Ini postingan Asma Dewi yang disebut polisi sebagai ujaran kebencian
Kuasa hukum Asma Dewi, Djuju Purwantoro merasa heran atas kasus yang menimpa kliennya. Djuju menilai pihak kepolisian hanya mencari-cari kesalahan Asma Dewi. Sebab, postingan kliennya yang diduga ujaran kebencian terjadi pada tahun 2016.
Kuasa hukum Asma Dewi, Djuju Purwantoro merasa heran atas kasus yang menimpa kliennya. Djuju menilai pihak kepolisian hanya mencari-cari kesalahan Asma Dewi. Sebab, postingan kliennya yang diduga ujaran kebencian terjadi pada tahun 2016.
"Ada tiga postingan, rata-rata tahun 2016, sudah lama sekali," ujarnya di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, Kamis (14/9).
Dalam hal ini, Djuju menjelaskan kalau postingan pertama yakni tentang maraknya kasus virus campak.
"Pertama, pernah dengan vaksin virus campak rubela dari China. Dia katakan ya itulah kalau vaksin atau virus dari China, hanya China itu saja yang dipersoalkan. China siapa? Orang golongan kelompok? Ya negara China bukan dari India bukan dari Thailand," katanya.
Kedua, kata Djuju, postingan Asma Dewi muncul ketika Mentan Pertanian Amran Sulaiman menyebutkan akan mahalnya daging di pasaran.
"Pernah dengar Mentan katakan harga daging mahal kalau merasa mahal makan jeroan saja pernah dengar? Yang nyatakan bukan Bu Asma, tapi Mentan, kok masyarakat makan jeroan kenapa enggak menterinya makan jeroan," katanya.
"Ketiga, ada tulisan Sansekerta, postingnya negara Singapura diajarkan Sansekerta. Kenapa di Indonesia diajarkan bahasa Cina, Cina lagi," pungkasnya.