Ini kesadisan senior Dimas Dikita Handoko di STIP
Korban Dimas dipukul di perut, dada dan ulu hati, ditendang di perut, kaki dan digampar di pipi.
Kasus tewasnya taruna Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Marunda, Cilincing, Jakarta Utara, Dimas Dikita Handoko (19) rupanya hanya dipicu masalah sepele. Dimas yang merupakan taruna tingkat pertama sekolah pelayaran tersebut dinilai tidak kompak serta tak respek jika berhadapan dengan para seniornya.
Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Utara AKBP Daddy Hartadi mengungkapkan, para pelaku mengaku ditegur oleh taruna semester IV yang menyebut bahwa korban tidak respek dan tidak kompak.
"Selanjutnya para korban dipanggil ke tempat kos pelaku Angga. Di mana rumah kos tersebut kerap dipakai para pelaku berkumpul," jelas Daddy di Mapolres Metro Jakarta Utara, Sabtu (26/4).
Daddy mengatakan, rumah kos tersebut mempunyai dua lantai di mana pelaku Angga menyewa di lantai bagian atas. Di lantai dua sendiri, terdapat tiga ruangan.
"Lantai bawah itu dihuni pemilik kos. Di lantai dua disewa pelaku Angga, di lantai dua ada kamar mandi, ruang tengah dan satu ruangan yang lumayan besar. Kasur ditaruh di ruang tengah," jelas Daddy.
Daddy melanjutkan, awalnya para pelaku meminta 14 taruna tingkat 1 termasuk Dimas untuk datang ke rumah kos tersebut. "Tapi yang datang cuma tujuh orang termasuk Dimas. Dimas sendiri datangnya paling terakhir. Makanya dia masih memakai seragam," ucap Daddy.
Awalnya, para pelaku menceramahi korban. Kemudian secara bergiliran ke tujuh korban diminta memasuki satu ruangan yang cukup besar yang ada di rumah kos tersebut.
"Di ruangan itu korban dipukuli di perut, dada dan ulu hati. Terus juga ditendang di perut, kakinya sama digampari pipinya," ungkap Daddy.
Namun, sambung Daddy, korban Dimas yang saat itu dipukuli oleh pelaku Angga, Fachry, dan Adnan sudah mengerang kesakitan. "Tapi oleh tersangka Fach dan And tetap dipukuli, ditendang juga digampar sampai jatuh," jelas Daddy.
Tak kuat menerima penyiksaan, tubuh Dimas pun lunglai hingga tak sadarkan diri. Panik, para pelaku pun kemudian memberikan minyak angin di bagian lubang hidung Dimas agar siuman.
"Wajah korban juga diciprat-cipratkan air dengan memakai gayung plastik namun korban tetap tak sadarkan diri hingga akhirnya meninggal dunia," tandas Daddy.