Ini skenario pemerintah evakuasi korban kabut asap
Skenario tersebut merupakan intisari dari pertemuan Menko Polhukam dan Wakil Presiden.
Menko Polhukam Luhut Panjaitan menyampaikan bahwa pemerintah sedang menyiapkan beberapa skenario untuk mengevakuasi masyarakat yang menjadi korban kabut asap. Untuk proses evakuasi, kata dia, kapal perang akan dikerahkan jika evakuasi di tempat penampungan sudah tak memungkinkan.
"Kalau shelter-shelter ini nanti tidak bisa, maka tahap berikutnya kita pindahkan ke kota yang dimana cuacanya lebih bagus. Kalau gagal lagi, kapal perang sudah siap untuk menampung mereka, bayi-bayi terutama untuk tadi mendapat shelter yang bagus. Sekaligus TNI sudah menyiapkan kapal rumah sakitnya. Standar di daerah kalimantan dan Sumatera," kata Luhut di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Senin (26/10).
Saat ini, kata Luhut, evakuasi masyarakat masih sebatas dilakukan di shelter yang berada di dalam kota. Mahasiswa kedokteran disiagakan di tiap shelter tersebut.
"Kita masih evakuasi di kota, Ya di shelter tadi ada mahasiswa kedokteran ikut dilibatkan oleh Kementerian Pendidikan," paparnya.
Dalam shelter tersebut, lanjut dia, pemerintah telah menyiapkan 10 ribu alat penjernih udara dan air. Hal tersebut merupakan instruksi langsung dari Wakil Presiden Jusuf Kalla.
"Tadi arahan Wapres juga, kita siapkan 10 ribu alat itu. Kita coba terus berikan dan dari arahan Wapres juga kita minta yang kebunnya ada itu terlibat, jangan pemerintah saja yang beli. Karena mereka juga salah satu penyebab kejadian ini. Itu sudah masuk di lokasi," ujarnya.
Selain itu, mantan Kepala Staf Kepresidenan ini menegaskan pemerintah tengah menindaklanjuti proses hukum terhadap sejumlah perusahaan yang terlibat dalam pembakaran hutan.
"Itu semua jalan, jadi semua paralel semua jalan. Dari masalah hukum, Kapolri menjalankan tugasnya untuk mulai mengidentifikasi mentersangkakan maupun nanti pada tingkat menahannya," tandasnya.