencana (bookingan) itu di reschedul lagi sampai menunggu kepastian daripada ketentuan ini. Lumayan banyak, mereka ada butuh kamar sekitar 80 sampai 90 kamar itu selama 10 hari. Hampir 90 room ninte itu jadinya mereka sampai tidak bisa comperm lagi, sampai kapan kita belum tahu," ujarnya.
"(Kalau kerugian) kalau rata-rata harga kamarnya Rp 400 ribu sampai Rp 500 ribu per malamnya. Juga ada teman-teman mengalami hal yang sama, belum lagi bookingan kita dari eropa sudah masuk kemarin di Bulan Desember juga cansel," jelasnya.
Ia juga mengatakan, untuk Wisatawan Mancanegara (Wisman) yang melakukan cansel karena kebijakan karantina lima hari dan menurutnya wisman untuk datang ke Bali saat ini masih menunggu masuk Bali tanpa karantina.
"Karena beberapa (wisman) yang menanyakan ke saya harus karantina lima hari (jadi) tidak jadi ke Bali dulu. Jadi, dia melihat situasi kedepannya sampai situasi betul-betul masuk Bali tanpa karantina, itu juga menjadi kendala kita," kata Kariasa.
Dia juga mengaku, sekitar tiga Minggu yang lalu sudah ada booking hotel mulai dari daftar secara online hingga lewat travel agent sebanyak empat kamar yang dibooking tetapi semuanya di reschedul
ulang karena pemberlakuan karantina.
"Mereka iya reschedul lagi sampai batas waktu yang tidak jelas. Kalau (darimana) negaranya tidak muncul karena bookingan itu online. Itu di kawasan eropa kemudian ada yang sudah mereschedul kembali. Saya ada empat kamar selama dua malam kemudian juga ada yang dari travel agent. (Tapi wisman) mereschedul kembali pada tahun depan. Tapi tahun depannya belum jelas, karena belum pasti lagi," ungkapnya.
Ia menilai, kebijakan karantina lima hari dan wajib tes PCR sangat memberatkan wisatawan yang datang ke Bali. Menurutnya, kalau memang ada wajib tes PCR harganya jangan terlalu mahal sehingga tidak memberatkan wisatawan.
"Memang hal ini untuk melindungi daripada semua pihak termasuk kita dan wisatawan. Kalau, memang perlu adanya PCR swab untuk yang naik pesawat iya silahkan tapi harganya jangan sampai segitu mahal. Karena tadi, saya dapat dibeberapa grup whatsApp lain justru harga rapid antigen di Bali yang pengen cepat ada Rp 1,900.000 itu sangat gila sekali harganya. Ada informasi seperti itu, jadi ladang bisnis jadinya," ujar Kariasa.
Sementara, untuk karantina wisman selama lima hari seharusnya juga bisa melihat kompetitor Indonesia yaitu Thailand yang tanpa karantina dan menurutnya dengan kebijakan seperti itu bisa saja banyak wisman yang malah beralih ke Thailand.
"Misalnya, Thailand yang rencananya buka bulan November itu kan nol karantina atau tanpa karantina. Nah, dalam hal ini apa sih yang dilakukan di Thailand kok dia bisa membuka pariwisatanya tanpa karantina. Mungkin hal ini, juga perlu dipelajari oleh pemerintah dalam hal ini apa yang dipenuhi," kata dia.
"Apakah cukup dengan vaksin dua kali plus booster atau apa ketentuannya. Kemudian, itu diperjelas sehingga melihat di media-media baik media nasional maupun media internasional banyak sekali Thailand reopening untuk tanggal 1 November tanpa karantina. Dan ini, menjadi bombastis untuk ke seluruh dunia yang mana mungkin mereka mau ke Bali dan mungkin mengalihkan perjalanan ke Thailand," ujar dia.
Selain itu, menurutnya promosi Thailand yang begitu besar dan menyampaikan tanpa karantina dan sebagainya menjadi pukulan telak buat pariwisata di Indonesia. "Karena Thailand menjadi pesaing berat buat Bali khususnya Indonesia dalam hal wisatawan mancanegara untuk di masing-masing negara," tandasnya.
Baca juga:
PKS Sebut Pengusaha Lab Sudah Untung, Harga Tes PCR Bisa Lebih Murah
Komisi IX Minta Aparat Tindak Tegas Pihak yang Memainkan Harga Tes PCR
Bandara Soedirman di Purbalingga Tetap Beroperasi Meski Terkendala Aturan Tes PCR
Tes Usap PCR Akan Turun Rp300 Ribu
Hasil Tes PCR di Bandara Soetta Bisa Keluar 3 Jam, Ini Syaratnya
Sandiaga Uno: Kewajiban Tes PCR saat Terbang Sebagai Upaya Persiapan G-20 di Bali