Indonesia kerahkan TNI AL lindungi Australia dari imigran gelap
Australia menjadi negara tujuan para imigran gelap dari negara-negara di kawasan Timur Tengah dan Afrika.
Australia menjadi negara tujuan para imigran gelap dari negara-negara di kawasan Timur Tengah dan Afrika. Masuknya imigran tersebut membuat pemerintah negeri Kanguru kalang kabut, sebab mereka harus menghadapi permasalahan kesejahteraan.
Sebagai tindak lanjut dalam pertemuan bilateral antara Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Perdana Menteri Australia Tony Abbot pada 30 September lalu, kedua belah pihak telah mengerahkan armada lautnya untuk menjaga wilayah perbatasan.
Indonesia sendiri telah memindahkan armada timur untuk berpatroli di pesisir pantai selatan hingga titik perbatasan dengan Australia. Hal serupa juga dilakukan armada Australia dengan menjaga wilayahnya sendiri.
"Patrolinya waktu pertemuan bilateral disebut presiden bordery patrol, jadi kita patroli, mereka juga patroli. Angkatan laut kita juga sudah kita geser, kapal-kapal besar kita, frigat kita geser," kata Menteri Pertahanan, Purnomo Yusgiantoro, usai pelantikan Kapolri baru di Istana Negara, Jakarta, Jumat (25/10).
Tak hanya mengerahkan armada Angkatan Laut dari wilayah timur Indonesia. Guna melakukan perawatan serta penyelamatan, pemerintah juga mengerahkan anggota Badan SAR Nasional (Basarnas).
"Kita geser operasi kita yang ada di timur ke wilayah Pantai Selatan. Terus Basarnas masuk," lanjutnya.
Selama melakukan pengamanan, patroli kapal yang diambil dari armada timur ini dilakukan secara bergantian. Untuk sekali patroli dilaksanakan satu kapal setiap harinya.
"Satu grup ada 1-3 fleet, itu bergantian," pungkasnya.