Indonesia pakai nama KRI Usman Harun, Singapura serang balik
Indonesia cuek saja Singapura protes penamaan KRI Usman Harun. Singapura juga tak tinggal diam.
Hubungan Singapura dan Indonesia menghangat saat TNI AL menamakan kapal perang barunya dengan nama KRI Usman Harun.
Pemerintah Singapura menilai Sersan Usman dan Kopral Harun yang meledakkan bom di Pusat Bisnis MacDonalds House tahun 1965, itu menebar teror. Mereka pun protes pada pemerintah Indonesia.
Menanggapi protes ini, Indonesia tak peduli. Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro menegaskan penamaan tersebut sudah final dan tidak bisa diganggu gugat. Selain itu Indonesia juga tidak akan terpengaruh dengan protes Singapura itu.
"Kalau soal penamaan itu sudah final, dan itu akan kita lakukan. KRI Usman Harun akan beroperasi di wilayah teritorial dan perairan kita, bukan pergi ke luar, kita ingin memodernisasi pertahanan kita dan itu akan kita lakukan. Awal semester kedua kapal itu akan datang ke Indonesia," ujar Purnomo di kantornya, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Senin (10/2).
Singapura juga tak diam protesnya tak ditanggapi Indonesia. Berikut serangan balik Singapura saat protes mereka diabaikan.
-
Kapan Komnas HAM memeriksa Usman Hamid? Komnas HAM memeriksa mantan anggota Tim Pencari Fakta (TPF) Munir, Usman Hamid untuk menyelidiki kasus pembunuhan Munir yang terjadi 20 tahun lalu. Istri Munir, Suciwati juga turut diperiksa oleh Komnas HAM.
-
Kenapa Komnas HAM memeriksa Usman Hamid? Komnas HAM memeriksa mantan anggota Tim Pencari Fakta (TPF) Munir, Usman Hamid untuk menyelidiki kasus pembunuhan Munir yang terjadi 20 tahun lalu.
-
Apa yang digali Komnas HAM dari Usman Hamid? Usman ditanya seputar peran Pollycarpus dan peran orang lain di tempat kejadian perkara kematian Munir. Komnas HAM juga bertanya sosok yang terlibat dalam perencanaan pembunuhan Munir. "Ada penggalian fakta tentang peran-peran Pollycarpus atau peran-peran orang lain yang ada di tempat kejadian perkara atau yang terlibat dalam perencanaan pembunuhan Munir atau yang menjadi alasan TPF ketika itu untuk melakukan prarekonstruksi, melacak percakapan nomor telepon dan lain-lain lah," kata Usman di Kantor Komnas HAM, Jakarta Pusat, Jumat (15/3).
-
Siapa Iman Usman? Iman dikenal publik sebagai Co-Founder & Chief Operating Officer (COO) Ruangguru. Sebelum menjabat di posisinya sekarang, Iman pernah mendirikan Indonesian Future Leaders pada tahun 2009.
-
Kenapa Iman Usman jadi perbincangan hangat? Seketika sosok Iman Usman banyak dicari tahu publik lantaran kerap tampil bersama Prilly.
-
Kapan Harun Kabir meninggal? Tanggal 13 November 1947, jadi hari terakhir Harun Kabir dalam menentang kekuasaan Belanda yang kembali datang ke Indonesia.
Coba larang KRI Usman Harun lewat Singapura
Anggota Dewan Penasihat Keamanan Singapura David Boey menulis dalam surat kabar the Straits Times. Dia mengatakan KRI Usman-Harun milik Indonesia harus dilarang memasuki perairan Singapura.
Dalam tulisannya Boey mengungkapkan serangan dua marinir Indonesia yakni Usman Haji Mohamad Ali dan Harun Said ke pusat bisnis MacDonald House di Orchard Road pada 1965 jika disesuaikan dengan konteks modern saat ini adalah perbuatan terorisme, seperti dilansir the Straits Times, Sabtu (8/2).
