Industri kapal Makassar harus besar buat layani Indonesia Timur
Dalam kunjungan ke PT IKI, Luhut melihat ada 31 badan kapal sejak tahun 1993.
Menko Kemaritiman, Luhut Binsar Panjaitan mengatakan, industri kapal di Makassar harus diperbesar untuk melayani Indonesia bagian timur. Rencana ini diharapkan Makassar nantinya bisa jadi penyambung untuk Indonesia bagian Timur.
"Kenapa musti ke Jawa, ke Batam. Di sini (Makassar) juga bisa. Oleh karena itu industri kapalnya harus diperbesar. Untuk yang lebih kecil, bisa dibuat di Bitung, (Sulawesi Utara) sehingga maintenance semua tidak perlu ke sini (Makassar). Begitu juga di Sorong, tidak perlu kemari," kata Luhut di bandara internasional Sultan Hasanuddin, Makassar Kamis, (25/8).
Hal itu diungkapkan usai membuka raker ke 2 PT Pelindo IV dan sejumlah kunjungan kerja lainnya termasuk mengunjungi PT Industri Kapal Indonesia (IKI) di jalan Galangan Kapal sebelum bertolak ke Jakarta.
Dengan pembagian seperti ini, tambahnya, maka tol laut Presiden Joko Widodo akan jalan. Jadi tidak perlu lagi datang ke Surabaya. Karena Bitung, kata Luhut, jauh lebih dekat ke Nagoya Jepang maupun Cina dari pada dari Tanjung Priok atau dari Singapura, itu beda hampir 41 jam. Kalau 41 jam, dihitung berapa ongkos per jam untuk satu kontainer itu mahal sekali.
Dalam kunjungan ke PT IKI, Luhut melihat ada 31 badan kapal sejak tahun 1993. Kondisi itu langsung saja diputuskan untuk memanfaatkannya karena kalau lama dibiarkan nanti bisa jadi besi tua. Sebagian sudah dipakai PT Perikanan Nusantara dan sebagian lagi diambil Gubernur Sulsel
"Jangan kapal itu justru merepoti industri kapal di sini karena itu mengambil tempat," terangnya.