Ini pesan terakhir terpidana mati Andrew Chan pada sahabat
Maureen dan Tedy menceritakan masa-masa indah selama dua terpidana mati itu hidup.
Andrew Chan menemui ajal di pelatuk sang eksekutor dinihari tadi di Nusakambangan. Meski sudah tidak ada lagi, namun masih ada kenangan yang membekas di hati para sahabatnya.
Maureen dan Tedy adalah sahabat Andrew Chan dan Myuran Sukumaran di Gereja Krobokan Bali. Keduanya mendatangi Rumah Duka Abadi, Grogol untuk melihat jenazah kedua sahabatnya itu. Mereka menceritakan masa-masa indah selama dua terpidana mati itu hidup.
Menurut keduanya, Andrew Chan merupakan sosok yang rendah hati serta memiliki semangat hidup meski usianya harus ditentukan oleh tim regu tembak. Bahkan, kata Teddy, di sisa-sisa jelang eksekusinya, Andrew Chan sama sekali tidak menunjukan wajah sedih.
"Malah dia (Andrew Chan) yang selalu kasih semangat ke kita. Dia menitip pesan kepada kami sebelum dipindahkan ke Cipinang. Katanya jangan takut dengan mereka yang membunuh tubuh, tapi takutlah dengan yang membunuh jiwa," ujar Tedy kepada awak media.
Hal yang sama juga diakui Maureen. Menurutnya, Andrew Chan adalah sosok yang periang dan penuh semangat. Kepada Maureen, Andrew Chan selalu tunjukan jika tidak takut mati.
"Dia menunjukan perubahan terhadap hidupnya. Dia juga tidak pernah takut mati. Dia selalu semangat dan periang. Hanya kita saja yang menangis ketika melihat dia," ujar Maureen yang mengaku sudah enam tahun bersahabat dengan Andrew Chan dan sering mengadakan kebaktian di Gereja Krobokan Bali ini.
Lanjut Maureen, ketika ia mengadakan kebaktian Gereja di Krobokan, saat itu Andrew menyanyikan lagu rohani Mujizat Itu Nyata. Kata Maureen, Andrew Chan terlihat bahagia dan suka bergaul. Lain halnya dengan Myuran yang menurutnya agak pendiam itu.
"Kalau Myuran malah pendiem. Andrew malah suka menyanyikan lagu-lagu rohani. Dia menyanyikan lagu Mujizat itu nyata. Dia terlihat bahagia," pungkas Maureen yang sangat berharap dapat melihat wajah sahabatnya itu sebelum diberangkatkan ke Austalia besok.