Ini penjelasan Istana, Jokowi tak hadiri pelantikan Kepala BNN
Padahal, Kepala BNN dan Kepala BNPB (dilantik presiden) memiliki kedudukan yang sama.
Berdasarkan Keputusan Presiden, Komjen Budi Waseso dimutasi jabatannya dari Kepala Bareskrim menjadi Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN). Tetapi, pelantikan Budi Waseso menjadi kepala BNN tidak dilakukan secara langsung oleh presiden, melainkan Kapolri Badroddin Haiti.
Absennya Presiden Jokowi untuk melantik Budi Waseso membuat tanda tanya sebagian kalangan. Padahal, Kepala BNN dan Kepala BNPB (dilantik presiden) memiliki kedudukan yang sama. Namun pihak Istana menjelaskan bila Presiden Jokowi tidak mempunyai keharusan untuk melantik kepala lembaga seperti BNN.
"Memang itu kan dinyatakan pengangkatan dan pemberhentian (Budi Waseso sebagai Kepala BNN) oleh Presiden. Sebenarnya kepala badan yang lain juga begitu. BKKBN juga begitu, tetapi ini di dalam Perpres tidak ada kewajiban dilantik Presiden," kilah Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno di Istana Kepresidenan, Selasa, (8/9).
Berdasarkan Pasal 62 Peraturan Presiden Nomor 23 Tahun 2010 tentang BNN pada ayat 1 disebut, Kepala BNN diangkat dan diberhentikan oleh Presiden. Dan dalam ayat kedua disebutkan bahwa tata cara pengangkatan dan pemberhentian Kepala BNN dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Karena telah diatur dalam undang-undang, dan tidak ada aturan yang menyebut bahwa pelantikan kepala BNN harus dilakukan oleh Presiden, maka menurut Pratikno pelantikan badan-badan negara seperti BNN dan BKKBN bisa dilakukan oleh menteri atas mandat dari Presiden.
"Jadi presiden bisa melimpahkan, jadi badan-badan lain seperti. BKKBN bisa dilimpahkan ke Menkes. Begitu juga dengan BNN dilimpahkan ke Kapolri. Karena apa? BNN bertanggung ke Presiden di bawah koordinasi Kapolri," jelas Pratikno.
Seperti diketahui, Komjen Budi Waseso dilantik sebagai Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN). Pelantikan mantan Kepala Bareskrim Polri ini semestinya dilakukan oleh Presiden Joko Widodo. Namun, Jokowi memilih tidak melantik Budi Waseso dan memberi mandat kepada Kapolri Jenderal Badrodin Haiti.
Baca juga:
Ini alasan Presiden Jokowi copot Syamsul Maarif dari Kepala BNPB
Tiru SBY, pemerintahan Jokowi buka wacana lebur BUMN
Jokowi kurban seekor sapi 800 Kg di Masjid Al Akbar Surabaya
PDIP curigai politik dua kaki PAN
-
Siapa yang bertemu dengan Prabowo dan Anies Baswedan? Susi Pudjiastuti mencuri perhatian publik setelah melakukan pertemuan dengan Prabowo dan Anies Baswedan.
-
Mengapa Budi Waseso berpendapat Pramuka penting? Pasalnya, kata dia, kegiatan Pramuka sudah ada dari zaman kemerdekaan Indonesia. "Kalau kita bicara Pramuka jangan hanya sekarang. Artinya, itu harus berawal dari sejarah. Dari zaman kemerdekaan, sebelum kemerdakaan Pramuka itu sudah aktif dan sudah ada. Dulu namanya pandu-pandu disatukan jadi Pramuka.
-
Bagaimana prajurit TNI ini bertemu dengan calon istrinya? Lebih lanjut ia menceritakan bahwa awal perkenalan keduanya bermula dari media sosial. Menariknya selama berpacaran 3 tahun mereka hanya bertemu satu kali saja di kehidupan nyata.
-
Siapa Jenderal TNI yang pernah menjabat KSAD, Panglima ABRI, dan Menhan Indonesia dalam waktu yang bersamaan? Tokoh militer TNI-AD asal Jambi ini merupakan satu-satunya Jenderal yang menjabat KSAD, Panglima ABRI, dan Menhan Indonesia dalam waktu yang bersamaan. Edi Sudrajat, mungkin bagi banyak orang tidak mengetahui siapa sosok dibaliknya.
-
Siapa yang menjadi Panglima TNI saat Jenderal Surono berjuang bersama Barisan Keamanan Raktay (BKR)? Saat Indonesia merdeka, Surono dan kawan-kawannya bergabung dengan Barisan Keamanan Raktay (BKR) di Banyumas. Di sinilah Surono selalu mendampingi Soedirman yang kelak menjadi Panglima TNI.
-
Mengapa Susi Pudjiastuti bertemu dengan Prabowo dan Anies Baswedan? Meski capres telah diumumkan, hingga kini bakal cawapres belum terlihat hilalnya. Justru Susi Pudjiastuti mencuri perhatian publik setelah bertemu dengan dua tokoh besar Prabowo dan Anies Baswedan.