"Kita, rakyat Singapura, jangan melupakan kepedihan, kegetiran, dan pertumpahan darah dari serangan teror tak berperasaan itu," tulis Boey.
Serangan terhadap warga sipil itu adalah kejahatan perang yang tidak seharusnya dibanggakan korps militer. Itu perbuatan memalukan dan pengecut, tidak layak dianggap tindakan pahlawan.
Cabut undangan Singapore Airshow
Singapura tak memberi izin bagi para pejabat Kementerian Pertahanan RI dan TNI untuk menghadiri Singapore Airshow dan dialog pertahanan yang digelar 11-16 Februari mendatang.
Hal ini dibenarkan Panglima TNI Jenderal Moeldoko. Menurut Moeldoko, hal ini tidak masalah.
"Kalau mereka keberatan hak dia, kami punya hak untuk tidak datang," ujar Moeldoko di Gedung DPR RI, Jakarta, Senin, (10/2).
Sejumlah pejabat pertahanan Indonesia, termasuk Wakil Menteri Pertahanan Letjen (Purn) Sjafrie Sjamsoeddin, Panglima TNI Jenderal Moeldoko, KSAD TNI Jenderal Budiman, dan KSAU Marsekal Ida Bagus Putu Dunia sebelumnya dijadwalkan berangkat ke Singapura.
Indonesia dituding tak berperasaan
Menteri Tenaga Kerja, Tan Chuan-Jin, mengatakan keputusan memberi nama KRI Usman Harun sebagai cerminan rasa tidak hormat, tidak berperasaan dan kekurangpekaan ditunjukkan Indonesia.
Tan, seorang jenderal bintang satu sebelum dia memasuki dunia politik, menulis 'Tindakan penamaan ini adalah satu hal untuk mengingat pahlawan Anda dari perang kemerdekaan, atau mereka yang telah membangun bangsa'.
"Tetapi ini berbeda ketika Anda memuji mereka yang telah bertindak dalam cara brutal dan pengecut. Tidak ada yang heroik tentang membunuh warga sipil yang tidak bersalah," tulis Tan di Facebook seperti dilansir surat kabar the Strait Times, Sabtu (8/2).
Indonesia buka luka lama
Menteri Sosial dan Pengembangan Keluarga Chan Chun Sing menulis di Facebook, 'Saya kecewa dengan keputusan Indonesia untuk menamakan kapal perang baru mereka dari dua marinir yang terbukti bersalah dan dieksekusi. Chan mengaku kecewa dengan reaksi dari para pemimpin Indonesia yang telah berbicara terkait masalah ini.
"Pernyataan itu mencerminkan kurangnya kepekaan, kurangnya kepedulian untuk hubungan bilateral yang baik, atau keduanya," tulis Chan.
"Hubungan antara kedua negara dengan hati-hati dibangun selama bertahun-tahun. Meskipun episode gelap Konfrontasi dan insiden pengeboman MacDonald House, para pemimpin kita Mr Lee Kuan Yew dan Pak Soeharto menunjukkan sikap kenegarawanan yang besar untuk menutup saat-saat sulit dan bekerja sama demi mengantarkan era baru kerja sama yang saling menguntungkan," kata Chan.
Chan berharap generasi baru pemimpin Indonesia akan menampilkan sikap kebijaksanaan dan kepemimpinan yang sama untuk menempatkan hubungan bilateral sebagai yang paling utama. Dia berharap pemimpin Indonesia tidak melakukan apa pun untuk membuka luka lama.
"Saya telah membuat banyak teman-teman Indonesia selama bertahun-tahun, terutama selama saya bertugas selama dua tahun di Jakarta sebagai Atase Militer. Indonesia telah menunjukkan kepada saya bahwa mereka mampu menghargai kepekaan dari sebuah hubungan. Saya jadi kecewa dengan episode ini. Saya berharap para pemimpin Indonesia tidak akan mengorbankan hubungan bilateral, yang sudah dibangun dengan hati-hati, sampai menyebabkan masalah politik domestik melalui kecerobohan kita."