Ini sosok Dita beserta istri terduga pelaku bom Surabaya
Ini sosok Dita beserta istri terduga pelaku bom Surabaya. Dita yang sebelumnya dikenal sebagai sosok santun dan ramah pada warga. Dita yang sebelumnya dikenal sebagai sosok santun dan ramah pada warga itu menjadi pelaku pengeboman. Dilihat dari cara berpakaiannya biasa dan tidak ada yang menyangka bila Dita pelaku bom.
Setelah seranga bom Surabaya yang menggemparkan seluruh Indonesia, pihak kepolisian langsung bertindak cepat. Salah satunya adalah dengan meminta rekaman kamera pengintai CCTV di rumah makan Bebek Alas Daun yang terletak di Wonorejo Asri, Kecamatan Rungkut, Surabaya.
Sang pemilik rumah makan, Armuji mengaku sangat terkejut dengan kedatangan pihak kepolisian pada Minggu malam 13 Mei 2018.
-
Kapan Pertempuran Surabaya terjadi? Tanggal 10 November diperingati sebagai Hari Pahlawan Nasional untuk mengenang jasa-jasa para pahlawan, terutama orang-orang yang terlibat dalam peristiwa Pertempuran Surabaya pada 10 November 1945.
-
Kapan Kirab Kebo Bule di Surakarta diadakan? Surakarta memiliki tradisi pada perayaan malam 1 Suro atau bisa disebut malam tahun baru Hijriah.
-
Kapan Prabowo tiba di Sumatera Barat? Calon Presiden (Capres) nomor urut 2 Prabowo Subianto tiba di Bandara Internasional Minangkabau (BIM) Padang Pariaman pada Sabtu (9/12) pagi.
-
Kenapa Soetomo berpesan untuk dimakamkan di Surabaya? Ia ingin dimakamkan di Surabaya agar senantiasa dekat dengan masyarakat kota itu.
-
Kapan pertempuran hebat di Surabaya terjadi? Pada hari ini tepat 78 tahun yang lalu terjadi pertempuran besar di Surabaya yang menewaskan sekitar 20.000 rakyat setempat.
-
Dimana Pertempuran Surabaya terjadi? Pertempuran ini adalah perang pertama pasukan Indonesia dengan tentara asing setelah proklamasi Kemerdekaan Indonesia dan menjadi pertempuran terbesar dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia melawan kolonialisme.
Armuji sempat menanyakan alasan petugas kepolisian meminta rekaman CCTV tersebut. Petugas pun memberi tahu bahwa rekaman tersebut untuk penyelidikan keluarga yang diduga pelaku bom bunuh diri di tiga gereja di Kota Surabaya yang menewaskan 13 orang dan melukai 43 orang pada Minggu pagi.
Tiga gereja tersebut adalah Gereja GKI Jalan Diponegoro Surabaya dan Gereja Pantekosta Jalan Arjuno Surabaya serta Gereja Santa Maria Tak Bercela, Jalan Ngagel Madya Surabaya.
Lokasi rumah makan milik Armuji memang tidak jauh dengan rumah milik keluarga terduga pengebom tiga gereja yang berada di Wonorejo Asri Blok K/22A.
Satu keluarga tersebut adalah pasangan suami istri, yakni Dita Oepriarto dan Puji Kuswanti, serta empat anaknya yang terdiri dari dua laki-laki dan dua perempuan. Empat anak Dita masih bersekolah: satu masih di jenjang SMA, satu SMP, dan dua jenjang SD.
"Saya kaget dan tidak mengira kalau punya tetangga pelaku bom Surabaya," kata Armuji yang juga menjabat sebagai Ketua DPRD Surabaya ini, dilansir Antara.
Armuji pun memberikan rekaman CCTV yang ada di rumah makannya untuk mempermudah proses penyelidikan petugas kepolisian setempat. Meski tidak tiap hari ke rumah makannya, Armuji biasanya bertegur sapa dengan para tetangganya.
Ia tidak mengira Dita yang sebelumnya dikenal sebagai sosok santun dan ramah pada warga itu menjadi pelaku pengeboman. Dilihat dari cara berpakaiannya biasa dan tidak ada yang menyangka bila Dita merupakan pelaku pengeboman.
Armuji juga mengatakan Dita kerap terlihat bersama kedua anak lelakinya berboncengan naik motor menuju ke musala untuk salat berjemaah.
Meski demikian, sosok Dita yang diketahui bekerja sebagai distributor obat herbal itu diketahui tidak banyak bicara dan bersosialisasi dengan warga semenjak dua tahun terakhir. Padahal, tiga tahun lalu, terduga pemboman di Surabaya itu pernah menjadi Ketua Sub RT 2/RW 3 Kelurahan Wonorejo.
Begitu juga dengan sosok istri Dita yang tidak terlihat mencurigakan. Selain tidak memakai cadar, istri Dita jarang keluar rumah. Namun, anak-anak mereka sering keluar untuk bermain.
"Kata tetangga lainnya, sering ada tamu di rumah Dita. Namun, tetangga tidak terlalu memperhatikannya," katanya.
Dita Oeprianto pernah terdaftar dan kuliah di Fakultas Ekonomi Unair dengan NIM 049114141P. Yang bersangkutan pernah terdaftar sebagai mahasiswa Diploma 3 Program Studi Manajemen Pemasaran. Namun pimpinan Jamaah Asharu Daulah (JAD) Surabaya itu tidak menyelesaikan kuliahnya. Dita di-drop out (DO) dari fakultas lantaran nilai akademisnya jauh di bawah rata-rata. Dita hanya menempuh 47 SKS dengan IPK 1,47.
Sumber: Liputan6.com
(mdk/ega)