Ini Catatan Ahli untuk Penderita Penyakit Jantung Hingga Hipertensi Sebelum Nikmati Daging Kurban
Umumnya, tubuh bakal memberitahu jika sudah terlalu banyak mengonsumsi daging dari perasaan mual hingga muntah.
Umumnya, tubuh bakal memberitahu jika sudah terlalu banyak mengonsumsi daging dari perasaan mual hingga muntah.
-
Kenapa makan daging kambing bisa dikaitkan dengan munculnya hipertensi? Konsumsi daging kambing kerap dikaitkan dengan munculnya tekanan darah tinggi pada seseorang. Pada dasarnya, konsumsi daging kambing tidak secara langsung meningkatkan tekanan darah. Faktor memasak serta garam berlebih bisa jadi penyebab masalah ini.
-
Apa tanda-tanda hipertensi yang bisa muncul setelah makan daging kambing? Konsumsi daging kambing kerap dikaitkan dengan munculnya tekanan darah tinggi pada seseorang. Pada dasarnya, konsumsi daging kambing tidak secara langsung meningkatkan tekanan darah. Faktor memasak serta garam berlebih bisa jadi penyebab masalah ini.
-
Bagaimana cara agar hipertensi yang muncul setelah makan daging kambing tidak semakin parah? Pastikan untuk mengenali tanda adanya masalah tekanan darah tinggi ini untuk mencegah masalah semakin memburuk.
-
Kapan hipertensi muncul setelah makan daging kambing? Konsumsi daging kambing kerap dikaitkan dengan munculnya tekanan darah tinggi pada seseorang.
-
Kenapa makan daging kambing berlebihan bisa meningkatkan risiko penyakit jantung? Kolesterol adalah suatu zat yang diperlukan oleh tubuh untuk mempertahankan kesehatan jaringan. Namun, kolesterol yang berlebihan dapat mengumpul di dinding arteri dan meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke. Daging kambing mengandung lemak yang tinggi, sehingga konsumsi berlebihan dapat meningkatkan kolesterol total dan LDL.
-
Apa yang menyebabkan hipertensi, bukan daging kambing? Penyebab hipertensiAdapun yang dapat meningkatkan risiko hipertensi adalah penambahan bumbu dalam daging yang dimasak yang tinggi natrium dengan takaran yang banyak. Misalnya garam dapur, kecap atau bumbu penyebab.
Ini Catatan Ahli untuk Penderita Penyakit Jantung Hingga Hipertensi Sebelum Nikmati Daging Kurban
Hari Raya Iduladha tentunya identik dengan dunia perdagingan. Suatu momen dimana pelbagai lapisan masyarakat bisa menikmati hewan kurban berupa kambing, domba, bahkan sapi.
Hanya saja, di momen yang hanya datang setahun sekali ini tidak jarang banyak orang suka kalap konsumsi daging hewan kurban. Alhasil mereka acap kali mengeluhkan efek samping yang dikarenakan makan-makanan hewani itu.
Ahli Gizi, Ati Nirwanawati mengungkapkan, sejati semua orang sah-sah saja mengonsumsi daging hewan kurban dengan catatan ada tarafnya dalam porsi makan. Bahkan termasuk orang yang memiliki riwayat penyakit seperti hipertensi, jantung, diabetes dan lain sebagainya.
"Kan kita makan 3 kali sehari, nah setiap makan itu saya sarankan untuk konsumsi makan seimbang. Makanan seimbang itu terdiri dari karbohidrat, protein hewani, nabati, sayur, buah. Otomatis setiap kita makan memerlukan protein hewani, kira-kira beratnya 50-75 gram sekali makan," ujat Ati saat dihubungi merdeka.com, Senin (17/6).
- Tekanan Darah Tetap Tinggi Meski Pasien Hipertensi Rutin Mengonsumsi Obat, Ini Solusinya
- Kisah Penderita Jantung Koroner Hidup Segar Bugar tanpa Obat, Kini Jadi Petani Anggur di Desa
- Rentan Terjadi Tanpa Disadari, Kenali Ciri dan Penanganan Hipertensi Tersembunyi Menurut Dokter Penyakit Dalam
- Penyebab Hipertensi pada Anak yang Perlu Diwaspadai, Begini Cara Mengatasinya
Kandungan protein memang tidak selalu melulu pada daging hewan saja. Beberapa makanan yang memiliki protein seperti pada telur atau daging ayam juga jadi alternatif lain.
Ati menerangkan, manfaat mengonsumsi daging hewan untuk memenuhi kebutuhan protein yang sangat diperlukan. Tujuannya untuk mendukung pertumbuhan sel dan memperkuat pertahanan tubuh
Hanya saja dalam momen Iduladha, acap kali orang-orang salah kaprah dimana memakan daging hewan kurban dianggap sebagai pantangan.
Padahal yang jadi masalah adalah mengonsumsi daging secara terus menerus. Sehingga mengabaikan makan-makanan yang berimbang.
"Kadang-kadang mereka suka salah kaprah, 'ini enggak boleh..enggak boleh'. Padahal saya sebagai ahli gizi menyarankan kalau setipa kali makan, Manusia harus makan-makan yang seimbang, porsinya yang perlu dipertimbangkan," imbuhnya.
"Jadi maksud penyeimbang itu harus sayur, nah jenis sayur macem-macem, ada timun, acar. Acar itu kan sudah lengkap, ada timun, nanas, cabe, bawang. Itu juga merupakan sayur konsumsi berbarengan dengan sate dan gulai itu sudah cukup," jelas Ati.
Mengonsumsi daging memang perlu, bahkan disarankan. Namun, Ati mengingatkan,bila sudah makan daging secara berlebih, tentu tubuh juga akan memberikan sinyal agar berhenti. Umumnya, tubuh bakal memberitahu dari perasaan mual hingga muntah.
"Tubuh itu otomatis kok, Allah membuat tubuh itu sangat bagus sekali. Kalau dia sudah melebihi kebutuhan kita biasanya pusing, mual, enek otomatis kadang-kadang muntah," tutupnya.