Ini pesawat Orion, andalan AU Korea Selatan cari AirAsia
Pesawat ini begabung dalam misi pencarian pesawat AirAsia di sekitar Selat Karimata.
Seperti halnya Australia, Korea Selatan yang bergabung dengan tim SAR Indonesia juga membawa peralatan canggih untuk menemukan pesawat AirAsia QZ8501 yang diduga tenggelam di Selat Karimata. Selain peralatan canggih, Korsel juga menerjunkan pesawat P-3C Orion KN-01 misi pencarian pesawat AirAsia di Indonesia.
Pesawat ini dikomandani Kolonel Yoon Kiheui ini memiliki kapasitas hingga 10 orang kru, yang terdiri dari 2 pilot, dan 8 kru. Dalam misi pencarian di Indonesia, Korsel menerjunkan komandan misi dan seorang observer sekaligus penerjemah Mayor Pnb Trinanda Hasan dari Skadron Udara 2 Halim.
Berangkat pagi hari pada hari kelima pencarian, Kamis (1/1), pesawat intai maritim anti-kapal selam milik AU Korsel ini membantu melokalisir badan utama pesawat Airbus yang hilang. Untuk bisa mendeteksi keberadaan bangkai bangkai AirAsia, pesawat ini dilengkapi Radar, MAD (Magnetic Anomaly Detection), ESM (Electronic Support Measures), dan IRDS (Infra Red Detection System).
Pesawat buatan Lockheed Martin memiliki kecepatan patroli 205 knot atau 375 km per jam. Daya jelajahnya pun mencapai 3.000 Nautical Mile atau 5.490 km.
Dengan kemampuan itu, pesawat ini mampu terbang selama tujuh jam sebelum kembali ke Lanud Halim Perdanakusuma untuk mengisi bahan bakar. Dari informasi awak kapal, sejauh ini mereka belum berhasil menemukan jejak serpihan, korban maupun badan pesawat AirAsia yang hilang.
Pesawat andalan Korsel ini akan melanjutkan misinya esok dengan mengikutkan personel TNI AU untuk mempermudah komunikasi serta koordinasi.
"Persahabatan diuji dalam masa krisis, karena itu kehadiran Satgas P-3C Orion Korsel melibatkan personel TNI AU ini yang selama sebulan akan mendukung kegiatan SAR pesawat Airbus 320 AirAsia yang jatuh di selat Karimata adalah bukti eratnya hubungan kedua negara. Semoga bantuan dari pesawat negara sahabat Korsel dapat mempercepat upaya penemuan dan evakuasi korban dari tragedi Air Asia ini," harap Kepala Dinas Penerangan Angkatan Udara, Marsekal Pertama TNI Hadi Tjahjanto dalam keterangan persnya di Jakarta, Jumat (2/1).
Baca juga:
AirAsia QZ8501 kemungkinan sempat mendarat selamat di air
Pesan Sumamik Saerah ke keluarga sebelum naik AirAsia yang jatuh
Tim SAR kembali evakuasi 2 jenazah dan puing AirAsia
Tiga kapal dikerahkan fokus cari badan pesawat AirAsia
Evakuasi AirAsia hari ini, Basarnas tetapkan lokasi prioritas
-
Kapan AirAsia QZ8501 jatuh? Pada 28 Desember 2014, pesawat AirAsia QZ8501 lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta menuju Singapura.
-
Kenapa AirAsia QZ8501 jatuh di Selat Karimata? AirAsia QZ8501 jatuh di Selat Karimata pada 28 Desember 2014 karena penyebab utamanya adalah kesalahan dalam manajemen penerbangan.
-
Bagaimana kondisi cuaca saat AirAsia QZ8501 jatuh? Kondisi cuaca yang buruk, termasuk awan tebal dan hujan deras, menjadi faktor yang sangat memengaruhi kejadian tersebut.
-
Apa yang menjadi penyebab jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501? Selain kesalahan dalam manajemen penerbangan, kurangnya pemahaman awak pesawat terhadap sistem kontrol penerbangan juga menjadi penyebab jatuhnya pesawat.
-
Dimana pesawat AirAsia QZ8501 jatuh? Pada 30 Desember 2014, badan pesawat dan puing-puing lainnya ditemukan di dasar laut Selat Karimata.
-
Kapan pesawat Thai Airways 311 jatuh? Pesawat ini melakukan penerbangan pertamanya pada 2 Oktober 1987. Awalnya beroperasi dalam maskapai Kanada Wardair dengan registrasi C-FGWD, Wardair lalu diakuisisi oleh Canadian Airlines International pada tahun 1989 dan operasi mereka terkonsolidasi dan terintegrasi di bawah panji Canadian Airlines.